Fenomena "Curhat Mbak Taylor" yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu, kian membuat banyak masyarakat tertarik untuk mendengarkan lagu-lagu milik penyanyi terkemuka Taylor Swift. Penulisan naratif layaknya bercerita dalam lirik lagunya yang relate dengan kehidupan membuat dirinya semakin disukai oleh publik.
Stephanie Burt, Profesor Bahasa Inggris di Harvard University sekaligus kritikus sastra dan penyair, menjelaskan kemampuan menulis lirik lagu yang hebat milik penyanyi berusia 33 tahun itu. “Dia memiliki perasaan dalam menulis lagu yang menyampaikan perasaan yang dapat membuat Anda membayangkan perasaan penulis lagu itu sendiri, seperti dalam “We Are Never Ever Getting Back Together,” dan cara bercerita serta menciptakan karakter,” ucapnya saat diwawancarai oleh The Harvard Gazette.
Tak dapat dipungkiri, musisi sekaligus penulis lagu “All Too Well” berkebangsaan Amerika Serikat itu terus melebarkan sayapnya dalam industri musik. Jumat, 27 Oktober 2023 lalu, Taylor Swift telah merilis ulang album paling hits-nya yakni 1989 (Taylor’s Version) dan mendapat antusiasme besar, termasuk dari para pengamat musik.
Neil McCormick—Kritikus Musik The Telegraph—bahkan memberi rating lima bintang pada album tersebut. “1989 (Taylor’s Version) adalah remake sempurna dari album terbaiknya – dan lima lagu barunya mencerminkan tema aslinya dengan cara yang menarik,” katanya.
Perilisan album berisikan lagu populer “Shake It Off” ini makin mendongkrak pendapatan Taylor Swift. Berkat perolehan besarnya mulai dari penjualan musik, tiket konser, dan merchandise, wanita yang dikenal dengan julukan 'Queen of Heartbreak' itu telah menjadi miliarder dengan total kekayaan mencapai Rp 17 Triliun berdasarkan analisis dari Bloomberg News.
Kesuksesannya tersebut pun tak lepas dari konser terbarunya, The Eras Tour, yang berhasil memecahkan rekor sekaligus membantu meningkatkan perekonomian Amerika Serikat.
Pencapaian besar lainnya juga ia dapatkan dengan menjadi satu-satunya artis yang masih hidup yang memiliki empat album sekaligus di Top 10 Billboard pada waktu yang sama setelah Herb Alpert pada tahun 1966. Situasi ini tercerminkan seperti yang dikatakan oleh Barbara Walters, jurnalis terkenal Amerika Serikat pada tahun 2014, “Taylor Swift adalah industri musik.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H