Mohon tunggu...
Alza Octa Priargiansyah
Alza Octa Priargiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mulai Menulis, meskipun hanya beberapa kalimat.

Seorang mahasiswa dari universitas negeri di Surabaya, menggemari karya sastra, dan ingin menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budi Darma: Sosok Sastrawan Rendah Hati dengan Berjuta Imajinasi, Pencipta Karya yang Kaya akan Ekspresi

25 Oktober 2021   23:00 Diperbarui: 25 Oktober 2021   23:17 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah mengikuti simposium yang diadakan salah satu Universitas di Surabaya membahas mengenai Teori Jungkir Balik dari Mendiang salah satu Sastrawan Indonesia, Budi Darma. saya melakukan wawancara terhadap salah satu peserta menganai pengalamannya mengenai Pak Budi Darma sendiri. 

Menurut penuturan peserta yang mulai mengenal sosok Budi Darma mulai dari SMA, impresi pertama yang dirasakan oleh peserta saat pertama kali mengenal beliau adalah sosok yang sangat rendah hati dan memiliki wibawa yang sangat tinggi. 

"Beliau merupakan salah satu seorang sastrawan Indonesia yang terkenal dengan rendah hati, berwibawa, dan bisa menjadi teladan bagi semua orang terutama tenaga pendidik." ujar peserta.

Disamping sifat beliau sebagai insan yang rendah hati dan berwibawa tinggi. dalam dunia sastra pun beliau juga sangat dikenal dengan berbagai karya - karya nya yang fantastis. Dengan pemikiran jeniusnya, Pak Budi Darma mampu menciptakan karya yang berbeda dari yang lain, ciri khas beliau yang mengandalkan imajinasi yang begitu luas mampu menciptakan plot cerita yang asik dan menajubkan. 

"Saya mengetahui lebih dalam pak Budi Darma setelah mengikuti simposium ini, kesan pertama yang saya dapatkan ialah, beliau merupakan seorang yang santun dan rendah hati, akan tetapi ketika masuk ke dalam dunia 'sastra' beliau merupakan seorang jenius. Buktinya sebagai penulis, beliaudapat menulis kapan dan dimana saja, tanpa perlu persiapan apapun, dan hanya berdasarkan angan-angan dan imajinasi beliau tentang suatu hal."

Dalam acara simposium yang dilaksanakan pada tanggal 14/Sept/2021, yang membahas seluk beluk teori Jungkir-Balik dari Budi Darma, peserta yang saya interview ini mengikuti sesi 1 dan 2. Dimana dalam sesi ini membahas mengenai penafsiran karya sastra dari Pak budi Darma. Kebanyakan karya sastra buatan Pak Budi Darma yang tidak terkekang oleh regulasi yang ada mampu membuat karya dari beliau nampak lebih imajinatif dan kental akan pembangunan  karakter yang dalam. 

"Jujur, yang membuat saya tertarik adalah sesi pertama dimana disebutkan mengenai konsep 'jungkir balik' salah satu contohnya adalah sastra, menurut beliau sastra merupakan dunia bersifat terbuka, tidak ada batasan dalam hal tersebut. Saya sangat setuju dengan hal ini karena sastra tidak dapat ditafsirkan secara pasti, penafsiran sastra bisa berubah-ubah sesuai suasana hati dan pikiran." 

Saat ini ada beberapa keinginanan dari peserta untuk menikmati karya - karya dari mendian Pak Budi Darma, karya - karya yang Fantastis, pendobrak kekangan regulasi, dan tidak mengikuti arus. mampu menarik minat para pembaca baru ataupun yang sudah kawakan. 

"Untuk sekarang, mungkin cerpen beliau yang berjudul "Laki-laki Tua Tanpa Nama" Karena beliau menulis cerpen tersebut hanya berdasarkan keisengan beliau saja. Saya ingin tahu bagaimana hasil dari cerpen tersebut."

itulah tadi hasil wawancara saya terhadap salah satu peserta yang mengikuti acara Simposium dalam rangka Mengenang Mendiang Budi Darma, dengan pokok pembahasan Teori Jungkir - Balik dari Pak Budi Darma. Semua karya - karya yang telah diciptakan beliau akan selalau menjadi kenanagan dan juga tambatan para penikmat karya sastra Nasional maupun Internasional. Sosok Sastrawan Jenius, Rendah Hati, dengan berbekal imajinasi dan ide - ide pendobrak dalam karya sastra.(AOP,25/10/21)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun