Mohon tunggu...
Amalia Anggraini
Amalia Anggraini Mohon Tunggu... -

mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Belajar Sejarah

20 Januari 2016   09:31 Diperbarui: 20 Januari 2016   10:18 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada awal tahun 2016 ini Indonesia dikagetkan dengan peristiwa terorisme yang terjadi di Jakarta. Serangan teroris di Sarinah tersebut memang tidak sebesar serangan teroris yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, selain itu polisi juga mampu melumpuhkan teroris dengan cepat. Meskipun demikian, serangan teroris tersebut mengindikasikan bahwa tunas-tunas terorisme masih terus tumbuh di Indonesia. Teror tersebut diduga didalangi oleh Bahrun Naim, warga negara Indonesia yang diduga bergabung dengan ISIS di Suriah.

Kelompok-kelompok radikal memang selalu menawarkan iming-iming berupa penetapan syariat Islam di Indonesia untuk menciptakan negara yang ideal, meskipun dengan jalan pemaksaan dan kekerasan. Meskipun terlihat menggiurkan akan tetapi perlu dikritisi, apakah opsi tersebut sesuai dengan kehidupan berbangsa dan bernegara kita? Banyak orang tertarik dan tanpa berpikir panjang bergabung dengan kelompok radikal tersebut, dan biasanya mereka yang tertarik bergabung adalah orang-orang yang kurang dalam memahami agama ataupun orang-orang yang terlalu tekstual dalam memahami ajaran agama.

Namun sebagaimana yang kita ketahui, agama Islam adalah agama yang rahmatan lil Alamin (rahmat bagi alam semesta). Dalam Islam pun diajarkan untuk menjaga hubungan baik dengan sesama manusia (hablun min annas), yang artinya Islam mengajarkan nilai-nilai humanisme. Dan yang perlu kita sadari lagi jika bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku dan agama. Oleh karena itu sudah sepatutnya jika umat Islam selain menjaga hubungan baik dengan sesama umat Islam, juga menjaga hubungan baik dengan sesama bangsa Indonesia maupun antar manusia di dunia ini.

Dari pengakuan para tetangga yang pernah hidup berdampingan dengan para teroris pun, biasanya mengaku jika mereka adalah pribadi yang tertutup dan enggan bersosialisasi dengan warga sekitar. Lalu jika dipikir kembali apakah ada nilai-nilai humanisme dalam terorisme? Seyogyanya yang diajarkan oleh Islam adalah nilai-nilai humanisme, jadi dapat disimpulkan jika terorisme menyimpang dari ajaran agama Islam. Hal ini karena Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan.

Sebagai umat Islam yang hidup di bumi Indonesia, kita perlu mengetahui bagaimana Islam dapat berkembang begitu pesat di bumi pertiwi ini. Hal ini perlu agar kita tidak kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia dan mudah tergiur oleh ajakan kelompok-kelompok radikal. Dan sebagaimana yang kita ketahui jika Islam di Indonesia disebarkan secara damai oleh para saudagar dari Gujarat, Arab, maupun Persia. Yang setelah itu persebaran Islam di Indonesia dilanjutkan oleh Wali Sanga. Syiar Islam pun dilaksanakan melalui pendidikan, perkawinan, maupun kesenian.

Dengan jalan itu pun lahir budaya-budaya yang merupakan akulturasi dari budaya setempat dengan budaya Islam. Namun itulah yang menjadi ciri tersendiri dan menandakan jika agama Islam tidaklah kaku. Salah satu contohnya yang dapat kita lihat adalah perpaduan budaya Hindhu dan Islam di daerah Kudus, Jawa Tengah. Jika pada umumnya umat Islam menyembelih sapi ketika merayakan Idul Adha, maka demi menghormati penganut Hindhu Sunan Kudus melarang menyembelih sapi dan menggantinya dengan kerbau. Hal ini karena sapi merupakan hewan yang disucikan oleh umat Hindhu. Selain budaya tak benda, ada pula menara yang merupakan perpaduan arsitektur Hindhu dan Islam.

Contoh tersebut mengindikasikan jika ulama-ulama terdahulu menerapkan win-win solution dalam menyebarkan agama Islam, sehingga kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan. Selain itu, hal ini akan menciptakan kehidupan yang penuh dengan toleransi yang membawa perdamaian. Dengan mempelajari sejarah, selain untuk mengetahui masa lalu juga diharapkan kita mampu mempelajari nilai-nilai yang diajarkan oleh para pendahulu kita dahulu. Inilah mengapa sangat penting untuk memelajari sejarah, meminjam perkataan Bung Karno, Jas Merah, jangan melupakan sejarah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun