Mohon tunggu...
al zidni muhamad
al zidni muhamad Mohon Tunggu... Buruh - Bukan penulis

Pergi berpetualang adalah cara terbaik untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hilang Arah

24 Juli 2024   19:02 Diperbarui: 24 Juli 2024   19:22 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumen pribadi September 2021)

Setelah mengantarkan pesanan terakhir ke customer, Arya mematikan ponsel seluler nya, dan bergegas untuk pulang.

Malam itu Arya mengendarai sepeda motor nya menyusuri kota, nampak sepi dan sunyi sekali, tapi dibeberapa sudut masih ada bapak-bapak yang berjualan hingga larut malam, hanya duduk sembari menunggu pembeli, di sudut lain ada dua orang anak kecil yang sedang mengais mencari barang bekas di tempat sampah, dengan baju lusuhnya membawa karung penuh dengan botol plastik. 

Aku menepikan sepeda motorku ke warung sejenak untuk membeli air, karena akhir-akhir ini udara di kota cukup panas.

"Pak, beli air minumnya satu yah" ucap arya pelan

"Ini mas, airnya" jawab bapak paruh baya itu

"Oh Iyah makasih pak"ucap arya sambil memberikan selembar uang

Arya kemudian duduk di bale bambu depan warung itu

"Penat sekali hari ini seharian dijalanan, ditambah berisik sekali isi kepalaku rasa-rasanya seperti mau pecah saja"keluhnya didalam hati 

"Astaghfirullah.." ujar Arya sambil menghela nafas panjang 

Tiba-tiba bapak penjual air itu menghampiriku dan duduk di samping ku

"Lagi banyak masalah yah mas ?? Tanya bapak itu

"Engga sih pak, lagi ada sedikit yang dipikirkan saja" jawab Arya sambil tersenyum kecil

"Pak, boleh cerita sedikit ngga pak?" Tanya arya

"Cerita saja mas, tidak apa-apa, barangkali bapak bisa bantu" ujar bapak itu sambil menghembuskan asap rokok nya

"Terkadang saya merasa seperti orang yang gagal, hidup saya ngga seberuntung orang lain, padahal saya sudah berusaha semaksimal mungkin tapi dibanding dengan apa yang sudah dicapai teman seusiaku sekarang tertinggal jauh sekali"ujar arya

"Jangan berfikir seperti itu mas, karena jalan hidup setiap orang itu berbeda, kita terkadang hanya melihat dari sudut pandang kita saja dan berasumsi bahwa kehidupan orang lain lebih enak dan lebih baik tanpa kita tahu yang sebenarnya dan mas nya mungkin ngga pernah tau perjuangan mereka melewati masa-masa sulitnya" jawab bapak itu dengan santai

"Saya berusaha untuk tidak merasa  iri hati terhadap pencapaian orang lain, tapi entah kenapa perasaan itu muncul sendiri dan sangat menggangu pikiran saya pak" ujar arya

 "coba deh, mas nya belajar berdamai dengan diri sendiri, jalani dan syukuri apa yang sudah ada saat ini, karena menurut bapak setiap orang punya waktunya masing-masing" jawab bapak itu

"Karena seluas apapun pintu rezeki terbuka, jika kamu menutup rapat pintu syukur, maka dunia dan seisinya pun tidak akan membuatmu kenyang"

"dan juga kalo kita mau belajar memahami sekeliling, semua hal punya filosofi dan ngajarin kita tentang hidup, jadi ya menurut bapak ngga usah iri hati dengan kehidupan orang lain, karena apa yang kita jalani itu adalah rezeki yang terbaik yang tuhan kasih kepada kita" tambahnya

banyak hal baik dalam diri setiap manusia, namun terkadang kita lupa mensyukuri nikmat itu, maka perbanyaklah bersyukur atas keadaanmu yang sekarang ini, karena jika tuhan menghendaki semua juga akan berubah, dan percayalah bahwa apa yang di takdirkan untukmu, tidak akan pernah melewatkanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun