"Abi jualan Om. Sering keluar kota, tapi Kamis besok katanya pulang," jawab Zaidan sambil meminum cendolnya. "Ini gratis Om?" penjual cendol itu mengangguk sambil tersenyum. "Terima kasih ya Om," seru Zaidan dan Emir berbarengan. Keduanya kemudian pulang, setelah cendol mereka habis.
***
"Aduh Zaidan, berapa kali Ummi bilang, jangan akrab sama orang yang Zaidan gak kenal Nak," jelas Ummu Zaidan kuatir. "Tapi Ummi, Omnya baik koq. Tadi Zaidan sama Emir dikasih es cendol gratis," bela Zaidan, siswa kelas 3 SD itu.
Kemudian handphone Ummu Zaidan berbunyi. "Zaidan, abi nih..." katanya tersenyum, menyerahkan handphone itu pada Zaidan yang meraihnya dengan wajah ceria. Wajah yang mendadak berubah murung, ketika Zaidan mendapat penjelasan, bahwa abinya tidak jadi pulang Kamis besok.
***
"Zaidan!! Zaidan!!! Itu kan abi kamu?" teriak Emir yang sedang belajar bersama di rumah Zaidan, sambil menunjuk ke arah televisi. "Cklek!" tiba-tiba Ummu Zaidan mematikan televisi.
"Ummi, Ummi, abi kenapa masuk tivi? Kenapa abi diborgol? Abi kapan pulang Ummi?" kata Zaidan pada ibunya, menanyakan apa yang baru dilihatnya. Ummu Zaidan tidak menjawab, dia hanya menangis.
(Flash Fiction dengan total kata 173)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H