KEK pada Ibu Hamil: Faktor Risiko dan Dampak
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil adalah kondisi yang serius yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Berikut adalah beberapa faktor risiko dan dampak KEK pada ibu hamil.
Faktor Risiko
1. Usia Kehamilan: Ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun memiliki risiko KEK yang lebih tinggi. Kehamilan pada usia muda dapat menyebabkan kompetisi makanan antara janin dan ibu yang masih dalam masa pertumbuhan, sehingga meningkatkan risiko KEK[1].
2. Jumlah Paritas: Ibu hamil dengan paritas lebih dari 5 kali memiliki kemungkinan besar untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Hal ini disebabkan karena ibu cenderung menjadi kurang peduli akan gizi yang dikonsumsi setelah beberapa kali hamil dan melahirkan[1].
3. Tingkat Pendidikan: Mayoritas ibu hamil dengan KEK berpendidikan dasar. Pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru, termasuk mengenai gizi selama hamil. Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi pengambilan keputusan dan perilakunya[1].
4. Pekerjaan: Ibu hamil yang tidak bekerja memiliki risiko 8,615 kali lebih tinggi mengalami KEK dibandingkan dengan ibu hamil yang bekerja. Pekerjaan dapat mempengaruhi status gizi karena adanya akses yang lebih baik terhadap makanan seimbang[5].
 Dampak KEK
1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR): Ibu hamil yang mengalami KEK memiliki peluang 12 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram dapat mengalami pertumbuhan yang terhambat dan berisiko tinggi terhadap kesehatan[3][5].
2. Anemia: KEK dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil, yang juga berdampak pada janin. Anemia dapat menghambat pertumbuhan otak janin dan mempengaruhi kesehatan bayi baru lahir[2][5].
Penanganan KEK