Meskipun baru akhir tahun ini akan beroperasi secara komersial, namun saat ini LRT Jakarta sudah mulai wira-wiri dari Kelapa Gading menuju Velodrome untuk fase uji operasi. Penumpang yang boleh ikut pun masih kalangan terbatas saja. Beruntung, saya pun berkesempatan ikut serta menikmati LRT Jakarta pertama kali.
Di wilayah DKI Jakarta, ada 2 proyek pembangunan LRT (light rail transit) yaitu LRT Jakarta yang dikerjakan oleh PT Jakarta Propertindo dan LRT Jabodebek Kementerian Perhubungan. Kedua proyek tersebut, yang ditargetkan selesai terlebih dahulu yaitu LRT Jakarta.Â
Progres pembangunan LRT Jakarta saat ini sudah mencapai 87%. Sarana kereta LRT nya pun sudah tiba dan langsung dilakukan pengetesan dan pengujian serta sertifikasi oleh Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Perekrutan SDM yang akan bertugas mengoperasikan LRT, memelihara LRT termasuk prasarana jalur LRT dan fasilitas operasi, pelayanan dan unit lain juga telah dilakukan.
Untuk Dipo, Desember 2018 atau paling lambat Maret 2019," jelas Allan Tandiono, Direktur Utama PT LRT Jakarta kepada penulis dan jurnalis yang ikut dalam uji operasi.
Allan menjelaskan lebih detail, bahwasanya Depo LRT Jakarta di Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading Jakarta Utara itu bisa menyimpan 196 kereta (cars). Struktur bangunan Depo dari konstruksi beton karena lantai pertama untuk bengkel, lantai kedua penyimpanan kereta, dan lantai atasnya lagi untuk stasiun.
"Kita siapkan juga pondasi untuk nantinya kalau akan ada pengembangan untuk Rusun dan pasar. Tanahnya 12 hektar namun 2 hektar berada di area bawah jaringan Sutet, jadi dengan area pembangunan hanya 10 hektar," imbuh Allan.
Gambaran Umum
LRT Jakarta fase 1 dibangun elevated (layang) dari Kelapa Gading sampai dengan Velodrome yang membentang sepanjang + 5,8 km di atas Jalan Pegangsaan Dua, Jalan Kelapa Nias, Jalan Kelapa Gading Boulevard, Jalan Kayu Putih Raya hingga Jalan Balap Sepeda. Ada 6 stasiun yang terdiri Stasiun Velodrome, Stasiun Equestrian, Stasiun Pulomas, Stasiun Boulevard Selatan, Stasiun Boulevard Utara dan Stasiun Pegangsaan Dua serta 1 Depo Pegangsaan Dua.
Namun pada uji operasi yang berlangsung sejak tanggal 15 Agustus 2018-14 September 2018, LRT tidak berhenti di setiap stasiun. Pada Stasiun Equestrian, Stasiun Pulomas, dan Stasiun Boulevard Selatan, kereta LRT berjalan langsung.Â
Penumpang yang ikut pun hanya dari kalangan terbatas, belum untuk umum. Sabar ya, karena saat ini masih dalam tahap pengujian untuk memastikan sistem berjalan dengan baik, sinkron dan safety.Â
Uji operasi merupakan tahap uji coba setelah tahapan sebelumnya yaitu pengujian baik statis maupun dinamis guna pemenuhan persyaratan sertifikasi oleh Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Operasi secara komersial direncanakan baru pada bulan Desember 2018.
"Prasarana khususnya track dan fasilitas operasi maupun sarananya sudah siap digunakan sehingga kita bisa lakukan uji operasi dari Stasiun Boulevard Utara ke Stasiun Velodrome bolak-balik. Sudah dilakukan pengujian dan sertifikasi oleh Ditjen Perkeretaapian. Untuk SDM juga sudah dilatih, diuji dan bersertifikasi," jelas Allan.
Smooth & Nyaman
Beruntung, saya pun berkesempatan untuk ikut merasakan naik LRT yang dioperasikan oleh PT LRT Jakarta. Bersama penumpang terbatas lainnya, saya pun naik dari Stasiun Velodrome.Â
Sesuai namanya, stasiun ini memang letaknya bersebelahan dengan venue Jakarta International Velodrome, terletak di atas Jalan Balap Sepeda, Rawamangun, Jakarta Timur. Stasiunnya mudah dijangkau karena berdekatan dengan Halte Bus Transjakarta Pemuda Rawamangun dan moda angkutan umum lain.
Untuk menuju peron stasiun, calon penumpang bisa menaiki anak tangga atau melalui eskalator. Fasilitas lift juga tersedia namun masih dalam proses pemasangan. Setiba di lantai dua, calon penumpang terbatas mengisi buku daftar tamu dan kemudian diberi stiker bertuliskan Uji Operasi 15 Agustus 2018-14 September 2018 untuk ditempel di baju.Â
Selanjutnya, sembari menunggu LRT tiba, telah disediakan minuman dan cemilan. Ada air mineral kemasan botol, kopi siap seduh, dan minuman dingin. Buat yang mau berselfie maupun welfie, sebuah booth dengan backdrop bergambar LRT Jakarta telah disiapkan. Setiap calon penumpang juga diberi lembar kuesioner yang akan dikumpulkan ke petugas setelah naik LRT.
Sebagai informasi, pengoperasian LRT Jakarta ini dikelola oleh PT LRT Jakarta yang merupakan anak perusahaan dari PT Jakarta Propertindo, salah satu BUMD (badan usaha milik daerah) Provinsi DKI Jakarta yang akan mengelola bisnis di bidang perkeretaapian. LRT Jakarta yang dioperasikan menggunakan rollingstock buatan Hyundai Rotem, Korea Selatan.
Tak lama menunggu, rangkaian LRT pun tiba di Stasiun Velodrome. Saya pun bergegas memasuki peron melalui e-gate yang sudah terpasang. Karena masih free, jadi belum ada tiket. Dua petugas boarding bagian pelayanan pun sudah siaga di samping e-gate untuk menyambut para calon penumpang.Â
Mayoritas anak-anak muda generasi milenial yang direkrut PT LRT Jakarta. Posisi staf operasional seperti Masinis, staf OCC (Operation Control Center), staf Perawatan Prasarana dan staf Perawatan Sarana (rollingstock) mayoritas direkrut lulusan yang fresh graduate dari STTD (Sekolah Tinggi Transportasi Darat) dan API (Akademi Perkeretaapian Indonesia).Â
Mereka, selain telah mengenyam pendidikan perkeretaapian, setelah direkrut juga diikutkan diklat dan uji sertifikasi kecakapan. Sedangkan untuk non teknis direkrut dari lulusan perguruan tinggi lain sesuai kebutuhan. Salah satu petugas pelayanan penumpang yang sempat saya ajak bincang-bincang sebentar, berlatar belakang pendidikan jurusan Pariwisata.
Setelah LRT tiba, pintu kereta terbuka dan pintu PSD juga terbuka, calon penumpang menunggu untuk memberi kesempatan kepada penumpang yang akan turun. Satu hal yang tak luput dari amatan saya yaitu celah peron dengan kereta yang aman, tak kuatir terperosoklah.Â
Lantai peron dengan lantai kereta juga sejajar rata sehingga bagi penumpang yang menggunakan kursi roda pun tak akan kesulitan untuk masuk ke dalam kereta. Karena lantainya sama-sama rata jadi rasanya istilahnya bukan naik kereta tapi masuk kereta ya! Haha...
Tidak ada goncangan maupun bunyi roda berderit saat melewati lengkung/ tikungan. Hembusan udara dari AC kereta juga terasa sejuk. Saking terpukau menikmati perjalanan, saya sampai tak sempat untuk duduk karena sibuk memotret interior kereta, jalur (track) dan sempat berbincang dengan petugas Unit Perawatan Sarana LRT.Â
Melalui jendela kecil pada pintu ruang penumpang dengan kabin masinis, kita bisa melihat pemandangan di sepanjang jalur layang LRT. Wow, masinis yang sedang membawa ternyata cewek lho. Keren banget ya, ada masinis cewek di LRT Jakarta!
Pada beberapa titik juga telah dipasang stiker berisi petunjuk tempat duduk prioritas (priority seat), tombol dan petunjuk intercom untuk kondisi darurat, panel berikut informasi buka pintu dalam kondisi darurat, dan denah jalur evakuasi.
Harapan
Sebagai pengguna transportasi publik, saya juga berharap moda transportasi massal LRT ini akan diminati masyarakat untuk mobilitas setiap harinya dan menjadi kereta api perkotaan yang berkembang maju seperti halnya KRL Commuter Line.Â
Amad Made
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H