Mohon tunggu...
Muhammad FadlailulamaalR
Muhammad FadlailulamaalR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, Saya Amal. Saya Mahasiswa akhir di Universitas Muhammadiyah Surakarta program studi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Oleh-Oleh Haji Khas Arab dari Pasar Lokal

2 Februari 2023   09:50 Diperbarui: 2 Februari 2023   13:15 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ibadah Haji merupakan serangkaian rukun islam yang wajib dijalankan setiap muslim bila mampu, baik lahir maupun batin. Haji menurut bahasa adalah berkunjung ke tempat yang agung, dan tempat yang agung menurut umat muslim adalah Baitullah (Ka’bah), Padang Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sedangkan, Haji menurut istilahnya adalah berziarah ke tempat tertentu pada waktu-waktu tertentu untuk melakukan amalan-amalan tertentu dengan niat ibadah, yaitu pada bulan Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah. 

Ibadah haji merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan oleh seluruh umat muslim di dunia, bila mampu, tak terkecuali di Indonesia. Adapun suatu budaya para jamaah haji Indonesia yang memberikan oleh-oleh khas Arab ke para tetangga sepulang mereka tiba di Indonesia. Namun, terdapat sebuah fenomena dimana sebagian dari mereka lebih memilih untuk membeli oleh-oleh tersebut di pasar Indonesia, hal ini menjadi sebuah kebiasaan jamaah haji yang memberikan oleh-oleh khas Arab (cth : Kurma, Air Zam-Zam, dll.) sebagai bentuk rasa syukur karena telah mampu menjalani serangkaian ibadah haji dan kembali ke tanah air dengan keadaan selamat. Padahal, tidak sedikit dari mereka yang membeli oleh-oleh tersebut di pasar-pasar Indonesia, seperti Pasar Kliwon, Surakarta, yang seakan membeli langsung dari tanah suci. Pasar Kliwon, atau biasa dikenal dengan sebutan Kampung Arab, sudah dikenal sejak masa kolonial Belanda sebagai tempat tinggal khusus untuk orang-orang Arab dengan tujuan agar mudah diawasi oleh Pemerintah Hindia Belanda yang saat itu cenderung takut terhadap Islam dan keturunan Arab atau Timur Tengah. Berjalannya waktu, hingga saat ini area Pasar Kliwon masih banyak ditempati oleh keturunan Arab. Oleh karena itu, tak heran bila banyak kita jumpai pedagang kuliner dan juga oleh-oleh khas Arab sebagai salah satu wujud dari mata pencaharian mereka. Tentu, datangnya bulan haji membawa keberkahan tersendiri bagi mereka, karena mampu meningkatkan omzet penjualan mereka di tengah banyaknya permintaan oleh-oleh haji.

Fenomena tersebut, mendapatkan respon pro-kontra. Gaya hidup yang terjadi dalam fenomena ini adalah, banyaknya jamaah haji yang sebenarnya terkesan “memaksakan” dalam memberikan oleh-oleh haji atau khas Arab ke kerabat, karena adanya keterbatasan biaya, akomodasi, dsb. Namun, para jamaah tersebut menciptakan solusi untuk membeli oleh-oleh tersebut di pasar-pasar yang ada di Indonesia, namun dikemas seolah-olah berasal dari Arab langsung, tentu hal ini juga berdampak baik bagi perekonomian masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun