Mohon tunggu...
Nawawi
Nawawi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Undip

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tawanan

24 Januari 2012   18:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:29 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku bercerita lewat air mata
Tentang apa yang di dengar absurd
Coba jelaskan suara pecahan itu?
Pecahan yang kudengar nyaring di kala sunyi

Aku bernyanyi dengan sumpah
Tentang apa yang kurasa jernih
Coba jelaskan kapan perjalanan ini sampai?
Jalanan yang semakin berliku dan menanjak

Aku berkata bagaikan pemutar kaset
Tentang apa yang ku ingin dapatkan
Coba jelaskan mengapa hujan tak kunjung henti?
Derasnya semakin sukar kurenungi

Aku diam bagaikan karang
Tentang apa yang ingin kumiliki
Coba jelaskan mengapa ombak terlambat datang?
Tarian air yang semakin menjauh

Aku membaca puisi di tengah hutan
Tentang apa yang ingin ku sejukan
Coba jelaskan mengapa burung tak bersiul pagi itu?
Cicitcuitnya menyegarkan tubuh yang lemah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun