Emotional intelligence is the “something” in each of us that is a bit intangible. It affects how we manage behavior, navigate social complexities, and make personal decisions that achieve positive results -Travis Bradberry & Jean Greaves, 2009, p. 17
3. Trust
Kepercayaan bahwa pasangan dapat diandalkan dan kepercayaan bahwa pasangan memiliki kepedulian tentang hubungan bersama dapat meningkatkan self esteem dan self disclosure pasanganmu.
Kamu harus memberikan kepercayaan kepada pasangan dan harus menjaga kepercayaan yang diberikan kepadamu. Dengan begitu, hubungan menjadi harmonis dan tidak dipenuhi oleh kecurigaan.
4. Komitmen
Komitmen adalah niat untuk tetap terlibat atau bertahan dalam suatu hubungan. Hubungan yang baik dapat dicapai dengan lima komitmen, yaitu be nice (menghindari konflik, sopan, dan mau memaafkan), be open (terbuka untuk diskusi dan komunikasi dua arah), be communicative (berkomunikasi dengan pasangan sampai ke hal-hal kecil yang bisa membuat makna), be positive (tidak berprasangka, mau mendengarkan), and give assurance (meyakinkan pasangan bahwa dirinya penting dalam hubungan).
Perlu diingat, komitmen disini diartikan sebagai kemauan untuk terus membangun hubungan yang baik dengan pasangan, bukan hanya 'bertahan untuk tidak putus'. Komitmen harus melibatkan suatu tujuan yang berakhir pada hubungan yang kuat dan bahagia.
Love is commitment: Love is a relationship that never gives up -Jerry Falwell
5. Manajemen Konflik
Tidak dapat dipungkiri bila hubungan jarak jauh pasti memiliki banyak hambatan dalam prosesnya. Hubungan datang bersama cost and reward, begitu juga dengan keputusan untuk menjalani hubungan jarak jauh.
Tanggung jawab yang dimiliki setiap individu untuk mempertahankan hubungan sangatlah besar di tengah banyaknya aktivitas yang harus mereka jalani. Seringkali rasa lelah setelah beraktivitas seharian sampai mengontrol emosi seseorang hingga mempengaruhi kestabilan hubungan.
Oleh karena itu, pasangan harus bisa berkompromi dan memberikan pengertian bahwa hari-hari tidak selalu berjalan baik. Dengan berkompromi, setidaknya kamu dan pasangan dapat lebih mengerti satu sama lain dan tidak merasa dirugikan sendiri. Selain itu, ada kalanya kamu atau pasangan mungkin harus menyingkirkan ego masing-masing atau mengalah untuk menyelesaikan konflik.
Itulah kelima hal yang harus kamu perhatikan dalam menjalani long distance relationship, semoga dapat membantu kamu mewujudkan akhir bahagia pada hubunganmu. Pahamilah bahwa setiap hubungan pasti memiliki pasang surut, tinggal kamu yang memutuskan untuk menepi dan turun dari kapal atau terus berlayar maju untuk sampai ke tujuan.
Referensi:
Oktariani, M. (2018). Pola komunikasi pasangan. 1993, 193–200.
Kelmer, G., Rhoades, G. K., Stanley, S., & Markman, H. J. (2013). Relationship quality, commitment, and stability in long-distance relationships. Family Process, 52(2), 257–270. https://doi.org/10.1111/j.1545-5300.2012.01418.x
Wood, J. (2016). Interpersonal Communication: Everyday Encounters (8th ed.). Cengage Learning.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H