Band indie pop Grrrl Gang, yang terdiri dari Angee Sentana (gitar dan vokal), Akbar Rumandung (bass), dan Edo Alventa (gitar), telah membuat gebrakan di kancah musik Asia Tenggara sejak pembentukan mereka pada tahun 2016. Grrrl Gang adalah band indie asal Yogyakarta, Indonesia, yang dibentuk pada tahun 2016, mereka memiliki gaya musik yang terinspirasi oleh indie pop, shoegaze, dan dream pop. Grrrl Gang telah menciptakan musik dengan kualitas tinggi, memadukan unsur-unsur indie, pop, dan punk. Ini membantu mendiversifikasi suara musik indie Indonesia dan memberikan alternatif yang segar bagi pendengarnya. Awalnya, mereka hanya manggung di acara-acara kampus dengan lagu-lagu cover band terkenal lainnya tetapi di tahun 2017 Grrrl Gang berhasil menghasilkan karya sendiri dengan record label indie Kolibri Rekords dalam wujud extended play (EP) yang berjudul "Not Sad, Not Fulfilled" dan selanjutnya mengeluarkan album pada tahun 2023 yang berjudul "Spunky!".
Grrrl Gang aktif tampil dalam berbagai festival dan acara musik indie di Indonesia bahkan luar negri. Mereka baru saja menyelesaikan tur Asia-Australia pada tahun 2023 di mana mereka tampil di Jepang, Taiwan, Singapura, Filipina, dan musik festival besar "SXSW" di Sydney, Australia. Mereka juga tampil di panggung utama festival musik Joyland Festival pada bulan November 2023 berdampingan dengan band-band Indie terkenal lainnya seperti Alvvays, Last Dinosaurs, Fleet Foxes, dan lain-lain. Partisipasi mereka membantu meningkatkan profil band tersebut dan secara tidak langsung memberikan dukungan kepada scene musik indie secara keseluruhan.
Grrrl Gang menjadi simbol representasi perempuan di dalam scene musik indie Indonesia dengan Angee sebagai frontwoman di band tersebut. Dengan kehadiran mereka, banyak perempuan merasa terinspirasi untuk terlibat lebih aktif dalam dunia musik, baik sebagai penggemar atau sebagai pelaku musik. Grrrl Gang mendorong pemberdayaan perempuan, terutama dalam dunia musik yang terkadang masih didominasi oleh laki-laki. Mereka menunjukkan bahwa perempuan dapat menjadi pemain kunci dan memiliki suara yang kuat di dalam scene musik independen.
Lirik lagu-lagu Grrrl Gang seringkali mencerminkan isu-isu sosial, kehidupan sehari-hari, dan pengalaman perempuan. Ini membantu mendekonstruksi stereotip dan membangkitkan kesadaran terhadap isu-isu penting dalam masyarakat. Seperti lagunya yang berjudul "Guys Don't Read Sylvia Plath" membahas tentang stereotip gender dan ekspektasi sosial terkait peran perempuan. Judulnya sendiri mengacu pada Sylvia Plath, seorang penulis dan penyair terkenal yang memiliki dampak besar dalam sastra, terutama dengan karyanya yang terkenal, "The Bell Jar."
Melalui semua kontribusinya ini, Grrrl Gang telah menjadi salah satu band yang berpengaruh dalam scene musik indie Indonesia, membantu menciptakan ruang yang lebih inklusif dan mendorong keragaman dalam industri musik tanah air.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H