Mohon tunggu...
Alya Yushifa Yasmin
Alya Yushifa Yasmin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sejarah Kesehatan Masyarakat dalam Memegang Peran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

11 September 2024   20:49 Diperbarui: 11 September 2024   20:50 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kesehatan masyarakat adalah bidang ilmu yang berfokus pada pencegahan penyakit, perpanjangan umur, dan peningkatan kualitas hidup melalui upaya pengorganisasian masyarakat, edukasi, kebijakan publik, serta penelitian. Sejarah kesehatan masyarakat mencakup berbagai upaya manusia dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan komunitasnya, mulai dari praktik sanitasi kuno hingga kebijakan kesehatan modern yang berbasis ilmiah. Oleh karenanya, kesehatan masyarakat memiliki sejarah yang panjang dan beragam, yang melibatkan berbagai kebijakan, program, dan intervensi di berbagai belahan dunia. Sejarah kesehatan masyarakat dimulai dari pengakuan akan pentingnya sanitasi dan pencegahan penyakit di zaman kuno. Di Mesir kuno, misalnya, telah ada catatan mengenai praktik sanitasi yang baik, seperti penyediaan air bersih dan pengelolaan limbah. Pada masa Yunani kuno, Hippokrates, yang dikenal sebagai "Bapak Kedokteran," menghubungkan kesehatan dengan lingkungan dan gaya hidup. Perkembangan kesehatan masyarakat terus berlangsung selama abad pertengahan, ketika wabah penyakit seperti Black Death (Wabah Pes) melanda Eropa. Wabah ini menyoroti pentingnya sanitasi, pengelolaan limbah, dan pemisahan antara orang yang sehat dan yang sakit. Namun, kesadaran yang lebih sistematis mengenai pentingnya kesehatan masyarakat baru benar-benar berkembang pada abad ke-19, terutama dengan munculnya gerakan kesehatan masyarakat modern.

Revolusi Industri di Eropa pada abad ke-19 membawa perubahan besar dalam struktur sosial dan kondisi kehidupan masyarakat. Kota-kota yang padat dan industri yang berkembang pesat menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang serius, seperti polusi udara, air yang tercemar, dan kondisi sanitasi yang buruk. Pada saat itulah gerakan kesehatan masyarakat mulai muncul, dengan fokus pada peningkatan kondisi sanitasi dan pencegahan penyakit menular. Gerakan kesehatan masyarakat pada masa ini dipelopori oleh beberapa tokoh penting, termasuk Edwin  Chadwick di Inggris dan John Snow, yang dikenal sebagai salah satu pendiri epidemiologi modern. Studi John Snow tentang penyebaran wabah kolera di London pada tahun 1854 menjadi tonggak penting dalam memahami pentingnya sanitasi dan pengelolaan air minum. Sejak saat itu, kesehatan masyarakat mulai memfokuskan perhatian pada pengembangan kebijakan sanitasi, pengelolaan lingkungan, dan pencegahan penyakit.

Seiring dengan berkembangnya kesehatan masyarakat, konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga mengalami evolusi. Pada awalnya, PHBS lebih difokuskan pada perilaku sanitasi dasar, seperti mencuci tangan, menggunakan air bersih, dan pengelolaan limbah yang baik. Namun, seiring dengan berkembangnya pemahaman mengenai faktor-faktor determinan kesehatan, konsep PHBS mulai diperluas untuk mencakup berbagai perilaku lain yang berhubungan dengan gaya hidup sehat. Pada tahun 1978, Konferensi Alma-Ata oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya peran kesehatan primer dan kesehatan masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup. Dalam konteks ini, PHBS menjadi bagian integral dari pendekatan kesehatan primer, di mana masyarakat diajak untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kesehatannya sendiri dan lingkungannya. Sejak saat itu, PHBS telah diadopsi oleh berbagai negara sebagai strategi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup sehat.

Di Indonesia, PHBS menjadi bagian dari program pemerintah dalam rangka mencapai tujuan kesehatan nasional. Pada tahun 1990-an, konsep PHBS mulai diperkenalkan secara lebih sistematis melalui berbagai kampanye dan program edukasi, terutama melalui Puskesmas dan kegiatan posyandu di tingkat desa. pemerintah Indonesia menetapkan lima tatanan utama dalam PHBS, yaitu tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum, dan institusi kesehatan.

Sejarah kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa peningkatan kesehatan bukan hanya tentang pengobatan, tetapi juga tentang pencegahan dan promosi kesehatan melalui perubahan perilaku. PHBS merupakan salah satu pendekatan yang efektif dalam upaya ini, dengan fokus pada pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, dan pembangunan lingkungan yang sehat. Dengan ,pemahaman yang lebih baik dan penerapan yang lebih luas dari PHBS, masyarakat dapat mencapai tingkat kesehatan yang lebih baik dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

Kata Kunci: Kesehatan, Masyarakat, PHBS

DAFTAR PUSTAKA 

Praktikya, AW, 2011. DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN, Jakarta: Rajawali.

Notoatmodjo, S, ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PRINSIP-PRINSIP DASAR, Rineka Cipta, Jakarta, 2011.

Kemenkes RI, 2013. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 65 tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaa Masyarakat Bidang Kesehatan, Jakarta, Kemenkes RI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun