Mohon tunggu...
jois efendi
jois efendi Mohon Tunggu... Administrasi - nice and unpredictable person

Just me... That's all...

Selanjutnya

Tutup

Film

Avengers: Endgame?

24 April 2019   13:41 Diperbarui: 24 April 2019   13:55 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat setahun yang lalu, sekuel sekelompok manusia super, dari bumi maupun belahan galaksi yang lain disajikan oleh Marvel Studio pada penggemarnya. Saat itu, penggemar disuguhi cerita yang dirangkai dari puzzle heroik masing-masing hero atau superhero yang tergabung dalam Avengers. Masing-masing hero telah mendapatkan porsinya untuk mengenalkan pada dunia dan penggemarnya, siapakah mereka sebenarnya. Sekali lagi, superhero gaya Marvel ini tidak bisa tidak menyertakan masa lalu masing-masing superheronya dalam pergumulah jati diri sampai mengapa mereka bisa menjadi superhero.

Ini bisa terlihat, bagaimana Marvel menyuguhkan Kapten Marvel yang "charming" and "stunning", sebagai pengantar sebelum sekuel yang disebut-sebut "Endgame" di release hari ini. Ini seperti hendak memberikan "clue"sekaligus "teaser" untuk setiap penggemarnya, bagaimana akhir dari cerita heroik ini. "Clue", petunjuk apakah peranan dari Kapten cantik ini mampu menutup sekuel ini dengan epic dan apik atau sebaliknya. "Teaser", atau hanya sekadar penggoda untuk membuat semakin blundernya  akhir dari cerita melawan Thanos. Namun kehadirannya, memang tidak bisa dipungkiri akan membawa warna tersendiri dalam Avengers ini. Apalagi Shields, harus kehilangan Nick Fury dengan gaya dan kepemimpinannya yang memiliki peranan yang penting dalam kelompok Avengers ini.

Saya sendiri, tidak meletakkan ekspektasi saya pada siapa-siapa dan bagaimana akhirnya. Namun lebih bagaimana sang pencipta, Anthony Russo dan Joe Russo dalam mengolah emosi masing-masing heronya untuk bangkit dan melawan ketakutan mereka sendiri. Apakah benar seorang superhero yang katanya tidak terkalahkan itu tidak bisa baper dan melankolis? Atau masih adakah yang dengan gagahnya menyatakan bahwa ini bukan akhir dari semuanya, ini hanya sebuah siklus kehidupan yang memang harus dilewati semua makhluk yang ada dibelahan manapun di jagad raya ini.

Dualisme ini memang menarik sekali disuguhkan dalam balutan superhero, pertempuran kebaikan dan kejahatan. Pertemuan keduanya akan menjadi magnet tersendiri untuk disaksikan bagi pendukung salah satu atau kedunya. Sekali lagi, dalam sejarah pertempuran ini, kebaikan dan kejahatan selalu menghasilkan korban. Tentu saja, korban disini bukan hanya dalam sisi pembela kejahatan semata, namun pembela kebaikan pun berurai air mata saat teman seperjuangan mereka harus meregang nyawa dan gugur dalam pertempuran tersebut. 

Seperti dalam ulasan saya dalam sekuel Avengers: Infinity Wars, Keinginan yang Absurd. Apakah Russo akan kembali menunjukkannya lagi dalam Endgame, atau dia akan menunjukkan bahwa menghidupi kehidupan itu memang sudah selayaknya menyertakan kekalahan, jika ada kemenangan, menyertakan kematian, jika ada kehidupan, menyertakan akhir, jika ada sesuatu yang dimulai. 

Saya menitipkan satu pertanyaan yang krusial untuk Anda yang akan menonton Avengers: Endgame, Mengapa Anda menonton film ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun