Mohon tunggu...
Alya Febriani
Alya Febriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa PGSD Universitas Islam Nahdlatul Ulama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun ketahanan ideologis melalui pendidikan kewarganegaraan: Memerangi radikalisasi di era digital

29 Desember 2024   21:28 Diperbarui: 29 Desember 2024   21:28 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN
Di era digital saat ini, semua informasi mudah diakses dan masyarakat lebih rentan terhadapnya. Oleh karena itu, sebagai masyarakat Indonesia, kita memerlukan pemahaman yang besar, terutama mengenai radikalisme yang saat ini sedang marak di dunia maya. Tujuannya agar Masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan informasi tersebut. Selain itu, masyarakat dapat menambah pengetahuan dan pemahamannya mengenai radikalisme serta mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Di era digital, arus informasi dan komunikasi semakin cepat. Ini merupakan peluang besar untuk menyulitkan penghentian seruan radikalisme di dunia maya. Penyebaran radikalisme merupakan salah satu hal yang dapat terjadi dengan sangat mudah di era digital saat ini. Karena informasi tersedia secara digital, seringkali informasi tersebut tidak disaring secara optimal. Oleh karena itu, besar kemungkinan radikalisme menyebar dan diterima masyarakat luas.
Tentu saja dampak radikalisme sangat berbahaya tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi bangsa. Oleh karena itu, sebagai bangsa, kita harus mengedepankan dan memperkuat nilai-nilai bela negara yang tertanam dalam diri setiap individu. Tentu saja hal ini menjadi landasan bagi tindakan masyarakat untuk menjauhkan masyarakat dari dampak negatif yang bertentangan dengan nilai-nilai bela negara. Nilai-nilai tersebut penting untuk ditanamkan pada seluruh masyarakat Indonesia karena mencerminkan karakter Indonesia. Apalagi nilai-nilai bela negara menjadi jawaban dan penyelamat permasalahan radikalisme di masyarakat.

PEMBAHASAN
Radikalisasi di era digital menimbulkan ancaman serius bagi generasi muda, yang sangat rentan terhadap hal tersebut, karena kehadiran ponsel memudahkan akses terhadap konten-konten radikal sehingga menjadikan generasi muda sebagai mangsanya. Oleh karena itu, menjadi warga negara diperlukan pemahaman akan nilai-nilai bela negara, antara lain menanamkan rasa cinta tanah air, mempertebal kesadaran berbangsa dan berbangsa, serta rela berkorban. Demi kepentingan bangsa dan negara yang ikut serta dalam terciptanya bangsa yang adil dan makmur. Sebagai warga negara Indonesia, kita pun harus mengamalkan segala sesuatu sesuai Pancasila. Sebab paham radikalisme ini bertentangan dengan sila pertama Pancasila: "Di Indonesia tidak ada agama yang mengajarkan cara-cara radikal untuk mencapai tujuan yang diinginkan."
Peran Aktif Netizen dalam Menangkal Penyebaran Radikalisme di Dunia Maya
Media sosial telah menjadi platform paling penting untuk menyebarkan informasi di era digital. Namun kemudahan akses ini juga dimanfaatkan oleh kelompok ekstrimis untuk menyebarkan ideologi ekstrimnya. Pengguna media sosial memainkan peran penting dalam mencegah ekstremisme di dunia maya. Berikut adalah peran yang dapat dimainkan oleh netizen:
*Menyebarkan Konten Positif: Pengguna dapat secara proaktif berbagi informasi yang mempromosikan toleransi, perdamaian, dan keberagaman untuk menyeimbangkan narasi negatif.
*Melaporkan konten ekstremis: Fitur pelaporan pada platform media sosial memungkinkan pengguna untuk melaporkan konten yang mengandung unsur ekstremis dan memungkinkan penyedia platform untuk menindaklanjutinya.
*Meningkatkan literasi digital: Ketika pengguna memahami cara kerja media sosial dan teknik propaganda yang digunakan oleh ekstremis, mereka akan mampu merespons informasi yang mereka terima dengan lebih kritis.
*Berpartisipasi dalam diskusi konstruktif: Berpartisipasi dalam diskusi yang sehat dan menawarkan perspektif moderat  membantu mencegah penyebaran ideologi ekstremis.
*Membangun Jaringan Positif: Membangun komunitas online yang mendukung nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan dapat menjadi benteng melawan infiltrasi radikalisme.
Dengan memainkan peran-peran ini, pengguna media sosial dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya kolektif memerangi ekstremisme di dunia maya.

Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Melawan Radikalisasi
Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter generasi muda dengan nilai-nilai dasar bangsa. Ini termasuk keberagaman sebagai landasan moral, kejujuran untuk membangun kepercayaan dan menghindari konflik, tanggung jawab untuk menerima konsekuensi tindakan, toleransi untuk mendorong kehidupan sosial yang inklusif, dan disiplin untuk menghormati aturan. termasuk kerja keras sebagai indikator karakter dan kerja sama. Kreativitas dan berpikir kritis sebagai ciri kecerdasan, demokrasi untuk keadilan hak dan kewajiban, nasionalisme sebagai pilar jati diri bangsa, kepedulian terhadap lingkungan dan Masyarakat (Hamdani & Dewi, 2021).
Peran pendidikan kewarganegaraan dalam mengatasi radikalisme pemuda berperan penting. Mata pelajaran kewarganegaraan dapat secara sistematis mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, kasih sayang, dan rasa hormat terhadap perbedaan. Ini membantu mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang pluralisme dan pentingnya menghormati keberagaman dalam masyarakat.
Dengan mengedepankan nilai-nilai tersebut, kewarganegaraan tidak hanya  mengajarkan tentang hak dan tanggung jawab sebagai warga negara, namun juga mengajarkan kita bagaimana menyikapi dan melawan ide-ide radikal yang dapat merusak persatuan  dan kesatuan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan berperan sebagai  benteng  ideologis yang kuat melawan radikal di kalangan remaja dan membimbing mereka untuk berkontribusi aktif dalam membangun masyarakat yang  harmonis dan damai (Muhammad et al., 2021).

Strategi Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan yang Inklusif di Era Teknologi 4.0
*Mengintegrasikan keterampilan digital ke dalam kurikulum: Mengintegrasikan keterampilan digital ke dalam kurikulum pendidikan kewarganegaraan membantu siswa belajar menggunakan teknologi dengan bijak, memahami etika digital, dan berpartisipasi secara aktif sebagai warga digital.
*Menggunakan platform e-learning interaktif: Menggunakan platform pembelajaran online interaktif, meningkatkan partisipasi siswa dalam memahami konsep kewarganegaraan dan memungkinkan akses materi pembelajaran yang lebih luas dan fleksibel.
*Pelatihan Guru dalam Teknologi Pendidikan: Memberikan pelatihan kepada pendidik dalam penggunaan teknologi di kelas meningkatkan efisiensi penyampaian bahan ajar dan membantu guru memanfaatkan alat digital secara maksimal.
*Mengembangkan konten pendidikan yang relevan: Membuat konten pendidikan kewarganegaraan yang sesuai dengan lanskap digital dan tantangan era Industri 4.0 akan membantu siswa memahami peran mereka sebagai warga negara di dunia yang terhubung secara digital.
*Mendorong partisipasi aktif siswa melalui proyek digital: Melibatkan siswa dalam proyek digital terkait isu-isu sipil akan memperdalam pemahaman siswa dan mendorong partisipasi aktif dalam komunitas digital.

KESIMPULAN
Radikalisasi di era digital memiliki pengaruh yang sangat besar di kalangan remaja dan berdampak buruk bagi generasi muda nantinya. Maka dari itu, diperlukan strategi untuk menangkal hal tersebut dengan menanamkan pemahaman tentang bela negara seperti menanamkan rasa cinta tanah air, mempertebal kesadaran berbangsa dan berbangsa, serta rela berkorban. Bisa juga dengan cara menyebarkan hal-hal yang positif dan melaporkan hal-hal negatif.


DAFTAR PUSTAKA
Arianti, Aisyah,. dkk. (2024). "Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam MencegahRadikalisme di Kalangan Remaja Gen Z." Jurnal Ilmu Pendidikan dan Matematika.1(3).
Abraham, Aria Budi,. dkk. (2022). "PENANGKALAN RADIKALISME DI ERA DIGITALDALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT MELALUI NILAI-NILAI BELANEGARA." Jurnal Kewarganegaraan. 6(1).
Budjianto, Oki Wahju,. dkk. (2021). "PENCEGAHAN PAHAM RADIKALISME MELALUIOPTIMALISASI PENDIDIKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA." JurnalHAM. 12(1).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun