Mohon tunggu...
ama muel
ama muel Mohon Tunggu... -

Saya seorang humanitarian yang tertarik melihat fenomena sehari-hari dari kacamata awam dan menarik kesimpulannya. Kesimpulan ini mungkin benar, mungkin juga salah; tapi yang pasti menjadi fakta yang bisa ditarik dari berita.

Selanjutnya

Tutup

Money

Susahnya Jadi Wirausahawan di Indonesia

8 Juli 2010   13:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:00 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

menurut berita pada www.analisadaily.com, jumlah orang kaya RI sangat minim karena jiwa wirausaha rendah.
Berdasarkan hasil riset Merryl Lynch, jumlah orang kaya Indonesia hanya berkisar 23.000 orang dibandingkan dengan jumlah penduduk 210 juta (0.010%). sementara AS bisa menghasilkan 413.000 orang kaya dari 300 juta penduduknya (0.137%) dan Singapura bisa menghasilkan 77.000 orang kaya dari 5 juta penduduknya (1.54%).
Jadi jika persentasenya dibandingkan, maka orang kaya di Indonesia : AS : Singapore = 1 : 13 : 141.
Hal ini (katanya) disebabkan karena masih sedikit wirausaha yang ada di Indonesia.
Permaslahannya adalah wirausahawan Indonesia 50% tutup usaha sebelum 2 tahun, 80% tutup sebelum 5 tahun, 96% tutup sebelum 10 tahun. Angka ini sangat menyedihkan, seperti pertarungan di padang gurun yang tandus: sangat besar kemungkinan mati

Tapi lihatlah dari sudut pandang saya, seorang wirausahawan yang hendak memulai usaha dengan bunga pinjaman di bank dan secara intensif berkomunikasi dengan rekan bisnisnya dan mengandalkan listrik di rumahnya.

Kredit:
suku bunga di:
indonesia= 14%
Malaysia = 9-11 persen
Filipina = 9 persen,
Vietnam = 6 persen,
China = 5-6 persen,
jadi, jika ada pinjaman Rp.100jt, kreditur Vietnam membayar bunga per bulan= Rp.500rb, sementara Indonesia= Rp.1,16jt (2.3 kali lipat lebih mahal)

tarif percakapan seluler:
di Filipina= US$ 0.08/ menit
di Vietnam= US$ 0.10/ menit
di Indonesia= US$ 0.62/ menit
jadi, perbandingan harga di Filipina : Vietnam : Indonesia = 1 : 1.2 : 7.75

kecepatan internet:
biaya akses internet Indonesia Rp 585.000/Mbps/bulan. dengan kecepatan 15 kali lipat, biaya di Jepang hanya Rp 33.000/Mbps/bulan (17 kali lebih murah). Jika daya beli masyarakat ikut diperhitungkan (pendapatan per kapita Jepang lebih tinggi 16 kali lipat dari Indonesia), maka biaya akses internet di Jepang lebih murah 283 kali lipat dari Indonesia

listrik:
35.000 rumah yang mampu berlangganan listrik 6.600 va ke atas (0.016%)
5 juta rumah mampu berlangganan sampai 1.200 va (2.38%)
10 juta lagi hanya mampu berlangganan listrik 900 va (4.76%)
15 juta rumah hanya mampu berlangganan listrik 450 va (7.14%)
jika diasumsikan 1 rumah berpenghuni 4 orang, maka hanya sekitar 14.29%x4orang= 57.16% rakyat indonesia yang menikmati listrik.
Duh, dari segi kelistrikan saja, separuh penduduk Indonesia sangat tidak mungkin untuk menjadi wirausahawan. Mudah-mudahan kenaikan TDL dapat meningkatkan prosentase pemakai listrik di Indonesia.

So, susah menyalahkan jiwa kewirausahaan jika kondisi para calon pengusaha seperti ini.

sumber:
www.analisadaily.com
exportnews.blogspot.com
id.wikipedia.org
www.jpnn.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun