Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rusaknya ekosistem terumbu karang adalah pengambilan karang untuk pembuatan bahan bangunan, pengambilan karang untuk hiasan, penangkapan ikan, pembangunan di pesisir, perubahan iklim, dan kegiatan pariwisata yaitu kontak fisik wisatawan dengan terumbu karang seperti: menginjak, menendang, memegang, dan juga mengambil biota laut. (Kolish, 2013).
Permasalahan atau ancaman terhadap kawasan Taman Nasional Wakatobi adalah kerusakan terumbu karang (sumber dari: WWF) akibat perubahan temperatur air laut yang dramatis, penangkapan ikan secara tidak ramah lingkungan, seperti menggunakan bom dan racun.
Ancaman lainnya menurut sumber dari penelitian Nugraha (2017), menyatakan bahwa kondisi eksisting Taman Nasional Laut Wakatobi telah terjadi penambangan pasir laut hal ini dikarenakan adanya salah satu bahan bangunan pokok di pesisir Wakatobi, yaitu pasir. Di mana sumber pasir menjadi bahan baku pembuatan batako yang sebagian besar didapatkan dari para penambang pasir di sekitar Pulau Wangi-Wangi yang pasir laut.
Kegiatan penambangan pasir ini sebenarnya dilarang dan tertera pada Peraturan Undang-Undang No. 1 Tahun 2014, tetapi kondisi eksistingnya malah menjadi salah satu sumber PAD Riau dan diekspor ke Singapura (Anwar, 2013).
Dampak ini juga berakibat pada produksi rajungan yang menurun secara signifikan di daerah tersebut. Isu lain dari pencemaran ekosistem pesisir ini adalah masalah sampah dimana dilansir dari Kompas.com, terdapat 1,7 ton sampah plastik di sekitar paus yang mati terdampar.
Adapun beberapa saran dari penulis terkait permasalahan lingkungan pada ekosistem Taman Nasional Wakatobi agar terciptanya kelestarian komponen ekosistem yang ada.
Pertama, memberikan penataan ruang pesisir dalam kebijakan pemerintah, meningkatkan kualitas lingkungan pesisir dengan pendayagunaan dan pengendalian, melakukan konservasi dalam bentuk perlindungan ekosistem pesisir.
Adapun beberapa strategi untuk mengakomodir potensi dan permasalahan yang ada adalah diperlukan adanya dukungan dan kesadaran antar seluruh stakeholders dalam pengelolaan ekosistem pesisir tersebut untuk mempertahankan keberlangsungannya agar dapat mengembangkan potensi yang ada, diperlukan adanya ketegasan kebijakan pemerintah sebagai upaya preventif dalam mencegah timbulnya permasalahan dan menjaga kelestarial lingkungan pesisir.
Referensi:
Andi, S. 2012. Ringkasan Lokasi Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III. Wakatobi
Anwar. 2013. Dampak Penambangan Pasir Laut dari Sudut Pandang Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah