MPOX DARI HUTAN KE PERKOTAAN
ALYA VINA ANDINI/191241036
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Mpox, yang juga dikenal sebagai cacar monyet, adalah penyakit menular dari hewan ke manusia (zoonosis) yang disebabkan oleh virus Monkeypox. Virus ini termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus, yang juga berhubungan dengan virus penyebab cacar. Mpox pertama kali ditemukan pada monyet di laboratorium pada tahun 1958, sementara kasus pertama pada manusia dilaporkan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Awalnya, penyakit ini hanya menyebar di wilayah hutan tropis Afrika Tengah dan Barat, di mana hewan liar seperti tikus dan primata menjadi tempat hidup utama virus tersebut. Namun, karena mobilitas manusia yang semakin tinggi, urbanisasi, dan perusakan habitat alam, mpox kini sudah menyebar ke kota-kota dan menjadi masalah kesehatan yang lebih luas. Munculnya mpox di kota menjadi hal yang penting untuk segera ditangani, terutama karena bisa menyebabkan wabah di daerah yang padat penduduk. Penyakit ini juga memiliki potensi untuk menyebar lebih luas jika tidak ditangani dengan cepat.Â
Gejala mpox pada manusia mirip dengan cacar, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Setelah demam muncul, ruam kulit akan berkembang menjadi bintil-bintil berisi cairan yang lama-kelamaan mengering dan mengelupas. Penyebaran mpox dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari penderita, tetesan pernapasan (droplet), atau benda-benda yang terkontaminasi seperti pakaian atau seprai. Virus ini juga bisa menular melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi, misalnya lewat gigitan, cakaran, atau makan daging hewan liar yang tidak dimasak dengan baik. Walaupun asal-usulnya dari hewan, manusia yang terinfeksi bisa menyebarkan virus ini ke orang lain melalui kontak dekat. Hewan pengerat dan primata adalah sumber utama penyebaran virus ini. Di wilayah Afrika, orang-orang yang tinggal di sekitar hutan lebih berisiko tertular.Â
Namun, di perkotaan, mereka yang paling berisiko adalah tenaga kesehatan yang merawat pasien, peternak, orang yang bekerja dengan hewan liar, serta penduduk di daerah padat dengan sanitasi buruk. Ada juga kemungkinan orang tanpa gejala bisa menyebarkan virus ini, meskipun masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Sampai saat ini, belum ada obat khusus untuk mpox. Pengobatan biasanya bersifat simtomatik atau hanya untuk mengurangi gejala, seperti pemberian obat penurun demam dan perawatan luka pada kulit yang terkena ruam. Beberapa antivirus, seperti Tecovirimat, telah menunjukkan hasil yang baik dalam uji klinis untuk meredakan gejala mpox. Pencegahan lebih penting daripada pengobatan, salah satunya dengan vaksin cacar yang ternyata bisa melindungi tubuh dari virus mpox. Selain itu, masyarakat juga harus menghindari kontak langsung dengan hewan liar, menjaga kebersihan, memakai masker, dan mencuci tangan secara rutin. Isolasi pasien juga menjadi langkah penting agar penyakit ini tidak menular lebih jauh. Jika ada yang dicurigai terkena mpox, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengisolasi pasien agar tidak menularkan penyakit ke orang lain, terutama anggota keluarga atau petugas medis. Luka yang muncul akibat ruam harus dirawat dengan cara yang bersih dan steril agar tidak terinfeksi lebih lanjut. Pasien perlu mendapatkan pengawasan dari tenaga kesehatan untuk memastikan gejala seperti demam tinggi atau sesak napas tidak semakin parah. Kesimpulannya, mpox yang awalnya hanya ditemukan di hutan Afrika kini telah menjadi ancaman bagi kesehatan global, terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk. Penyebarannya yang cepat melalui kontak langsung dan risiko penularan dari hewan liar membuat kita harus lebih waspada. Vaksinasi, isolasi pasien, dan edukasi tentang pencegahan serta penanganan mpox sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
KATA KUNCI: Cacar, Hewan, Menular, Mpox, Penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kalimantan Barat. 2023. Kenali MonkeyPox (MPOX). Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 1 (No. 1), Hal. 1-10.
Suparno et al., 2024. Kesiapsiagaan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Dumai dalam Menghadapi Risiko Wabah Penyakit Monkeypox (Mpox). Jurnal Ensiklopediaku, 6 (2), 336-343.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H