Mohon tunggu...
Amal Alghozali
Amal Alghozali Mohon Tunggu... -

Seorang pengusaha dan pelatih bisnis. Peraih penghargaan Outstanding Asia Pacific Entrepreneurship Award 2009 yang menggeluti bisnis pupuk organik cair berbasis bioteknologi ramah lingkungan dengan merk Agrobost ini, selain aktif memberikan pelatihan bisnis dan pemasaran, juga memiliki minat tinggi serta pengalaman praktis sebagai seorang konsultan komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

The Power of Question

16 April 2010   10:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:46 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_119893" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Saya menyempatkan menulis artikel pendek ini sambil bersembunyi di sudut ruangan aula The Westin Hotel Nusa Dua, Bali. Sebenarnya ada semacam komitmen antara kami para peserta seminarnya Anthony Robbins untuk tetap fokus dan terlibat aktif mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dalam seminar ini. Tapi pikiran saya sejak pagi terusik. Mengapa kebanyakan orang hanya mengeluh?. Mereka sering bertanya mengapa bisnisnya bangkrut?. Mengapa pasangannya atau bakan dirinya kurang bergairah di ranjang?Mengapa  Mengapa ? Mengapa dan banyak hal lain lagi. Ternyata menurut Anthony Robbins, kesalahan mendasarnya adalah pada pertanyaannya dan caranya bertanya. Ternyata tidak semua orang mampu memformulasikan pertanyaan dengan benar. Akibatnya, mereka tidak menemukan jalan keluar dan jawaban yang benar untuk mengubah kehidupannya. Jika Anda ingin mengubah hidup Anda, salah satu hal penting adalah belajar bertanya. Tanyakanlah kepada diri Anda tentang hal-hal yang Anda anggap sangat penting. Tapi ingat, bertanyalah dengan benar agar mendapatkan jawaban yang benar. Misalnya, Anda janga menggunakan kalimat bertanya model seperti berikut ini : Mengapai bisnis saya bangkrut? Mengapa anak saya tidak mau diatur? Mengapa saya tidak diterima di lingkungan sosial saya? Mengapa kemampuan sex saya lemah? Dan banyak lagi contoh pertanyaan yang salah. Setelah Anda membaca artikel ini, mulailah mencoba mengubah pertanyaan Anda kepada diri Anda sendiri. Gunakanlah kalimat-kalimat positif sebagai dasar pertanyaan. Sebagai contoh : Apa yang harus saya lakukan agar bisnis saya cepat berkembang ? Siapa yang harus saya ajak kerjasama agar jaringan distribusi produk saya kuat? Atau jika Anda merasakan ada problem tentang gairah dan daya tahan sex, cobalah bertanya, Latihan apa yang harus saya lakukan? Makanan apa yang harus saya hidari? Atau pertanyaan lain yang bisa membuat anda lebih bergairah. Mengapa pertanyaan menjadi penting? Ya pertanyaan amat sangat penting. Sebab setiap pertanyaan membawa emosi. Dan emosi menjadi  energi atau power. Jika pertanyaan Anda negatif, misalnya mengapa bisnis Anda bangkrut, maka energi negatif dan segala hal yang negatif akan bersama Anda. Jika Anda menggunakan pertanyaan yang positif, misalnya, Siapa pengusaha sukses dibidang bisnis yang Anda geluti yang bisa diajak bekerjasama? Atau Apa yang harus dilakukan agar omzet penjualan meningkat? Maka secara otomatis energi positif akan menyelimuti Anda. Mendadak Anda menjadi bergairah, bersemangat dan muncul ide-ide baru yang kelak menjadi terobosan bagi langkah Anda. Jadi mulai sekarang, ubahlah pertanyaan Anda. Sebab kualitas pertanyaan akan mempengaruhi kualitas jawaban. Kualitas jawaban akan mempengaruhi kualitas komunikasi. Kualitas Komunikasi akan menentukan kualitas kehidupan. Inilah yang disebut The Power of Question. Salam hangat dari Bali, Amal Alghozali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun