Di negeri ini siapa yang tak kenal dengan mbah Marijan. Sosok yang polos, sederhana namun sangat teguh memegang prinsip. Ya beliau adalah seorang yang pantang mengingkari amanah yang telah di terimanya walaupun nyawa menjadi taruhannya.Sebuah sikap yang sulit ditemui bandingannya di negeri ini. Apalagi bila kita bandingkan dengan para pemimpin negeri ini. Sepertinya para pemimpin negeri ini harus belajar kepada seorang mbah Marijan.
Namun sayang, sang penunggu gunung itu telah pergi meninggalkan kita semua. Beliau pergi dengan mencium “anak” yang telah lama dirawatnya. Anak yang selalu dijaga dan dicintainya. Walapun begitu keteladanannya telah banyak menginspirasi kita bahwa sebuah amanah itu adalah sebuah janji. Janji yang harus dipenuhi. Janji yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak di alam baka. Beliau telah memberikan sebuah keteladanan bagi kita semua. Sikap beliau ini bisa juga menjadi sebuah sindiran yang maha dahsyat bagi para pemimpin negeri ini yang tidak bisa menjaga amanah dari rakyat. Semoga para pemimpin negeri ini bisa melihat dan merasakan sindiran itu. Sindiran yang mungkin bukan hanya dari seorang mbah Marijan akan tetapi sindiran dari Allah SWT.
Sebuah kehilangan besar bagi bangsa ini karena kita kehilangan seorang yang pantas untuk di teladani. Selamat Jalan Mbah. Semoga Allah swt menempatkanmu di tempat yang terbaik. Amiin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI