Penilaian kinerja mempunyai berlebihan arti, kejahatan satunya mengikuti Handoko (1994:23) Penilaian kinerja adalah mengadakan suatu taktik yang konstan dan bukan mengadakan materi kelanjutan atau materi selintas. Penilaian kinerja tidak semata-mata dilakukan sesaat saja, melainkan dilakukan secara berkelanjutan, karena untuk menjaga obyektifitas penelitian, program penilaian kinerja hendaknya dilakukan setiap periode. Sama halnya dengan evaluasi setiap di akhir kepengurusan/periode.
Atasan hendaknya bisa melakukan penilaian kepada setiap anggota setiap di akhir periode. Penilaian setiap masa juga memberikam manfaat serta feedback atau kinerja para anggota/ karyawan atas kinerja yang telah dilakukannya, sehingga memberi maasukan untuk periode selanjutnya agar jadi lebih baik lagi ataupun bisa memperbailki kinerja dari masa sebelumnya. Penilaian kinerja yang baik tidak saja menilai kinerja karyawan, tetapi juga bisa menjadi pengembangan serta kepuasan terhadap paaara karyawan
Menurut Soetjipto (2001), bagian dalam suatu perserikatan seringkali terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak cuma pegawai biasa, manajer pun ada yang menjadi korban atas PHK tersebut. Aspek yang menjadi pertimbangan atasan bukan hanya sekedar kinerja para karyawan akan teatpi lebih bagaimana cara memperbaiki secara terus menerus (continuous improvement)
Kinerja yang baik mencerminkan perilaku yang baik, sehingga kinerja yang baik menghasilkan produktivitas yang baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia adalah dengan melakukan tinjauan kinerja Penilaian kinerja merupakan hal yang sangat penting bagi suatu organisasi. Dengan mengevaluasi kinerja suatu organisasi, dapat dilihat sejauh mana faktor manusia dapat mendukung tujuan organisasi. Selain itu, melalui evaluasi kinerja, suatu organisasi dapat secara objektif memilih dan menempatkan orang yang tepat pada posisi tertentu (Miftah, 2001). Selain itu, tinjauan kinerja dapat membantu para pemimpin mengantisipasi dan mencegah ketidakpuasan karyawan. Perubahan sikap karyawan merupakan indikasi perubahan kepuasan kerja karyawan
Mengingat pentingnya penilaian kinerja baik bagi perusahaan maupun karyawannya, maka proses penilaian kinerja harus dilakukan secara objektif dan menyeluruh. Review kinerja yang objektif akan memberikan umpan balik yang sinergis antara atasan dan bawahan. Bawahan secara bertahap akan memahami objektivitas pekerjaan dan akan dapat mendukung lingkungan produktivitas perusahaan.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor strategis perusahaan yang memberikan nilai tambah sebagai tolak ukur keberhasilan bisnis pada suatu perusahaan. Kemampuan SDM merupakan competitive advantage dari perusahaan. Untuk dapat menjadi tiang utama pembentuk daya saing, perlu dilakukan upaya peningkatan kinerja sumber daya manusia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja sumberdaya manusia adalah dengan melakukan penilaian prestasi kerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H