Mohon tunggu...
AM Muhammad
AM Muhammad Mohon Tunggu... -

Entertainer wanna be | An Arsenal fans since 1996 | Unemployed but have employees http://www.alabn.com http://www.meongku.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FF] Lebih Cepat atau Mati

24 Mei 2011   05:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:18 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Lebih cepat Nak, larimu harus lebih cepat.”

“Hah, hah, tapi Ayah… Aku lelah. Aku, hah, hah, tidak kuat…”

“Mereka menginginkan kita Nak. Aku, kamu, ibumu, keluargamu. Bila suatu saat nanti mereka mengejarmu, kau harus siap.”

“Tapi aku sudah berlari secepat yang aku bisa, Yah.”

“Kau bisa lebih cepat, Nak. Karena kau anakku, darah dagingku. Kau pasti bisa lebih cepat dariku.”

Ayah selalu melatihku berlari, hampir setiap hari. Katanya kami adalah keturunan pelari handal, terlihat dari kaki kami yang kokoh berotot. Kecepatan itu diperlukan, terutama saat kami pindah musim semi nanti. Tapi aku tidak pernah mengerti, yang kutahu hanya satu, berlari itu melelahkan.

***

“Lebih cepat, Nak!! Lebih cepat!!! Hah, hah!”

“Hah, hah! Ayah, aku takut Ayah!”

“Bila kau takut, hah, hah, berlarilah lebih cepat!!”

“Ayah, hah, hah, dia semakin dekat, Ayah!!!”

“Anakku, berlarilah ke barat! Kita harus ke barat!!” perintah sang ayah sambil membelokkan arah larinya. Setelah membelok itu posisi sang ayah kini di belakang sang anak.

“Anakku, teruslah berlari… Pimpin ibu dan saudara-saudaramu… Kini kau lebih cepat dariku. Kini saatmu memimpin,” sambil bergumam dalam larinya, sang ayah berbalik ke arah timur.

Kurang dari lima menit kemudian, seekor cheetah yang mengejar pun mendapatkan buruannya. Dan membiarkan kawanan lainnya menyelamatkan diri.

(Flash Fiction dengan total 200 kata)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun