Mohon tunggu...
Alya Siwi Karunia
Alya Siwi Karunia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Halo teman-teman pembaca!! Perkenalkan nama saya Alya Siwi Karunia mahasiswi program studi Agroteknologi, Universitas Kristen Satya Wacana. Terimakasih dan Selamat membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenali Pertanian Berkelanjutan dan Kearifan Lokal di Wilayah Ambarawa

12 Februari 2024   22:48 Diperbarui: 12 Februari 2024   22:50 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : dokumen pribadi

Hai teman-teman!! Kalian tahu nggak apa yang dimaksud pertanian dan pertanian berkelanjtan itu? Yuk kenali dan memahami apa itu pertanian berkelanjutan itu!

Pertanian merupakan pemanfaatan sumber daya alam dilakukan manusia untuk mendapatkan bahan pangan, bahan baku industri, sumber pangan. Menurut Banowati dan Sriyanto, pertanian secara garis besar terdiri dari Proses produksi, petani atau pengusaha pertanian, tanah tempat usaha atau yang biasa disebut lahan, serta usaha pertanian. 

Untuk membuat pertanian menjadi lebih baik dan maju diperlukan pertanian berkelanjutan. Pengertian pertanian berkelanjutan adalah pendekatan pertanian yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pertanian saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pertanian berkelanjutan saling terhubung dengan ekonomi , lingkungan, dan sosial di kehidupan. Agar berkelanjutan, pertanian harus memenuhi kebutuhan produk dan jasa generasi sekarang dan masa depan, sekaligus memastikan profitabilitas, kesehatan lingkungan dan keadilan sosial dan ekonomi.

Dalam Pertanian berkelanjutan kita dapat mengenal 3 pilar yang dapat kita sebut dengan "3 P", yaitu

  • Society(People), dalam pilar ini merupakan pembahasan berbasis masyarakat (community based).
  • Economy (Profit), berupa orientasi peningkatan pendapatan.
  • environment (Planet), berorientasi pada lingkungan (biotik/abiotik)

Sebagai contoh pertanian berkelanjutan, wilayah Kabupaten Semarang, lebih tepatnya di Kelurahan Panjang, Kecamatan Ambarawa ini memiliki bebrapa sektor pertanian berkelanjutan. Sektor tersebut lebih didominasi oleh area persawahan serta kebun. Masyarakat wilayah ini kebanyakan adalah pekerja pabrik dan juga petani. Petani petani di sini banyak yang sebagai buruh maupun petaninya. Untuk area persawahan di daerah ini memiliki masa panen yang sama dengan yang lainnya. 

Pada saat bulan-bulan setelah masa "tandur" atau masa penanaman padi, para petani mencari air dikarenakan aliran atau irigasi  air di sawah kurang lancar yang disebabkan juga karana musim kemarau. Akan tetapi pada wilayah ini memiliki kualitas tanah yang baik. Sistem pertanian disini masih dikatakan belum banyak menggunakan alat yang modern karena masih melakukan tandur dengan cara manual, walaupun begitu untuk membajak sawah sudah menggunakan traktor. 

Area sawah disini sepanjang tahun ditanam dengan padi, tetapi ada beberapa petani menerapkan sistem pertanian Polyculture atau bentuk penanaman campuran dalam satu tempat, yaitu biasanya petani yang menerapkan sistem tersebut dengan tanaman padi ditanamn bersamaan dengan tanaman cabai, atau juga dengan sistem rotasi tanam yaitu penanaman secara bergiliran dalam satu lahan. Sehingga bukan hanya penanaman padi saja yang bernilai ekonomis tetapi juga tanaman yang lainnya contohnya adalah cabai. Para petani biasanya menjualnya hasil pertanian tersebut ke pengepul padi, sedangkan untuk hasil lainnya berupa cabai dijual di masyarakat sekitar atau pengepul besar.

Dalam segi environment atau lingkungan dengan penggunahan lahan secara bergantian tanaman dapat membuat lahan menjadi subur, itu dikarenakan tiap tanaman memiliki sifat dan ketersedian hara maisng masing. Bukan hanya untuk menyuburkan tanah atau lahan, rotasi tanman juga dapat  mengurangi resiko hama, mengurangi resiko erosi tanah, dan dapat juga memenuhi kebutuhan pasar. Sedangkan dalam segi sosial dan ekonomi, petani-petani memperkerjakan buruh tani untuk mengerjakan kebun samupun sawahnya agar para buruh tani tersebut dapat memenuhi kebutuhan ekonomi dirinya sendiri maupun keluarganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun