Menanggapi serangan tersebut, Israel menyatakan perang. "Kami akan mengalahkan mereka sampai mati dan membalas dendam," kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam pernyataan yang disiarkan televisi. "Kami sedang berperang dan kami akan memenangkannya".
Sebagai pembalasan, Israel meluncurkan "Operasi Pedang Besi". Puluhan jet Israel melancarkan serangan ke Palestina, dengan sedikitnya 370 orang tewas dan 2.000 orang terluka. Pada malam hari, militan Israel mengambil alih kendali kota dan membasmi penyusup dari Palestina. Setidaknya 198 warga Palestina dilaporkan tewas di Gaza dalam serangan udara Israel pada Sabtu sore, dan 5 militan Hamas tewas di Israel.
Kejadian drastis yang terjadi pada hari Sabtu adalah konflik paling serius di wilayah tersebut sejak pertempuran Israel dan Hamas selama 11 hari pada tahun 2021, dan kali ini, tampaknya berada pada skala yang lebih berbahaya.
Reaksi Negara Lain
Uni Eropa mengkritisi tindakan para militan Palestina. Menteri Luar Negeri Uni Eropa, menyatakan solidaritasnya dengan Israel, "UE berdiri dalam solidaritas dengan Israel yang mempunyai hak untuk mempertahankan diri sesuai dengan hukum internasional, dalam menghadapi serangan yang kejam dan tidak pandang bulu".
Penasihat Pemimpin Tertinggi Ali Hosseini Khamenei mengatakan Iran mendukung serangan Palestina, yang terdapat pada situs semi-resmi ISNA. "Kami mengucapkan selamat kepada para pejuang Palestina," kata penasehatnya, Rahim Safavi. "Kami akan mendukung para pejuang Palestina sampai pembebasan Palestina dan Yerusalem."
Meskipun beberapa negara menyatakan dukungannya terhadap salah satu pihak yang bertikai, beberapa negara menyatakan keprihatinan mereka untuk segera mengakhiri konflik tersebut.
Ketua Dewan Keamanan PBB Brasil mengumumkan akan mengadakan pertemuan darurat untuk mengatasi meningkatnya kekerasan dan mendesak untuk menahan diri. "Pemerintah Brazil mengutuk serangkaian pemboman dan serangan darat yang dilakukan hari ini di Israel yang dimulai dari Jalur Gaza," kata Kementerian Luar Negeri Brazil dalam sebuah pernyataan, dan mendesak semua pihak untuk "menghindari memperburuk situasi".