Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam hal untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti dalam kutipan Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah mampu menjadikan anak kritis, baik dalam berpikir, menyelesaikan atau memecahkan masalah maupun kemampuan mengkomunikasikan atau menyampaikan pikirannya secara kritis.
Untuk mencapai suatu pendidikan yang mampu menjadikan anak berpikir kritis diperlukan keterbukaan dari semua pihak. Kemampuan anak berpikir kritis adalah dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya. Dalam hal ini, Bloom mengutarakan ide dalam kemampuan intelektual ini, yaitu membagi kemampuan intelektual dari tingkatan yang sederhana menuju tingkatan yang komplek. (Cotton, 1991). Eric Jensen merincikan beberapa keterampilam yang harus ditekankan pada tingkat abstraksi sebagai bagian dari perkembangan dalam mengajari kemampuan memecahkan masalah dan berpikir kritis, yaitumengumpulkan informasi-informasi dan sumber-sumber yang berguna.
pembelajaran yang bersifat menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi suatu masalah, maka akan menjadikan peserta didik berpikir kritis untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam pembelajaran guru lebih memusatkan pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep fungsional yang akan mendorong peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir mereka.Pembelajaran seperti ini akan menantang bagi para peserta didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulan secara mandiri.
Supriadi (2001: 7) menyimpulkan bahwa pada intinya kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Menjadikan anak berpikir kreatif bisa dilakukan dengan berbagai model pembelajaran, seperti dengan problem solver. Problem solver atauPemecahan masalahadalah proses mental dan merupakan bagian dari proses masalah lebih besar yang meliputimasalah menemukandanmembentuk masalah.
Dalam pembelajaran banyak guru yang mengartikan belajar siswa hanyamembaca, menghafal, dan mampu mengulang informasi. Pada hal ini seorang guru harus menghilangkan pemikiran-pemikiran tersebut dan dapat memecahkan masalah tersebut, yaitu antara lain dengan, siswa diberi kesempatan memahami nilai dan pentingnya subjek, kemudian siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan ide-ide mereka, maka belajar mereka akan meningkat. Dan yang paling penting, siswa perlu berlatih belajar aktif. Siswa tidak hanya belajar dengan duduk di kelas, tetapi bisa belajar diluar kelas, misal di laboratorium, atau di halaman sekolah. Guru juga harus berperan aktif dengan memberikan pembelajaran yang dapat meningkatkan kekreatifan siswa, dengan menggunakan model-model pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H