Mohon tunggu...
Alycia Laila
Alycia Laila Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Fans Wota JKT48

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perempuan Pejuang: Di Balik Jerih Payah Seorang Ibu Menuju Cumlaude

6 Desember 2023   20:31 Diperbarui: 6 Desember 2023   20:43 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan seringkali membentang jalan yang penuh liku dan ujian, tetapi bagi seorang ibu yang berjuang untuk bekerja sambil mengejar gelar akademis tertinggi, perjalanan itu menjadi lanskap perjuangan yang membanggakan. Inilah kisah inspiratif seorang wanita tangguh yang mampu menyeimbangkan peran sebagai ibu, pekerja, dan mahasiswa untuk meraih prestasi luar biasa dengan gelar cumlaude. Sosok wanita tangguh ini bernama Nurseha, ia lahir di Jakarta, 05 Juli 1977. Sekarang ia bekerja di salah satu rumah sakit daerah Cibinong yaitu, Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong. Ia bekerja sebagai Kepala Ruangan di ruangan Perinatologi.

Kisah inspiratif ini dimulai dari seorang ibu yang memulai perjalanan beratnya ketika memutuskan untuk kembali ke bangku kuliah tepatnya pada tahun 2015. Dengan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga dan pekerja penuh waktu, keputusan untuk melanjutkan pendidikan tinggi bukanlah pilihan yang mudah. Namun, tekadnya untuk memberikan contoh positif kepada anak-anaknya dan memperbaiki kualitas hidup keluarga mendorongnya untuk melangkah maju. Jerih payah seorang perempuan pejuang tak pernah lepas dari perjuangan mengatur waktu. Siang hari dihabiskan untuk bekerja, memenuhi tanggung jawab sebagai ibu, dan meladeni segala dinamika kehidupan. Namun, malam hari menjadi saksi bisu bagaimana ruang tamu menjadi ruang kelas pribadinya, tempat di mana buku-buku tebal menjadi sahabat setianya. Baginya, malam adalah waktu yang berharga untuk membenamkan diri dalam buku-buku dan tugas kuliah. Laptop menjadi teman setia yang menyertai perjalanan malam yang panjang.

Perjalanan menuju gelar cumlaude tidaklah mudah. Terdapat rintangan dan hambatan yang harus diatasi. Tugas-tugas kuliah yang menumpuk, ujian yang menantang, dan tekanan dari pekerjaan tidak membuatnya goyah. Sebaliknya, setiap rintangan dianggap sebagai batu loncatan untuk mencapai kesuksesan. 

  • Rintangan pertama yang dihadapi adalah keterbatasan waktu. Seorang ibu yang bekerja penuh waktu sudah memiliki jadwal yang padat, dan menambahkan tanggung jawab kuliah membutuhkan keterampilan jongling yang luar biasa. Hari-harinya menjadi rentetan antara kelas, rapat, dan waktu berkualitas dengan keluarga. 
  • Rintangan yang kedua adalah tugas rumah yang menumpuk. Bekerja dan kuliah tidak menyisakan banyak waktu untuk bersantai, apalagi untuk urusan rumah tangga. Rintangan ini bukan hanya sekadar tumpukan tugas rumah yang menunggu, tetapi juga tugas-tugas kuliah yang membutuhkan fokus dan dedikasi. Di sinilah kemampuan multitasking menjadi kunci kelangsungan perjuangan. 
  • Rintangan yang paling berat adalah ujian finansial demi menjaga keseimbangan ekonomi keluarga. Beasiswa dan bantuan keuangan memang ada, tetapi terkadang tidak mencukupi sepenuhnya. Ibu ini harus mencari keseimbangan antara biaya kuliah, kebutuhan sehari-hari, dan kebahagiaan keluarga. Ujian finansial menjadi satu rintangan tambahan yang harus diatasi dengan bijaksana. 
  • Rintangan selanjutnya adalah rasa bersalah antara waktu untuk diri sendiri dan keluarga.  Waktu yang dihabiskan untuk belajar terkadang membuatnya merasa bersalah kepada anak-anak yang mungkin merindukannya. Tapi ia belajar bahwa setiap usaha dan waktu yang diinvestasikan akan membawa kebaikan jangka panjang bagi keluarga.

Dibalik setiap keberhasilan, terdapat dukungan yang luar biasa dari keluarga. Suami yang selalu menjadi pilar pendukung, anak-anak yang memahami keterbatasan waktu ibu, dan keluarga yang memberikan semangat tak terbatas serta rekan kerja yang mendukung membuatnya mampu melangkah maju meskipun terkadang terasa terbebani. Semua itu menjadi pendorong yang membuat perjuangan ibu ini semakin berarti.

Album Foto Wisuda, dokpri
Album Foto Wisuda, dokpri
Akhirnya, setelah melalui perjuangan yang tak terhitung jumlahnya, hari kelulusan tiba. Tepatnya pada hari Selasa, 14 Agustus 2018 di Gedung Sasono Langen Budoyo TMII. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan tingginya dengan gelar cumlaude, ia mendapatkan IPK 4,00. Gelar cumlaude yang dipegangnya bukan hanya sebatas penghargaan akademis, tetapi juga simbol kemenangan atas rintangan dan ujian hidup. Baginya, gelar tersebut adalah bukti bahwa jerih payahnya telah membuahkan hasil.

Galeri Foto, dokpri
Galeri Foto, dokpri
Pesan Inspiratif :

"Melalui kisah perjuangan seorang ibu yang bekerja sambil kuliah ini, kita diajak untuk merenung tentang arti sebenarnya dari tekad, ketekunan, dan keberanian. Rintangan yang dihadapi bukanlah penghalang, melainkan batu loncatan untuk mencapai tinggi. Ia adalah bukti bahwa, dengan tekad dan dukungan yang cukup, setiap rintangan dapat diatasi, dan setiap impian dapat diraih, bahkan di tengah jeruji kesibukan kehidupan sehari-hari."

Dengan menuliskan kisah ini, semoga dapat menginspirasi banyak orang untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar impian mereka, bahkan ketika mereka dihadapkan pada keterbatasan waktu dan sumber daya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun