Mayhem, legenda black metal asal Norwegia yang sempat membuat heboh dunia karena kasusnya yang penuh kontroversi. Dimulai dari personilnya yang acap membakar gereja, ritual sebelum manggung yang sangat klenik, vokalisnya yang menembakkan senapan laras panjang ke kepalanya sendiri, dan yang paling puncak nan fenomenal adalah sang bassist yang melakukan pembunuhan berencana kepada sang vokalis.
Eksentrik dan penuh kemuraman, Mayhem tentu jelas tidak ada bedanya dari kebanyakan band Black Metal lainnya. Akan tetapi, band dengan tema penuh kekerasan, nihilisme, dan anti-agama ini mempunyai daya tarik lain selain perilaku yang nyeleneh dan mengandung sifat-sifat yang brutal. Yang adalah corak musiknya, Mayhem telah mengubah gaya musik mereka beberapa kali dari Black Metal, Death Metal, hingga Bluegrass, sampai Electronica. Hal itu yang memungkinan Mayhem selalu eksis sampai sekarang, penggemar yang selalu ada dari penjuru dunia.
Dan pada awal tahun 2023, Mayhem berkesempatan untuk bertandang langsung ke salah satu negara di wilayah Asia Tenggara, yang lebih tepatnya di Thailand, Bangkok. Dengan bertajuk Thalassic Ritual, Mayhem akan perform pada tanggal 5 Februari 2023. Hal ini tentu menjadi penantian yang panjang, mengingat Mayhem adalah band raksasa asal Norwergia yang telah didirikan dari tahun 1984. Tapi belum sampai disitu untuk merasakan kebahagian yang mutlak bahwasanya Mayhem akan bertandang ke Asia Tenggara, ada satu hal penting bagaimana perhelatan ini sangat terasa intim dan mencekam. Yup, band asal Indonesia Pure Wrath akan menjadi pembuka dari serangkaian acara tersebut.
Pure Wrath merupakan proyek one man band yang diprakarsai langsung oleh pemuda Bekasi serba bisa, yakni Januaryo Hardy. Rupanya proyek one man band seperti Pure Wrath bukan hanya terjadi kali pertama, sebelumnya Ryo juga mempunyai proyek ala-ala Putrid Pile yang dinamainya dengan Perverted Dexterity. Sosok Januaryo Hardy sendiri adalah dalang dibalik terjadinya proyek-proyek band brutal death seperti Cadavoracity, Omnivorous dan Lament yang condong arah musiknya ke post-metal.
Album tersebut menggambarkan tentang seorang ibu yang kehilangan putranya yang menjadi korban genosida pembantaian pada tahun 1965. Dengan membawa narasi yang cukup kelam, album tersebut terasa lebih melankolis dari album-album sebelumnya. Selain Pure Wrath, ada satu penampil lagi yang turut menjadi pembuka band legenda anti-christ Mayhem, yakni Amorphous Dominion, band lokal Thailand yang juga memainkan genre Black Metal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI