Sumer daya manusia dalam suatu organisasi merupakan faktor yang sangat penting yang menentukan efektifitas kegiatan  organisasi. Keerhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu idang pekerjaan sangat ditentukan oleh tingkat keahlian profesionalisme serta komitmennya terhadap idang pekerjaan yang digelutinya. Kinerja seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat kepuasan kerjanya. Kepuasan kerja seseorang juga dipengaruhi  dari dalam dan luar. Secara internal kepuasan kerja seseorang akan datang melalui komitmennya terhadap pekerjaan aik komitmen profesionalnya maupun komitmen organisasinya. Sedangkan dari sisi eksternal kepuasan kerja dipengaruhi oleh lingkungan dimana seseorang erada (Amilin & Rosita Dewi 2008:13).
Kualitas manusia yang diutuhkan masyarakat Indonesia di masa depan adalah kualitas yang dapat menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan negara-negara lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tercipta dengan terselenggaranya pendidikan yang berkualitas. Steve M. Jex (2002:131) mendefinisikan kepuasan kerja seagai "tingkat perasaan positif karyawan terhadap pekerjaan dan situasi kerja". Bagi Jex kepuasan kerja hanya terkait dengan sikap karyawan terhadap pekerjaannya. Sikap ini erlangsung dalam hal kognisi dan perilaku. Aspek  kepuasan kerja yang dirasakan sesuai dengan keyakinan pekerja tentang pekerjaan dan situasi karir: ahwa pekerja percaya pekerjaannya menarik merangsang memosankan atau menuntut. Aspek perilaku kerja adalah kecenderungan  pekerja untuk erperilaku terhadap pekerjaannya yang tercermin dalam pekerjaan yang dilakukannya dengan tetap ertahan pada posisinya atau dengan ekerja secara teratur dan disiplin.
Kepuasan kerja secara umum didefinisikan seagai sejauh mana seorang karyawan memiliki pengaruh positif pada pekerjaan atau situasi karir mereka (Locke 1976: Spector 1977). Pengaruh positif pada definisi ini mungkin erada di luar komponen kognitif dan perilaku yang konsisten dengan agaimana psikologi sosial mendefinisikan sikap (Zanna & Rempel 1988). Kepuasan kerja pada dasarnya adalah sikap seorang karyawan terhadap pekerjaannya.
Komitmen pada setiap karyawan sangat penting karena dengan komitmen seorang karyawan dapat menjadi leih ertanggung jawa atas pekerjaannya diandingkan karyawan tanpa komitmen apapun. Seringkali karyawan yang erkomitmen ekerja secara optimal sehingga dapat mencurahkan perhatian pikiran tenaga dan waktunya untuk pekerjaannya. Sehingga apa yang dilakukan sudah sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Oleh karena itu partisipasi akan mengurangi niat untuk meninggalkan perusahaan atau niat untuk pindah.
Setiap orang yang ekerja dalam isnis atau organisasi harus erkomitmen untuk ekerja karena jika karyawan isnis tidak erkomitmen untuk ekerja tujuan isnis atau organisasi tidak akan tercapai. Namun terkadang seuah isnis atau organisasi kurang memperhatikan komitmen yang ada pada karyawannya sehingga erdampak pada penurunan kinerja karyawan atau loyalitas karyawan. Komitmen pada setiap karyawan sangat penting karena dengan komitmen seorang karyawan dapat menjadi leih ertanggung jawa terhadap pekerjaannya diandingkan dengan karyawan yang tidak memiliki komitmen. Biasanya karyawan yang erkomitmen akan ekerja secara maksimal sehingga dapat mencurahkan seluruh perhatian pikiran tenaga dan waktunya  pada pekerjaan terseut sehingga apa yang telah dilakukannya sesuai dengan harapan perusahaan.
Faktor-faktor yang memerikan kepuasan kerja menurut Blum (1956) adalah:
- Â Faktor priadi seperti usia kesehatan kepriadian dan harapan;
- Â Faktor sosial seperti ikatan keluarga dan pandangan masyarakatÂ
- Faktor kunci pekerjaan seperti gaji pengawasan ketenangan pikiran kondisi kerja dan kesempatan untuk maju.
Dampak peningkatan kepuasan kerja: peningkatan produktivitas tenaga kerja pengurangan keutuhan cuti dan cuti dan peningkatan kesehatan karyawan karena merasa nyaman dalam ekerja. (Ashar Sunyoto M 200 tahun).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H