Mohon tunggu...
Amril Muhammad
Amril Muhammad Mohon Tunggu... -

Spesialis Manajemen Pendidikan dan Pengembangan Pendidikan Anak Cerdas Berbakat Istimewa\r\nDosen di FIP Univ. Negeri Jakarta, Sekjend Asosiasi CI+BI Nasional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cetak Biru Pengembangan Pendidikan Khusus CI+BI

24 Januari 2011   09:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:14 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 5-8 Pebruari 2010, Asosiasi CI+BI Nasional telah menyelenggarakan Konferensi Nasional Pengembangan Pendidikan CI+BI Indonesia (Konaspi CIBI) untuk yang pertama kali. Tema yang diangkat dalam konferensi tersebut adalah:

Konaspi CIBI diikuti oleh lebih dari 300 orang peserta dari unsur penyelenggara (sekolah/madrasah), pengembang (akademisi), dan pendukung (orang tua, masyarakat, birokrat) bertempat di Kota Malang. Hadir sebagai pembicara dalam Konaspi CIBI antara lain: Pejabat dari Direktorat madrasah, Pejabat dinas Pendidikan, Komisi X DPR, akademisi dan guru yang memberikan layanan kepada anak CI+BI.

Dari hasil Konaspi CI+BI, ada beberapa rekomendasi yang dihasilkan dalam upaya pengembangan pendidikan khusus untuk anak cerdas/berbakat istimewa, yang akan dituliskan dalam suatu dokumen Blue print.Secara ringkas, rekomendasi tersebut adalah:

1.Legalitas

Perlu adanya PP/Permendiknas yang lebih lengkap dan mencakup seluruh komponen pendidikan termasuk aspek pembiayaan, yang tidak memungkinkan adanya intervensi birokrasi yang tidak suka/paham program CI+BI (aksel) lalu berkeinginan untuk membubarkannya. Keberadaan payung hukum yang lebih kuat juga dapat mendorong dinas pendidikan pada tingkat propinsi/kabupaten/kota untuk melakukan pembinaan dan mengalokasi dana lewat APBN/APBD.

PP/permendiknas juga mencakup tugas pokok dan fungsi lembaga-lembaga terkait dalam pengembangan anak gifted.

2.Kontinuitas

Akselerasi perlu tetap ada dalam sistem pendidikan untuk anak gifted di Indonesia karena riset di seluruh dunia menunjukkan efektivitas akselerasi untuk pengembangan anak CI. Sayangnya yang terjadi di Indonesia adalah salah kaprah tentang aksel. Ada berbagai jenis aksel, antara lain: Individual pace, grade skipping, subject acceleration, curriculum compacting, dan juga telescoping.Tetapi yang dilakukan di Indonesia baru telescoping saja. Riset di berbagai belahan dunia, model yang lain juga tidak kalah efektifnya untuk dikembangkan. Oleh karena itu, harus dibuka penggunaan berbagai model akselerasi sesuai kebutuhan siswa. perlu adanya pengayaan untuk melengkapinya.

Perlu ada program berkelanjutan dari mulai jenjang pendidikan (SD/MI) sampai ke perguruan tinggi sehingga kemampuan anak CI+BI dapat terwadahi dan berkembang secara berkelanjutan.

3.Peningkatan Kualitas

Manajemen aksel harus tahu bagaimana merancang dan menyelenggarakan program layanan CI yang benar. Aksel yang berjalan sekarang masih dpertanyakan manfaatnya karena terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya. Misal dalam metode mengajar dan penentuan materi sehingga aksel dapat respon negatif dari masyarakat.

Perlu diperjuangkan adanya pelatihan guru dan penyusunan kurikulum nasional untuk siswa CI+BI. Kalaupun program itu dalam kendali birokrasi kemendiknas, maka mereka harus cukup memahami tentang giftednes dan layanannya. Untuk masalah rekrutmen, perlu ada pendanaan subsidi pemerintah untuk proses seleksi, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Model layanan pendidikan yang tepat seperti apa, harus ada analisis kebutuhan sehingga perlu ada riset tentang hal tersebut. Masalah evaluasi juga harus ditekankan pada sisi karakteristik siswa cibi. Pemerintah perlu melakukan kampanya tentang pentingnyalayanan khusus bagi siswa cibi dan mempersiapkan penyelenggaraan yang tepat.

Berbagai model perlu ada karena jumlah pendidikan yang banyak dan kondisi daerah yang heterogen. Oleh karena itu perlu disusun pedoman2 untuk setiap jenis layanan yang ada.

Diperlukan ketersediaan literatur pembelajaran dan kurikulum yang memadai sehingga guru memiliki referensi yang memadai dalam melakukan pembelajaran kepada anak CI+BI. Perlu adanya kurikulum secara nasional yang mengakomodasi tingkat kemampuan siswa CI+BI yang lebih tinggi dari siswa biasa/normal.

Selanjutnya perlu ada program penulisan succes story dari anak-anak CI+BI dan fasilitasi hasil karya anak CI+BI maupun guru dalam bentuk buku maupun jurnal-jurnal.

4.Aksesibilitas

Diperlukan adanya sekolah khusus yang mewadahi anak-anak CI+BI dalam segala bidang, yang tidak hanya menekankan pada keistimewaan di bidang akademik saja, tetapi juga bidang seni, olahraga, teknologi, keterampilan dan lain-lain.

Adanya dukungan dana dari pemerintah yang memadai melalui model backstoping untuk penyelenggaraan layanan pendidikan bagi anak CI+BI sehingga anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu dapat memperoleh layanan yang memadai. Di samping itu perlu juga diakses bantuan dana dari swasta/badan usaha dalam bentuk CSR dan lainnya untuk membiayai program pengembangan guru, siswa, dan manajemen penyelenggaraan program CI+BI.

Perlunya dilakukan pemetaan dan database anak-anak CI+BI Indonesia, sehingga anak-anak tersebut dapat memperoleh akses yang memadai untuk memperoleh layanan pendidikan bermutu yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan gaya belajar mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun