Sebuah pencapaian besar berhasil diperoleh oleh dunia medis di Indonesia, di mana pada 30 Agustus 2024 lalu, Rumah Sakit Ngoerah Bali dan RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) berhasil melakukan operasi kista jarak jauh atau telerobotic surgery. Prosedur operasi ini menggabungkan teknologi robotik canggih dan konektivitas jarak jauh yang melibatkan penggunaan sistem robotik yang dikendalikan oleh sebuah robot dengan bantuan teknologi 5G yang cepat dan stabil.
Kecerdasan buatan sering kali digunakan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kompleks di berbagai bidang termasuk kesehatan. Telerobotic surgery adalah sebuah metode bedah jarak jauh yang memanfaatkan teknologi robot dan jaringan nirkabel. Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Aris Joe dari RS Bunda Menteng mengatakan bahwa ada beberapa keuntungan yaitu pasien lebih sedikit merasakan rasa sakit pasca operasi sehingga rawat inap di RS lebih pendek dan risiko komplikasi yang lebih rendah, seperti infeksi. Selain itu, telerobotic surgery juga memiliki waktu pemulihan yang lebih cepat dan kembali ke aktivitas normal dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan metode bedah konvensional. Jika dilihat dari segi ekonomi, operasi jarak jauh mengeluarkan biaya lebih sedikit dibandingkan dengan operasi konvensional yang harus datang ke rumah sakit.
Secara teknis, terdapat dua komponen penting dalam telerobotic surgery ini. Di antaranya adalah robotic arm (lengan robot) dan surgeon console (pusat kontrol). Kedua komponen tersebut dihubungkan dengan kabel fiber optik. Pada bagian lengan robot telah didesain seperti lengan manusia pada umumnya yang bisa bergerak bebas. Lalu, dokter melakukan tindakan operasi dengan mengoperasikan surgeon console. Dokter Spesialis Urologi, Chaidir A. Mochtar mengatakan bahwa komponen tersebut mampu memvisualisasikan bidang pembedahan secara 3D dengan akurasi tinggi di mana perbesaran sampai 10x lipat. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Aris Joe juga membenarkan bahwa pekerjaan tersebut lebih efisien dan visibilitas lebih baik dibandingkan dengan operasi konvensional.Â
Dikutip dari CNN Indonesia, biaya paket bedah telerobotic surgery sekitar Rp140-Rp160 juta. Hal tersebut lebih murah dibanding negara lain seperti halnya Singapura dan Malaysia yang mematok harga Rp250 - Rp400 juta. Jenis operasi yang dapat dilakukan dengan telerobotic surgery di antaranya adalah bedah thorax, bedah disgestif, bedah urologi, dan bedah ginekologi.
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa ada 1 juta lebih warga negara Indonesia yang berobat ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika, dan Eropa. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada perekonomian, khususnya bidang kesehatan. Setelah dihitung, Indonesia berpotensi kehilangan devisa hingga 11,5 miliar dolar atau setara dengan Rp180 triliun.
Telerobotic surgery merupakan bentuk perkembangan dari telemedicine yang semakin berkembang pesat terutama sejak tahun 2019 akibat pandemi COVID-19. Telerobotic surgery memungkinkan prosedur bedah dilakukan jarak jauh dengan bantuan alat canggih yang mana dapat mengatasi keterbatasan kesediaan dokter ahli dengan jarak pasien. Untuk itu, dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2019 tentang penyelenggaraan pelayanan telemedicine, termasuk telerobotic surgery, harus dilakukan dengan prinsip-prinsip etika medis dan etika kesehatan termasuk prosedur serta pemberian informasi yang sesuai. Hal ini bertujuan agar layanan telerobotic surgery dapat diterapkan secara efektif dan bertanggung jawab terutama tetap menjunjung etika medis seiring dengan perkembangan teknologi yang terus maju. Â
Meskipun telerobotic surgery ini membuahkan hasil bagi kesehatan Indonesia, tetapi tetap ada tantangan yang muncul. Rasa percaya masyarakat ini dinilai masih kurang karena dilihat dari cara kerjanya yang dapat dikendalikan oleh dokter dengan sistem robotik, sedangkan banyak masyarakat masih percaya bahwa operasi adalah tindakan yang krusial dan dokter harus secara langsung melakukan tindakan operasi pada pasien. Banyak masyarakat pasti berpikir bagaimana jika sinyal itu tiba-tiba saja tidak stabil saat operasi berlangsung dan nyawa pasien berada di ujung tanduk. Selain itu, tantangan lainnya bisa muncul dari sisi ketersediaan alat. Alat-alat untuk pelaksanaan telerobotic surgery tentu banyak menguras kantong karena harus memiliki fungsi dan ketepatan jaringan yang baik. Undang-undang dan etika mengenai penggunaan alat canggih pun harus sangat diperhatikan oleh pemerintah. Pemerintah juga berkomitmen untuk mendukung ketersediaan alat-alat canggih yang dibutuhkan agar Warga Negara Asing maupun masyarakat Indonesia tidak ragu untuk melakukan prosedur telerobotic surgery.
Harapan ke depannya dengan adanya perkembangan telerobotic surgery yang semakin canggih, angka pasien yang berobat ke luar negeri menurun setiap tahunnya dan mengurangi ketergantungan pasien berobat ke luar negeri. Para pasien dapat memanfaatkan perawatan medis tanpa mengeluarkan kocek sepeserpun untuk bepergian jauh. Selain itu, teknologi ini juga akan mendorong kualitas tenaga medis dan akses fasilitas kesehatan di Indonesia sehingga Indonesia menjadi negara yang mandiri dalam bidang kesehatan dengan mengutamakan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi rakyatnya.Â
REFERENSI
CNN Indonesia. 2024. Efektifitas Metode Bedah Robotic Surgery [video]. YouTube. https://youtu.be/Qtk-CNpaiFs?si=IqNtMvpSw89uyWdB (diakses tanggal 6 Januari 2025).