Mohon tunggu...
Alya Riskina A.M
Alya Riskina A.M Mohon Tunggu... Penulis - Hiduplah sebagaimana hidup

*I do what i like, I like what i learn, so that I do what I learn, InsyaAllah. *I was active girl at last second. Wkwkwk.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fakta di Balik Jeruji Matematika (2)

29 April 2018   23:35 Diperbarui: 30 April 2018   00:04 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Halo apa kabar semuanya? " apakah kata ini cukup dijawab dengan "Alhamdulillah, baik" atau "sedang tidak baik" ? dan apakah kata itu menanyakan tentang keadaan fisik saja? atau psikis juga? Kebanyakan seseorang menanyakan kata itu hanya untuk bertanya baik atau tidak. Ya, memang dalam hal ketegasan baik atau tidak itu sudah mewakili keadaan kita keseluruhan, namun pernahkah kita telaah apa makna baik-baik saja ataupun sebaliknya.

Makhluk sosial seperti manusia, setiap hari akan berinteraksi dengan lawan yang berbeda dan dengan keadaan yang berbeda pula. Dalam ranah kehidupan ini telah ditulisakan bahwa keadaan ada dua hal, keadaan baik yang membuat kita bahagia, dan kedaaan buruk yang membuat kita mengenalnya sebagai "masalah" kehidupan. 

Tapi, seiring berjalannya waktu kita tertegun saat menemukan suatu yang kita anggap baik ternyata berakhir masalah atau sesuatu yang kita anggap masalah ternyata berakhir hikmah yang baik. Pertanyaannya, sudahkah kita memahami apa sebenarnya yang membuat masalah itu datang dan bagaimana caranya masalah itu berakhir? Atau ternyata memang sebenarnya tidak ada masalah didunia ini? Jangan-jangan kita sendiri yang membuat masalah itu ada?

Baiklah, bagaimana jika saya sebut satu kata ini "prasangka" , apakah anda mengerti bahwa kata inilah yang membuat kehidupan anda berjalan dengan sebegitu dramatir. Andai kata ini tidak ada, maka muluslah hidup kita. Bayangkan jika anda tidak memikirkan atau berprasangka apapun  saat penjahat menodongkan senjata tepat didepan dada atau coba bayangkan saat anda tiba-tiba dipenjara tanpa sebab dan tuduhan semata, anda tidak berfikir panjang dan hanya mengiyakan hal tersebut. Hal-hal itulah yang terjadi jika prasangka itu hilang dari dunia. Tak akan ada masalah sedikitpun, namun semua hal tidak akan indah dan hanya berupa drama dari Tuhan semata.

Oleh karenanya, Tuhan menciptakan kita prasangka agar bisa menilai hal baik dan buruk secara bijaksana. Dan untuk mengindahkan kehidupan, tentunya kita perlu meningkatkan prasangka baik (positive thinking). Contohnya:

Jika anda mencoba berbaur dengan teman anda, lalu ternyata mereka bermuka masam saat anda dekati, cobalah anda tersenyum dan berprasangka bahwa mereka sedang tidak dalam mood yang baik atau mungkin mereka sedang berada dalam masalah yang membuat mereka marah saat itu juga. Tetaplah bersikap baik selama mereka tidak secara langsung menyalahkan atau menyakiti anda.

Jika anda berada dalam lingkup sosial penuh dengan tekanan darah tinggi, ruang lingkup yang selalu membuat anda tidak nyaman, ruang lingkup yang penuh dengan penindasan. Cobalah anda berprasangka bahwa penindasan itu untuk mengukur kesabaran dan untuk meningkatkan mental anda. Mereka yang berbuat buruk, tanggapi dengan sangkaan "Alhamdulillah mereka guru kesabaran bagi saya, karena mereka aku bisa belajar memahami orang lain."

Jika anda berada kondisi seseorang yang terkenal keras hati berbuat salah pada anda dan enggan member maaf, maka coba pahami mereka dengan meminta maaf terlebih dahulu. Sebab ketika pramg lain yang bersalah namun kita yang meminta maaf, kita akan merasa lega, walau orang itu tidak member maaf, dia akan merasa iba dan sejujurnya didalam hatinya terbersit rasa bersalah pada kita.

Ada banyak cara lain untuk melatih prasangka baik kita. Metode prasangka baik ini digunakan dalam konsep matematika yakni nilai mutlak. Cara dimana yang negatif atau positif tetap menjadi positif.  Contohnya (-5) jika dimutlakkan maka |(-5|=5 Ternyata nilai mutlak ini jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sangat menarik dan bermanfaat bukan ?

Nilai mutlak (Prasangka baik) ini juga dikuatkan dengan dalil Al-qur'an QS Al- hujurat ayat 12 yang berbunyi, "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. 

Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang." (QS Al-Hujurat ayat 12)." dan hadist qudsi " Saya  mendengar  Rasulullah  SAW  bersabda  dari  Allah  Azzawajalla, "Saya  berada  pada  persangkaan  hamba-Ku,  maka  berprasangkalah dengan-Ku sekehendaknya.( HR Ahmad)"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun