Aku bisa melihat matanya
Tapi aku tau bukan aku yang ingin dia lihat saat membuka mata
Aku bisa melihat hidungnya
Tapi bukan keharuman cintaku yang dya harapkan
Aku bisa melihat telinganya
Tapi bukan ucapan kasihku yang ingin dia dengar
Aku bisa melihat senyumnya
Tapi bukan bahagia karenaku melainkan senyum karena dia bisa bersama dambaan hatinya
Aku sangat jelas melihat kulitnya
Tapi bukan tanganku yang menggenggam halus tanganya
Aku mulai tau mimpinya
, tinggi menjangkau semesta.
Dan dari itu aku memutuskan membiarkanya bahagia menentukan pilihanya.
Aku hanyalah sebuah rindu, aku hanyalah si bodoh pemuja, bukan egoisku menginginkanya, bahagianya tak mungkin ada pada wajah kusam tak berisi ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI