Mohon tunggu...
Alyfa Fadhlaturrahmah
Alyfa Fadhlaturrahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Be ur self

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Integrasi Interkoneksi Esensi Pendidikan Islam dalam Pembelajaran Sains

22 Juli 2021   07:34 Diperbarui: 22 Juli 2021   07:43 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak

Integrasi didalam sebuah pendidkan umat islam ini telah menjadi sebuah agenda didalam kalangan intelektual dan sebuah aktivitas didalam islam.telah banyak instansi pendidikan islam yang kontemporer karena ini telah ditetapkan, masing-masing dengan beberapa model integrasi.karena banyaknya umat islam yang maju integrase sejati dari sebuah pandangan dunia di al-quran karena dalam kurikulum sains.sejatinya pendidikan itu sangat luas, salah satunya pendidika islam yang membawa manusia sekarang menuju kebenaran sehingga manusia di zaman sekarang terhindar dari segala bentuk penyimpangan dari Allah SWT dan juga Rasul nya. Banyak sekali pengetahuan pendidik islam yang telah dibahas oleh rasulullah serta sahabatnya. Disamping itu bukan hanya masalah keislaman saja akan tetapi dalam bidang sains pun telah dibahas sejak dahulu. Berbicara mengenai sains perlu diketahui bahwa seseorang yang beragama akan lebih baik keimanannya bila ia memahami segala hal yang ada dialam semesta ini dalam artian bahwa fenomena-fenomena alam yang ada didunia ini merupakan sebuah pengetahuan serta kebesaran Allah SWT tuhan semsta alam yang maha kuasa.

Pendahuluan 

Didalam dunia pendidikan islam diharapkan aktif sebuah ilmu tanpa sebuah agama akan lumpuh dan tidak akan berjalan dengan baik tanpa sebuah agama juga ilmu akan buta tidak tau arah kemana.didalam hal ini perlunya sebuah pendidkan itu sangatlah penting karena Padasarnya pendidikan islam merupakan salah satu upaya pengembangan potensi yang dimiliki oleh manusia agar tujuan diciptakannya manusia didunia yaitu beribadah kepada Allah SWT dan sebagai khalifah Allah SWT dimuka bumi ini mencapai titik sebaik mungkin.

Potensi yang dimaksud disini ialah manusia telah diciptakakn memiliki potensi jasmaniah atau fisik dan rohaniah seperti perasaan, akal, kehendah dan lain sebagainya. Menurut (Getteng, 1997) pendidikan islam dapat menjadi salah satu upaya bersama yang memberikan jasa pendidikan bahkan dapat pula menjadi usaha manusia itu sendiri.

Islam merupakan suatu agama yang berisi tentang ajaran-ajaran yang baik dalam kehidupa sehari-hari manusia yang mana telah dituangkan oleh Allah dalam kitabnya yaitu Al-Quran dan telah dituangkan kepada umat manusia melalui rasulullah serta sahabatnya yang mana telah disesuaikan dengan kebutuhan umat manusia secara keseluruhan. Ajaran islam tentu sudah ada sebelum nabi Muhammad SAW, dalam artian ialah ajaran islam yang sebarkan oleh rasulullah merupakan ajaran yang melengkapai dan menyempurnakan ajaran yang dibawa oleh nabi sebelumnya.

Islam juga merupakan agama yang ada didunia yang berempatik mendorong umatnya dalam menuntut ilmu bahkan Al-Quran sebagai pedoman hidup umat islam merupaka sumber ilmu dan sumber inspirasi berbagai disiplin ilmu pengetahuan sains dan teknologi. Dalam Al-Quran tentunya banyak mengandung pengetahuan konsep konsep sains dan teknologi serta pujian terhadap orang yang berilmu. Dalam islam juga diwajibkan untuk menuntut ilmu baik ilmu agama maupun ilmu penegtahuan (sains) serta teknologi. Hal ini sebagaimna telah disabdakan oleh Rasulullah SAW : "menuntut ilmu itu wajib atas setiap orang islam: (HR. Ibnu Majah)

Interkoneksi sebuah sains dan agama ini sesungguhnya ini telah menunjukan dampak yang singnifikan pada pola pikir para ilmuan sains ibarat dua mata pisau yang menjadi apa saja karena sains merupakan hal penting khususnya diera modern ini yang mana sangat menjujung tinggi nilai rasionalitas sehingga segala setuatu harus sesuai dengan logika manusia. Sebenarnya bila diamanati dalam islam tidak ada pertentangan antaraajaran islam dengan ilmu pengetahuan bahkan dalam ilam diwajibkan mencari ilmu pengetahuan. Menurut Sumaji dkk, sains dalam arti sempit adalah disiplin ilmu yang terdiri atas physical sdences dan life sciences. Termasuk physical sdences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogy, meteorology, dan fisika; sedangkan life sciences meliputi biologi, zoology, dan fisiologi (Sumaji, dkk, 1998).

Tujuan

Paper ini memiliki tujuan yaitu mendeskripsikan bagaimana manusia yang menyatukan esensi dari pendidikan Islam akan memperoleh iman, akhlak dan moral yang benar dan tentunya sebuah upaya dalam beribadah Tuhan Yang Maha Esa. Adanya sains dapat menjadi jembatan atau sarana dalam membuktikan kekuasaan Allah sehingga dengan memperlajari sains maka kita dapat mempelajari ilmu agama dengan benar.

Metode 

Metode yang digunakan dalam paper ini menggunakan metode studi pustaka (library research). Hasil analisis disusun secara naratif berdasarkan proses kajian dari berbagai sumber jurnal, buku serta sumber lain yang sesuai dengan permasalahan dan terkait dengan topik yang ada.

Pembahasan

Pendidikan islam merupakan upaya pembinaan dan mengembangkan potensi manusia, agar tujuan Allah menciptakan manusia sebagai hamba Allah serta sebagai khalifah Allah tercapai dengan baik. Istilah pendidikan islam pada umumnya mengacu pada term al tarbiyah, altadib dan al-talim. Dari ketiga istilah tersebut term yang populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam adalah term al-tarbiyah. Sedangkan term al-tadib dan al-talim jarang digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan pendidikan Islam (Nata, 2010). Di Indonesia sendiri pendidikan islam ada beberapa jenis salah satunya yang dikenal banyak orang yaitu pondok pesantren yang mana berada diberbagai tingkat pendidikan seperti SD, SMP, SMA maupun peguruan tinggi yang menerapkan system pendidikan islam.

 Secara umum tujuan pendidikan menurut (Wahyudi, 2006) ada dua pandangan yang pertama yaitu bagaimana pendidikan sebagai sarana dalam menciptakan rakyat dan yang kedua yaitu bagaimana pendidikan memfokuskan diri pada kebutuhan dan minat pelajar. Adapun tujuan dari pendidikan islam itu sendiri menurut Muhammad Fadhil al Jamaly dalam Al-quran meliputi

Bagaimana pendidikan islam menjelaskan posisi peserta didik sebagai hamba Allah dan bertanggung jawab atas kehidupan ini.

Bagaimana pendidikan islam menjelaskan hubungan sebgai makhluk social dan tanggung jawab manusia dalam tatanan masyarakat

Bagaimana pendidikan islam menjelaskan hubungan manusia dengan alam serta tugasnya untuk mengetahui hikmah dari penciptaan dengan cara memakmurkan alam semesta

Bagaimana pendidikan islam menjelaskan hubungan manusia dengan penciptanya sebagai pencipta alam semesta.

Nilai-nilai dalam pendidikan islam dalam (Zulkarnain, 2008) yakni diantaranya tauhid (keimanan), ibadah, akhlak dan kemasyarakatan (sosial):

Kaimanan

Iman merupakan salah satu podasi yang dimiliki umat muslim dan merupakan pondasi utama dalam ajaran islam yang mana biasa disebut rukun iman. Dalam keimanana ada tiga unsur pokok yang terkandung yaitu keyakinan, ucapan maupun perbuatan yang mana keimanan tersebut tidak hanya cukup menyakini adanya Allah saja akan tetapi mencakup juga ucapan maupun perbuatan.

Ibadah

Ibadah dalam pelaksanaannya terbagi menjadi dua yaitu ibadah umum dan ibadah khusus. Ibadah umum maksudnya ialah semua perbuatan yang dilakukan semata-mata hanya kepada Allah SWT seperti makan dan minum jika dilakukan dengan niat menjaga kesehatan agar dapat melaksanakan ibadah kepada Allah. Ada juga ibada khusus yang mana dilakukan atas perintah Allah SWT seperti sholat, zakat, puasa dll.

Akhlak

Akhlak memiliki artian perangai, budi pekerti, tabiat serta adab. Maksudnya akhlah disini yaitu sifat yang tertananm pada diri manusia yang mendiring untuk melakukan perbuatan tanpa memerluka pertimbangan atau pemikiran.

Kemasyarakatan atau social

Pendidikan social dalam islam menanamkan orientasi dan kebiasaan social positif yang mendatangkan kebahagiaan bagi individu, kekokohan keluarga, kepedulian social, antara anggota masyarakat dan kesejahteraan umat manusia.

Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang kumpulkan secara sistematis. Dalam pendidikan sains manusia membutuhkan sains didalam hidupnya untuk kesejahteraan dan pengembangan kehidupannya. Terlebih lagi sains sendiri juga membutuhkan tangan manusia untuk bisa berkembang, dapat perhatian serta terkuak konsep-konsepnya. Dengan adanya pendidikan sains diharapkan akan menumbuhkan budaya keilmuan yang dapat digunakan sebagai modal berkembangnya ilmu pengetahuan.

Esensi Pendidikan Islam melalui Pembelajaran Sains dalam Menciptakan Manusia yang Paripurna dalam pendidikan Islam berusaha mengintegrasikan aspek agama dan dunia dalam kehidupan manusia. Aktualisasi dari integritas kedua aspek ini akan mewarnai kepribadian manusia. Kepribadian disini berarti menjadikan pribadi manusia yang beriman, memiliki akhlak yang benar dan memahami hakikat kita diciptakan. Sejatinya, pendidikan Islam membentuk diri manusia yang selaras dengan harapan dari pendidikan, yaitu membentuk manusia yang terdidik.

Manusia yang terbentuk dari sistem pendidikan Islam adalah manusia yang memiliki kepribadian yang komperhensip. Karena itu pendidikan Islam tidak menganut sistem dikotomi. Pendidikan Islam berorientasi menciptakan pribadi yang bertanggung jawab. Pribadi yang tidak hanya mengandalkan dan membanggakan status sosial dan garis keturunannya. Pribadi yang bertanggung jawab adalah individu yang menyempurnakan perbuatannya atas dasar keimanan yang mantap tanpa mengharapkan pujian orang lain, berpandangan luas jauh ke depan; bahwa apa yang dilakukan sekarang tidak harus dipetik hasilnya oleh generasinya, akan tetapi ia sadar bahwa hasil kerja kerasnya akan dinikmati oleh generasi penerusnya. Pendidikan Islam rnernberikan dorongan agar manusia senantiasa rnengembangkan sikap kritis dan pandai rnengambil pelajaran, selalu rnengamati apa yang ada di langit dan bumi serta segala isinya.

Maka dengan pengetahuan yang dibawa oleh sains, menjadi sebuah momentum bagi semua manusia bahwa Tuhan telah memberikan sebuah panduan hidup pada semua manusia akan kehebatan yang ada pada pendidikan Islam dan sains.

Kesimpulan 

Pada hakikatnya pendidikan Islam ini membentuk diri dari manusia yang selaras dengan sebuah harapan dan pendidikan,yaitu dengan membentuk manusia yang terdidik dan pendidikan islam ini mencoba membawa semua manusia untuk mencoba memahami akan semua konsep hal yang terdidik yang dibawa oleh pendidikan, agama dan sains. Jika masing-masing itu tidak dipahami maka akan terbentuk manusia yang tidak mengetahui hakikat yang ada di alam ini dan sebaliknya. Ketika kita menelaah dan melihat pada konsep yang dijelaskan oleh Al-Qur'an, maka secara tidak langsung manusia telah diberikan sebuah paparan akan pentingnya pendidikan islam dalam kehidupan manusia dan peran penting dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sampai saat ini. Esensi pendidikan islam melalui pembelajran sains didalam menciptakan manusia yang paripurna  dalam pendidikan islam berusaha megintegrasikan aspek agama dan dunia didalam kehidupan manusia.

Pendidikan islam dan kemajuan teknologi seakan menjadi sebuah hiasan yang begitu mahal dikarenakan memberikan kebermanfaatan yang luar biasa dalam hidup manusia dan bertahan sampai era modern saat ini. Sehingga dengan demikian, semua keilmuan dan pengetahuan yang manusia dapatkan merupakan sebuah konsep yang telah Tuhan hadirkan demi terciptanya manusia yang sejahtera dan hidup dalam kebenaran.

 

Referensi

Getteng, Abd. Rahman. 1997. Pendidikan Islam dalam Pembangunan. Ujung Pandang: Yayasan al-Ahkam.

Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sumaji, dkk. 1998. Pendidikan yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius.

Wahyudi, M. Jindar. 2006. Nalar Pendidikan Qurani. Yogyakarta: Apeiron Philotes.

Zulkarnain. 2008. Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Thamrin, R. M., & Harahap, E. P. (2021). Mengintegrasikan Pandangan Al-Qur'an dengan Perspektif Sains dan Teknologi. ADI Bisnis Digital Interdisiplin Jurnal, 2(1 Juni), 86-88.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun