Mohon tunggu...
Alycia Medina Amour
Alycia Medina Amour Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Memahami Pasien dengan Komunikasi Terapeutik

6 Januari 2025   23:50 Diperbarui: 7 Januari 2025   00:07 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Komunikasi terapeutik merupakan elemen esensial dalam pelayanan kesehatan, membantu tenaga medis memahami pasien secara mendalam, baik dari segi fisik maupun emosional. Sebagai alat utama dalam membangun hubungan yang penuh kepercayaan, komunikasi ini dirancang untuk menciptakan lingkungan dimana pasien merasa nyaman, didukung, dan dipahami. Lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi medis, komunikasi terapeutik melibatkan seni mendengarkan aktif, merespons secara empatik, dan memberikan informasi dengan cara yang mudah dipahami oleh pasien.

Studi menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik memainkan peran penting dalam meningkatkan hasil perawatan kesehatan. Menurut (O'Hagan et al. (2014), pendekatan komunikasi yang baik dapat meningkatkan kepuasan pasien, mengurangi kecemasan, dan bahkan mempercepat proses penyembuhan. Dalam situasi di mana pasien sering kali merasa cemas atau tidak yakin tentang kondisi mereka, komunikasi terapeutik membantu menjembatani kesenjangan antara kebutuhan medis dan perhatian emosional.

Pada dasarnya, komunikasi terapeutik adalah proses yang melibatkan dua pihak, yaitu tenaga medis dan pasien, dalam hubungan yang saling mendukung. Proses ini melibatkan sejumlah keterampilan, termasuk empati, mendengarkan aktif, dan kemampuan untuk menyampaikan informasi dengan bahasa yang sederhana. Empati menjadi kunci utama dalam membangun kepercayaan. Ketika tenaga medis menunjukkan kemampuan untuk memahami perasaan dan perspektif pasien, pasien cenderung merasa lebih percaya dan terbuka.

Mendengarkan aktif juga menjadi salah satu elemen inti dalam komunikasi terapeutik. Mendengarkan aktif berarti memperhatikan setiap detail yang disampaikan pasien, baik secara verbal maupun nonverbal. Dalam praktiknya, ini dapat berupa memberikan respons seperti anggukan, mempertahankan kontak mata, atau bahkan diam sejenak untuk memberi ruang bagi pasien untuk menyampaikan pikirannya. Hal ini tidak hanya membantu tenaga medis memahami kebutuhan pasien, tetapi juga menunjukkan bahwa pasien dihargai dan didengarkan.

Namun, meski penting, pelaksanaan komunikasi terapeutik bukan tanpa tantangan. Ditemukan bahwa keterbatasan waktu sering kali menjadi hambatan utama bagi tenaga kesehatan dalam menjalankan komunikasi terapeutik (Schmid Mast et al., 2015). Di tengah jadwal pelayanan kesehatan yang padat, tenaga medis sering kali harus menyampaikan informasi secara cepat, sehingga tidak sempat memberikan perhatian penuh pada kebutuhan emosional pasien. Selain itu, perbedaan budaya dan bahasa juga sering menjadi kendala, terutama ketika pasien dan tenaga medis memiliki latar belakang yang berbeda.

Meskipun demikian, berbagai strategi dapat digunakan untuk mengatasi hambatan tersebut. Salah satu pendekatan yang efektif adalah memberikan pelatihan komunikasi kepada tenaga medis. Pelatihan ini tidak hanya membantu meningkatkan keterampilan komunikasi, tetapi juga memperkuat kesadaran tentang pentingnya memahami kebutuhan emosional pasien. Selain itu, penggunaan teknologi seperti sistem manajemen rekam medis elektronik dapat membantu mengurangi beban administratif, sehingga tenaga medis memiliki lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan pasien.

Dampak komunikasi terapeutik tidak hanya dirasakan oleh pasien, tetapi juga oleh tenaga medis. Menurut laporan oleh Chan et al. (2018), tenaga kesehatan yang menjalankan komunikasi terapeutik cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka karena hubungan yang lebih baik dengan pasien. Selain itu, pasien yang merasa didukung secara emosional menunjukkan kepatuhan yang lebih tinggi terhadap pengobatan, sehingga meningkatkan hasil klinis secara keseluruhan.

Dengan demikian, komunikasi terapeutik adalah komponen penting yang tidak boleh diabaikan dalam pelayanan kesehatan. Melalui pendekatan yang penuh empati, mendengarkan aktif, dan memberikan informasi yang jelas, tenaga medis dapat membantu pasien merasa lebih didukung selama proses perawatan mereka. Lebih dari itu, komunikasi terapeutik adalah alat yang memungkinkan tenaga medis untuk memberikan perawatan yang benar-benar holistik, yang mencakup kebutuhan fisik, emosional, dan psikologis pasien.

Daftar Pustaka

Chan, Emily A., Polly Y. Wong, dan Celina Cheung. "The Effectiveness of InterpersonalCommunication Skills Training for Nurses: A Systematic Review." International Journal of Nursing Studies 77 (2018): 138–151. https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2017.09.015.

O'Hagan, S., Manias, E., Elder, C., Pill, J., Woodward-Kron, R., McNamara, T., & Webb, G. "What Counts as Effective Communication in Nursing?" Journal of Advanced Nursing 70, no. 2 (2014): 282–294. https://doi.org/10.1111/jan.12199.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun