Mohon tunggu...
ama muel
ama muel Mohon Tunggu... -

Saya seorang humanitarian yang tertarik melihat fenomena sehari-hari dari kacamata awam dan menarik kesimpulannya. Kesimpulan ini mungkin benar, mungkin juga salah; tapi yang pasti menjadi fakta yang bisa ditarik dari berita.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Lebih Baik Berutang Daripada Tidak

29 Juni 2010   07:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:13 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengusaha kecil (UKM) lebih memilih berutang daripada tidak jika memungkinkan (punya aset sebagai agunan dan dipercaya oleh pemberi pinjaman). Padahal mereka adalah orang kecil. Tapi kenapa mereka berani berutang? Jawabannya: karena mereka berusaha. Jadi, 'sekecil' apa pun orangnya, jangan takut berutang selama berusaha karena pasti membawa manfaat.

Jadi, siklusnya:
punya modal - berusaha - dapat untung (punya aset)- berutang - berusaha - dapat untung lebih besar

Masalah bisa muncul kalau berutang karena:
- salah manajemen, sehingga merugi. Banyak yang menganggap bahwa utang adalah aset bahkan keuntungan, bukan beban, sehingga digunakan dengan sembarangan dan tidak hati-hati.
- penyalahgunaan utang bahkan korupsi oleh manajer yang sedang 'berkuasa' hingga membebani manajer penggantinya dengan bunga yang membengkak. Ini yang terjadi di negara kita.

Mungkin siklus utang bermasalah itu adalah:
punya modal - berusaha - dapat untung - berutang - foya-foya/ korupsi

Demikian juga NEGARA.

Jadi, bagaimana kalau masalah utang sudah terlanjur terjadi?
solusinya:
- menjual aset. Cara ini sangat cepat dan sangat bodoh karena mengurangi kemampuan kita berutang
- berhemat
- berhemat dan mengurangi subsidi sehingga 'mendidik' kita untuk makin berhemat
- berusaha lebih keras, dengan prinsip: jika keuntungan lebih besar daripada beban utang, masih lebih baik berutang daripada tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun