Mohon tunggu...
Amalia Anggraini
Amalia Anggraini Mohon Tunggu... -

mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Mahasiswa Baru Harus Memilih

12 September 2014   06:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:55 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi mahasiswa tentu diidam-idamkan oleh para siswa. Namun untuk “mengubah” status dari siswa menjadi mahasiswa tentu bukanlah hal yang mudah. Harus mengikuti berbagai macam tes, mulai dari tes SBMPTN, UMPTN, atau bahkan ada yang harus sampai mengikuti tes wawancara dan kesehatan tergantung universitas dan jurusan yang dipilih. Mungkin yang beruntung jika berhasil “mengubah” status hanya dengan mengikuti SNMPTN, pasti sangat menyenangkan karena tak harus bersusah payah  mengikuti berbagai macam tes.

Namun keberhasilan “mengubah” status itu bukanlah akhir dari segalanya, justru itulah awal perjuangan yang lebih berat yang akan ditempuh. Awal kisah menjadi mahasiswa pastilah mengikuti kegiatan ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus). Melalui kegiatan tersebut para mahasiswa baru akan dikenalkan bagaimana menjadi mahasiswa dan lingkungan kampus. karena pastilah sangat berbeda ketika masih berstatus pelajar. Ketika telah berstatus mahasiswa tentu dituntut untuk lebih. Lebih disiplin, lebih bertanggung jawab, lebih kreatif, dan lain-lain. Karena tak akan ada lagi yang akan selalu mengingatkan seperti ketika masih berada di bangku SMA. Mungkin ketika masih belajar di SMA, guru akan selalu mengingatkan ketika kita belum mengumpulkan tugas atau jika kita sering membolos. Namun ketika menjadi mahasiswa,jika kita lupa mengumpulkan tugas bahkan tak pernah masuk pada mata kuliah tertentu mungkin tak akan ada yang memarahi, hanya sesekali diberikan peringatan oleh dosen, lalu tahu-tahu tidak boleh mengikuti UAS dan harus mengulang.

Melalui acara ospek pula para mahasiswa baru akan memperoleh banyak pengalaman. Misalnya bertemu teman dari berbagai penjuru nusantara, atau bahkan dari luar negeri, dan bertemu senior yang galak. Biasanya mahasiswa baru juga akan dikenalkan dengan berbagai macam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) atau seperti ekstrakurikuler di SMA. Ketika pengenalan itu para senior biasanya akan unjuk kebolehan, dari paduan suara, olah raga, fotografi, hingga bela diri. Selain UKM para mahasiswa baru juga akan dikenalkan dengan berbagai ormawa (organisasi mahasiswa). Pada awalnya para mahasiswa baru pasti akan tertarik untuk mengikuti berbagai kegiatan.

Setelah itu biasanya para senior akan mempromosikan UKM atau organisasi tertentu. Memang benar banyak manfaat yang akan diperoleh ketika kita mengikuti kegiatan tersebut. Misalnya kita bergabung dengan sebuah organisasi, kita akan lebih mengetahui bagaimana cara berorganisasi dan pasti kita akan merasakan manfaatnya ketika kita telah bekerja. Atau jika kita memilih bergabung dalam UKM yang bergerak di bidang jurnalistik misalnya, kita akan mendapatkan banyak pengalaman dalam menulis yang mungkin tidak akan kita peroleh dalam kelas.

Namun kadangkala keinginan itu bertentangan dengan keinginan para dosen dan orang tua. Karena kebanyakan dosen dan para orang tua khawatir jika di awal sememter harus tertinggal. Beberapa dosen pun mengambil tindakan dengan memberikan  himbauan untuk tidak mengikuti organisasi sama sekali pada awal semester karena dikhawatirkan akan tertinggal dan harus sampai mengulang. Karena memang pada awal semester para mahasiswa baru perlu banyak beradaptasi dengan gaya belajar baru yang pasti sangat berbeda ketika masih belajar di bangku SMA.

Dari sinilah para mahasiswa baru mulai merasakan kebingungan. Di satu sisi mereka pasti menginginkan mendapatkan banyak pengalaman dari mengikuti berbagai UKM atau organisasi. Namun di sisi lain para mahasiswa baru harus mengedepankan kuliah yang jelas-jelas merupakan tujuan awal mereka, apalagi pada semester awal tersebut.

Sebagai solusinya, bagi mahasiswa baru yang merasa belum mampu membagi waktu dengan baik, boleh-boleh saja tidak mengikuti kegiatan apapun sama sekali. Namun bukan berarti selamanya seperti itu, akan lebih baik jika pada semester berikutnya mencoba mengikuti UKM atau organisasi agar mendapatkan pengalaman yang bermanfaat untuk kedepannya. Sedangkan untuk yang merasa mampu membagi waktu dengan baik silahkan saja untuk mengikuti organisasi atau UKM asalkan tidak terlalu berlebihan dan tetap menomorsatukan kuliah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun