Mohon tunggu...
Alya VinaAndini
Alya VinaAndini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa baru Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Peran Kesehatan Masyarakat

17 September 2024   20:04 Diperbarui: 17 September 2024   20:20 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang menjadi isu penting di bidang kesehatan masyarakat, terutama di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang umum ditemukan di wilayah tropis dan subtropis. Penyebaran virus ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti urbanisasi yang cepat, perubahan iklim, dan sanitasi lingkungan yang buruk. Berdasarkan data dari The Lancet Infectious Diseases, pertumbuhan populasi di perkotaan, tingginya mobilitas masyarakat, serta perubahan pola cuaca akibat perubahan iklim turut berperan dalam meningkatnya jumlah kasus DBD di negara-negara tropis, termasuk Indonesia (Guzman et al., 2019).

 Dalam menghadapi masalah ini, peran petugas kesehatan masyarakat sangat penting, khususnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran DBD. Tenaga kesehatan masyarakat bertanggung jawab untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Salah satu langkah pencegahan yang utama adalah penerapan program 3M Plus, yang mencakup menguras, menutup, dan mendaur ulang barang-barang yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Selain itu, peran petugas kesehatan masyarakat juga meliputi memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai gejala DBD, pentingnya penanganan medis segera, serta penggunaan langkah pencegahan seperti kelambu, obat nyamuk, dan fogging bila diperlukan. 

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health, pendekatan berbasis komunitas yang melibatkan edukasi dan partisipasi masyarakat terbukti efektif dalam mengurangi angka kejadian DBD di wilayah perkotaan (Martins et al., 2020). Lebih jauh, kolaborasi antara berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga kesehatan, hingga masyarakat, sangat diperlukan untuk memperkuat upaya penanggulangan penyakit ini. Peran petugas kesehatan masyarakat juga mencakup pengumpulan data epidemiologis untuk memantau penyebaran penyakit, yang kemudian dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan kesehatan yang lebih tepat sasaran. Di Indonesia, kasus DBD cenderung meningkat setiap tahun, khususnya selama musim hujan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun berbagai upaya telah dilakukan, masih ada tantangan signifikan, seperti kurangnya infrastruktur kesehatan di wilayah terpencil dan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya tindakan pencegahan. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dari semua elemer masyarakat untuk mengatasi permasalahan ini. Kesimpulannya, DBD tetap menjadi salah satu tantangan besar dalam kesehatan masyarakat di Indonesia. Upaya pencegahan dan pengendalian harus dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan masyarakat, pemerintah, serta masyarakat sendiri. Peran kesehatan masyarakat sangat vital dalam hal edukasi, fasilitasi, dan penyebaran informasi yang akurat mengenai pencegahan dan penanganan DBD. Dengan pendekatan yang holistik dan melibatkan partisipasi masyarakat, diharapkan angka kejadian DBD dapat dikurangi secara signifikan di masa depan

KATA KUNCI: Demam, Hujan, Kesehatan, Nyamuk, Penyakit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun