Mohon tunggu...
Amal Alghozali
Amal Alghozali Mohon Tunggu... -

Seorang pengusaha dan pelatih bisnis. Peraih penghargaan Outstanding Asia Pacific Entrepreneurship Award 2009 yang menggeluti bisnis pupuk organik cair berbasis bioteknologi ramah lingkungan dengan merk Agrobost ini, selain aktif memberikan pelatihan bisnis dan pemasaran, juga memiliki minat tinggi serta pengalaman praktis sebagai seorang konsultan komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wereng Coklat (Kepala Hitam) Bersarang di Senayan

8 Juni 2010   01:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:41 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wereng. Hampir semua penduduk Indonesia pernah mendengar kata-kata wereng, Wereng adalah serangga kecil yang sangat cepat berkembng biak. Sudah hampir sepuluh tahun hama wereng tidak menyerang tanaman padi. Belakangan, tepatnya dua bulan terakhir, wereng coklat kembali muncul dan membuat petani padi kita kuwalahan.

Sebenarnya Indonesia termasuk negara yang lebih dulu lolos dan mampu mengatasi hama wereng. Dulu kita mengenal istilah VUTW, varietas unggul tahan wereng, seperti padi varietas IR 64 dan lainnya. Dan hampir sepuluh tahun ini jarang terdengar hama wereng menyerang secara missal di sentra pertanian padi. Belakangan, dua bulan terakhir, hama wereng kembali muncul secara mengejutkan dan sulit dikendalikan

Yang bahaya dari wereng sebenarnya adalah kencingnya. Kencing wereng mengandung virus, dan mengakibatkan tanaman padi seperti terbakar. Akibatnya, produksi gabah akan merosot tajam, dan bahkan bisa puso.

Artikel ini sebenarnya ingin menganalogkan "dana aspirasi" yang diusulkan oleh para anggota DPR sebesar 15 milyar rupiah untuk masing-masing daerah pemilihan. Karena yang mengusulkan adalah orang-orang "pandai", segala alasan pembenaran juga dilampirkan.

Belakangan, diantara fraksi-fraksi di DPR yang semula juga senang dengan rencana pengalokasian anggaran itu, seperti "lari setelan", dari kesepakatan internal mereka. Mengapa?, karena para anggota dewan itu terkejut dengan kerasnya penolakan masyarakat. Tiba-tiba saja ada anggota DPR yang mengumumkan, bahwa fraksinya sejak semula tidak setuju dengan ide itu. Ada juga anggota lain yang mengatakan, setuju tetapi ubah dulu aturannya, dan sebagainya. Kelompok yang berubah pikiran ini sebenarnya hanya ingin terkesan tidak ikut menjarah saja.

Yang ingin kita kritisi dari "kelakuan" para anggota DPR ini adalah, cara berpikir, cara bersikap dan cara mereka membuat langkah-langkah politik anggaran. Anak kecilpun tahu bahwa dibalik gagasan itu mengandung syahwat politik lima tahunan, menghadapi pemilu 2014. Dibalik itu semua ada hasrat memperoleh uang untuk kepentingan pribadi dan kepentingan politik tanpa harus bekerja, apalagi berkeringat seperti kebanyakan orang.

Tanpa terasa oleh kita, DPR RI periode sekarang yang belum berumur setahun, sudah menghabiskan anggaran lebih dari 10 trilyun . Jika ide mereka minta anggaran 15 milyar per orang atau per daerah pemilihan direalisasikan, maka habislah uang APBN. Lalu untuk anggaran pembangunan, termasuk memperbaiki sector pertanian kebagian apa?

Rasanya tidak berlebihan jika saya menganalogkkan wereng coklat yang kini menyerang padi di sawah, masih kalah dengan wereng kepala hitam yang bermarkas di senayan.

Salam, Amal Alghozali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun