Mohon tunggu...
Alycia Mutiara Rizky
Alycia Mutiara Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Psychology Graduate - Psychology Writer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jeffrey Dahmer: The Worst Effect of Attachment Issue

7 Oktober 2024   10:45 Diperbarui: 7 Oktober 2024   10:50 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jeffrey Dahmer/foto : Wikipedia

Hey there! Pada 22 Juli 1991, Milwaukee, Amerika Serikat digemparkan dengan berita penangkapan seorang pembunuh berantai, Jeffrey Dahmer. Jeffrey ditangkap atas perbuatan kejinya terhadap 17 pria (salah satunya adalah anak dibawah umur) yang ia lakukan selama tahun 1978 - 1991. Selama 13 tahun ini, Jeffrey telah membunuh, menyodomi, memutilasi, serta memakan para korbannya. Jeffrey dijuluki sebagai 'Milwaukee Cannibal' dan 'Milwaukee Monster'. Apa yang sebenarnya terjadi pada Jeffrey? Bagaimana mungkin seorang manusia mampu melakukan hal sekeji itu? Simak penjelasannya lebih lanjut! 

Jeffrey Lionel Dahmer atau Jeff, lahir pada tanggal 21 Mei 1960 di Milwaukee, Amerika Serikat. Jeff dikenal sebagai anak yang ceria, sampai pada usia 4 tahun ia harus menjalani operasi hernia ganda yang menyebabkan perilakunya mulai berubah. Jeff menjadi anak yang pendiam, terlebih setelah kelahiran adiknya. Sejak kecil, Jeff memiliki hobi yang tidak biasa, yaitu mengumpulkan dan mengawetkan tulang dari bangkai hewan yang ada di sekitar rumahnya. Saat memasuki usia remaja, Jeff menjadi pribadi yang semakin pendiam, dingin, dan tidak punya teman. Pada usia inilah, lebih tepatnya usia 14 tahun, Jeff  mulai memiliki ketertarikan secara seksual terhadap mayat atau yang biasa disebut dengan necrophilia. Ketertarikan ini yang kemudian mendorong Jeff untuk melakukan pembunuhan pertamanya, yaitu pada Juni 1978, ketika Jeff mengantar seorang pria bernama Steven Hicks dan membawanya ke rumah orang tuanya. Jeff membuat pria itu mabuk, dan ketika dia hendak pergi, Jeff justru membunuhnya dengan memukul kepalanya dan mencekiknya dengan barbel. Kemudian Jeff memotong-motong tubuh Hicks, menghancurkan tulang-tulangnya, dan menguburnya di halaman belakang rumahnya. Pembunuhan kedua terjadi pada September 1987, dengan korban bernama Steven Tuomi yang ia bawa menginap di kamar hotel. Mereka minum sampai mabuk dan di pagi hari Jeff mendapati Tuomi sudah tewas tanpa mengingat apa yang telah terjadi semalam. Jeff membawa jasad Tuomi dengan koper ke rumah neneknya, kemudian ia memotong-motong tubuh Tuomi dan melakukan masturbasi kepada sisa-sisa jasadnya. Jeff juga menyimpan kepala Tuomi dengan sebuah selimut selama berminggu-minggu setelah peristiwa pembunuhan tersebut. Jeff mengaku ia tidak bermaksud untuk membunuh Tuomi dan tidak menyangka hal ini akan terjadi. Tidak sampai disitu, Jeff juga membunuh dan memutilasi dua pria lain di rumah neneknya, tepatnya di ruang bawah tanah. Sampai pada tahun 1988, ia diusir oleh neneknya karena adiksi terhadap alkoholnya yang terus memburuk. 

Setelah pembunuhan Tuomi, dorongan Jeff untuk membunuh semakin kuat, bahkan ia tidak berusaha untuk menahannya. Pada tahun 1989, Jeff pindah ke apartemennya sendiri di daerah Milwaukee, Amerika Serikat. Walaupun sudah memiliki apartemen sendiri, Jeff tetap sesekali mengunjungi ruang bawah tanah milik neneknya untuk melakukan hal-hal yang mengerikan. Di tahun yang sama, Jeff melakukan pembunuhan terhadap seorang calon model, bernama Anthony Sears. Jeff merayu, membius, mencekik, menyodomi, memotret, dan memotong-motong bagian tubuh Anthony. Tidak hanya itu, Jeff juga menyimpan kepala dan alat kelamin Anthony menjadi mumi dalam waktu yang lama. 

Selama dua tahun berikutnya, sampai pada 1991, Jeff telah membunuh 12 pria lagi sehingga korbannya mencapai 17 korban. Kedua belas pembunuhan ini ia lakukan di apartemennya. Jeff mengembangkan modus untuk menarik para korbannya dengan menawarkan sejumlah uang jika mereka bersedia untuk difoto dalam keadaan telanjang. Apabila para korban menyetujui tawaran tersebut, Jeff akan membawa mereka ke apartemennya. Namun, setelah mengambil foto, Jeff tidak langsung memberikan uang kepada mereka, Jeff justru menawarkan minuman yang sudah dicampur dengan pil tidur. Ketika para korban sudah tertidur, Jeff akan membunuh, melecehkan, dan memotong-motong mereka. Kemudian Jeff akan menyimpan beberapa bagian tubuh mereka, seperti kepala, jantung, alat kelamin, dan tengkorak sebagai kenang-kenangan baginya. Jeff juga memakan daging dari beberapa korbannya serta melarutkan sisa bagian tubuh lainnya dengan cairan kimia korosif. Selain itu, Jeff juga melakukan eksperimen lobotomi kasar kepada salah satu korbannya, tepatnya korban ke-11, yaitu Erol Lindsey dengan cara mengebor kepalanya dan memasukkan cairan asam klorida ke dalamnya. Hal ini bertujuan untuk membuat Lindsey menjadi seperti zombie yang memungkinkan ia akan menuruti semua permintaan Jeff tanpa perlawanan. 

Perbuatan keji yang dilakukan oleh Jeffrey Dahmer berakhir pada 22 Juli 1991, ketika calon korbannya, Tracy Edwards berhasil kabur dari apartemen Jeff dan melapor kepada polisi bahwa ada seorang pria aneh yang hendak membunuhnya. Dua polisi yang ditugaskan seharusnya hanya menyelidiki pisau yang digunakan Jeff untuk mengancam Tracy. Namun, mereka dikejutkan dengan penemuan beberapa foto-foto polaroid yang berisi potongan tubuh para korban. Melihat hal ini, Jeff hendak melarikan diri, tetapi berhasil ditahan oleh polisi dan langsung ditangkap. Penyelidikan tersebut dilanjutkan dan menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak pernah terbayangkan, seperti sebuah kepala di lemari es, tiga kepala lainnya di freezer, toples berisi alat kelamin yang diawetkan, sebuah drum besar yang berisi bagian tubuh yang dilarutkan, serta foto-foto polaroid dengan gambar yang mengerikan.

Lionel Dahmer dan Shari Dahmer/foto : Getty Images
Lionel Dahmer dan Shari Dahmer/foto : Getty Images

Selain kronologi kasusnya, kita juga perlu mengetahui bagaimana seorang Jeffrey Dahmer dibesarkan oleh orang tuanya. Ayah Jeff bernama Lionel Dahmer adalah seorang ahli kimia yang absen pada sebagian besar masa kanak-kanak Jeff karena kesibukannya. Lionel merupakan pribadi yang pendiam dan hanya berfokus pada karirnya. Sedangkan, Ibu kandung Jeff yang bernama Joyce Dahmer, menderita depresi dan gangguan neurotik yang menyebabkan ia tidak mampu memberi perhatian secara penuh kepada Jeff. Bahkan Joyce menolak untuk menggendong Jeff dan satu-satunya interaksi fisik yang diberikan hanyalah ketika mengganti popok Jeff. Joyce merupakan pribadi yang sangat emosional dan penuh kecemasan. Selama di rumah, Jeff dan adiknya, David Dahmer, sering menyaksikan pertengkaran dan kekerasan yang dilakukan oleh orang tuanya. Ketika memasuki usia remaja, orang tua Jeff bercerai dan David dibawa oleh Joyce, sedangkan Jeff dibiarkan tinggal sendiri di rumah lama mereka. Tidak lama setelah itu, Lionel menikah lagi dengan Shari Dahmer. Pada masa inilah Jeff merasa bahwa ia sangat diabaikan dan ditinggalkan oleh orang tuanya. 

Menurut John Bowlby, pola kelekatan pada awal kehidupan seseorang akan sangat mempengaruhi bagaimana individu tersebut menjalin hubungan dan mengelola emosi di sepanjang kehidupan (Ansbro, 2008). Hal ini diibaratkan seperti blueprint bagi seseorang dalam menjalin kelekatan dengan orang lain ketika dewasa. Ketidakhadiran orang tua pada masa awal kehidupan anak akan menyebabkan anak tidak memiliki blueprint tersebut, sehingga kemampuan sosial-emosionalnya juga terganggu. Pola kelekatan yang tidak terbangun dengan baik ini juga menyebabkan seseorang tumbuh menjadi pribadi yang haus akan kelekatan. Pada kasus Jeff, ia mewujudkan kebutuhan akan kelekatannya dengan berusaha menjalin pertemanan selama masa sekolah. Akan tetapi, Jeff tidak memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik sehingga ia selalu ditolak oleh lingkungan sosialnya. Karena penolakan ini, Jeff beralih ke fantasi seksualnya untuk melarikan diri dari dunia nyata. Jeff mengungkapkan pada salah satu wawancara bahwa ia memasuki dunia fantasi ini ketika situasi di rumahnya sedang memanas. Jeff merasa tidak memiliki kendali saat masih anak-anak, tetapi dalam dunia fantasi ini, akhirnya Jeff merasa dapat memiliki kendali penuh terhadap seseorang. Namun, Jeff menyadari bahwa ia tidak dapat berada dalam dunia fantasi ini selamanya. Oleh karena itu Jeff berusaha untuk 'mewujudkan' fantasi tersebut. 

Menurut penelitian lain, pengabaian oleh orang tua juga memberi dampak secara fisik bagi anak, yaitu perkembangan otak yang tidak maksimal. Kurangnya stimulasi dan perhatian dari orang tua menyebabkan jaringan otak dan bagian yang terlibat pada fungsi kognitif untuk hubungan interpersonal dan keterampilan sosial menjadi terganggu. Oleh karena itu, seseorang akan kesulitan untuk mengekspresikan empati, mudah bergantung dengan orang lain, dan terlibat dalam perilaku agresif. Perpaduan antara ketiga dampak tersebut dan keinginan untuk mewujudkan fantasi seksual lah yang menjadi dorongan kuat bagi Jeff untuk melakukan berbagai tindakan kejinya. Kemudian, John Bowlby juga mengungkapkan bahwa ketidakhadiran orang tua akan menyebabkan anak mengembangkan pola kelekatan yang penuh kecemasan. Pola kelekatan ini disebut dengan Anxious Resistant Attachment. Selain itu, anak juga menjadi sangat sensitif terhadap penolakan dan akan menanggapi penolakan tersebut dengan tindakan agresi (Rohner et al, 2005). Hal ini termanifestasikan melalui perilaku Jeff yang tidak segan untuk membunuh para korbannya apabila mereka menolak keinginan Jeff, dan alih-alih membuang jasad korbannya, Jeff memilih untuk menyimpan mereka karena ketakutan yang begitu besar akan 'kepergian' dari para korbannya. Selain itu, Jeff juga memakan daging dari beberapa korbannya dengan anggapan bahwa mereka akan menjadi bagian dari diri Jeff yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini didukung dengan pernyataan Jeff ketika di persidangan, yaitu bahwa ia tidak pernah benar-benar ingin membunuh, justru ia sangat tertarik dengan para korbannya. Ia memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menjaga mereka sehingga ia melakukan berbagai cara agar mereka tidak meninggalkannya. 

Tulisan ini berusaha untuk memahami bagaimana seseorang dapat menjadi monster yang mengerikan seperti Jeffrey Dahmer. Jeff telah menciptakan caranya sendiri dalam berhubungan dengan orang lain, yang tentunya tidak adaptif sehingga menjadi tindakan pembunuhan yang berulang kali. Hal ini diakibatkan oleh kelalaian orang tuanya yang secara tidak sadar telah membentuk pelaku kriminal di masa depan. Oleh karena itu, diperlukan deteksi yang sedini mungkin sehingga dapat segera mendapat intervensi secara psikologis.  

Referensi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun