Mohon tunggu...
Amad Sudarsih
Amad Sudarsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pengurus CLICK (Commuter Line Community of Kompasiana), Ketua RailSafer (Indonesian Railway Safety Care), Inisiator KOMPAK (Komunitas Pecinta Kereta Api), 2006-2015 fokus sbg jurnalis perkeretaapian, tiap hari naik KRL, tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Operator KRL, Berbenahlah Cepat

14 Februari 2014   20:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_295481" align="alignleft" width="1514" caption="Stiker panduan keselamatan dan palu pemecah kaca yang baru terpasang di beberapa KRL. (Dok. Pribadi)"][/caption]

Pasca Tragedi Bintaro 2 (kecelakaan lalulintas antara KRL dengan Truk Pengangkut BBM Pertamina) pada 9 Desember 2013, PT KAI Commuter Jabodetabek sempat  memasang stiker dan fasilitas keselamatan seperti palu pemecah kaca dan tabung pemadam kebakaran di kereta KRL Commuter Line.

Sebagai pengguna KRL, saya lihat selama ini petunjuk keselamatan di KRL sangat minim sekali. Stiker keselamatan yang terpasang hanyalah peringatan hati-hati terjepit pintu KRL, sedangkan petunjuk letak tombol pembuka pintu saat kondisi darurat, palu pemecah kaca dan tabung pemadam kebakaran tak tersedia sama sekali. Padahal, KRL eks Jepang ini telah dilengkapi tabung pemadam kebakaran di setiap unit keretanya, namun setiba di Indonesia dan beroperasi malah tidak dipasang pada tempatnya.

[caption id="attachment_295482" align="alignleft" width="300" caption="Tabung pemadam kebakaran harusnya tersedia di setiap kereta. (Dok.Pribadi)"]

13923825782048303623
13923825782048303623
[/caption]

Peristiwa Tragedi Bintaro 2 semestinya menjadi cambuk bagi operator KRL untuk serius melengkapi sarananya dengan petunjuk evakuasi, dan fasilitas pendukung keselamatan. Masih banyak penumpang KRL yang awam ketika dalam kondisi darurat harus berbuat apa untuk menyelamatkan diri. Banyak yang tak mengerti bagaimana membuka pintu dalam kondisi darurat, membuka jendela untuk kondisi darurat, dan bisakah penumpang menggunakan tabung pemadam kebakaran manakala terjadi kebakaran di kereta.

Operator KRL juga wajib mengedukasi perihal keselamatan kepada pengguna jasa KRL baik melalui poster, stiker dan fasilitas announcer yang terdapat di setiap rangkaian KRL. Hanya saja sayangnya, pengumuman himbauan atau panduan keselamatan melalui announcer belum dilakukan oleh operator KRL. Pemasangan stiket atau panduan keselamatan juga belum menyeluruh. Tak hanya itu, operator KRL juga harus memastikan setiap tombol pembuka pintu darurat dan jendela darurat bisa berfungsi, termasuk juga tabung pemadam kebakaran yang tersedia.

Semestinya, Operator KRL bisa mengadopsi pada operator penerbangan dalam hal aspek keselamatan yang selalu mensosialisasikan petunjuk keselamatan kepada penumpang sebelum pesawat lepas landas, bahkan selama perjalanan dan menjelang pesawat akan mendarat. Karena di KRL tidak ada Pramugari, maka sosialisasi bisa dilakukan melalui stiker yang jelas dan fasilitas announcer yang tersedia.

Jalin Komunikasi dengan Pelanggan

Salahsatu keluhan pengguna KRL yang dirasakan akhir-akhir ini selain soal kenyamanan dan keterlambatan, yaitu minimnya informasi. Sebagai contoh bila terjadi gangguan yang mengakibatkan KRL tertahan di tengah jalan atau di stasiun, semestinya hal tersebut secepatnya diinformasikan kepada penumpang. Informasi yang jelas apa yang menjadi penyebab, perkiraan waktu KRL bisa jalan kembali dan atau secepatnya memberikan alternatif lain bila KRL tak bisa melanjutkan perjalanan dalam waktu cepat. Minimnya informasi yang jelas, inilah yang bisa menjadi pemicu kemarahan penumpang sampai mengamuk. Kemarahan yang meletup lebih lagi karena kondisi kereta yang makin penuh sesak, jadwal molor dan AC yang tak berasa. Hanya saja kemarahan yang diluapkan penumpang, tentu saja jangan sampai bertindak anarkis dengan merusak KRL/Stasiun atau tindakan anarkis terhadap Kru KRL.

[caption id="attachment_295483" align="alignleft" width="300" caption="Petugas mengevakuasi penumpang KRL yang pingsan. (Dok.Pribadi)"]

13923827131907866349
13923827131907866349
[/caption]

Operator KRL saat ini memang banyak didera permasalahan berat, namun bukan berarti permasalahan dibiarkan begitu saja. Sebagai pelanggan, penumpang tetap harus mendapatkan pelayanan yang sebaik-baiknya (customer oriented), minimal sesuai Standar Pelayanan Minimum (SPM). Komunikasi dengan pelanggan mestinya juga dibangun agar mereka juga turut andil menjaga ketertiban, kenyamanan dan keselamatan Perkeretaapian. Semoga Operator KRL secepatnya berbenah memperbaiki kinerjanya dan membuat pelanggan tersenyum puas.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun