Mohon tunggu...
Alya Rahmani Surya
Alya Rahmani Surya Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswi

Mahasiswi Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengaruh Forgiveness pada Trust Issue dalam Suatu Hubungan

30 Juni 2023   19:00 Diperbarui: 30 Juni 2023   19:13 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Siapa di sini yang selalu memaafkan orang lain padahal orang tersebut selalu mengulangi kesalahan yang sama? Beberapa orang mungkin mudah dan cepat melupakan kesalahan orang lain tetapi ada pula orang yang sudah memaafkan tapi tidak bisa melupakan kesalahan tersebut. Dan kalian tau ga sih kalau kita selalu memaafkan orang lain atas kesalahan yang sama itu bisa berdampak pada kepercayaan kita terhadap orang tersebut.

Forgiveness atau yang biasa kita sebut pemaafan adalah suatu proses di mana kita tidak lagi mempersalahkan suatu masalah yang ada dan ikhlas pada apa yang telah terjadi. 

Di mana suatu emosi negatif berganti menjadi emosi positif demi memunculkan keadaan yang normal kembali. Sederhananya seseorang yang telah ter-sakiti tidak membalas pelaku dengan menyakitinya kembali melainkan orang tersebut menginginkan untuk berdamai dan berbuat baik walaupun pelaku telah menyakiti orang tersebut.

Dalam kajian Psikologi, menurut salah satu ahli mendefinisikan Forgiveness suatu proses emosional yang kompleks di mana seseorang yang merasa terluka atau dirugikan oleh orang lain memilih untuk meredakan rasa sakit tersebut, meredakan kemarahannya dan tidak dendam. Melainkan malah menggantinya dengan sikap positif seperti berempati atau bahkan belas kasihan terhadap pelaku yang berbuat jahat tersebut. (Evereet & Worthington, 2014).

Memaafkan menjadi suatu kebutuhan bagi semua orang. Bukan hanya sekedar tanda merasa bersalah dan pengakuan atas seluruh kesalahannya. Tetapi meminta maaf dan memaafkan juga menjadikan kita sebagai seseorang yang penuh dengan kelapangan dan kerendahan hati. Selain itu permintaan maaf yang kita dapat juga bisa membuat kita meredam amarah yang ada.

Sebagian orang mungkin sulit mengakui kesalahannya dan meminta maaf atau yang biasa disebut dengan gengsi. Tetapi jika kita mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang telah kita perbuat bisa menimbulkan efek yang positif bagi kesehatan. Selain itu ketika kita sudah mengakui kesalahan alangkah baiknya kita menjadi sadar atas kesalahan yang kita perbuat dan tidak mengulanginya lagi melainkan kita harus menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.

Lalu mengapa sih ada orang yang tidak bisa percaya lagi kepada orang yang telah menyakitinya? Bukannya percaya tetapi orang itu malah memiliki Trust Issue terhadap pelaku yang menyakitinya.

Dalam suatu hubungan pasti sudah tidak asing dengan pertengkaran yang ada antara satu dan lainnya. Beberapa orang yang mengalami suatu pertengkaran dalam hubungan memiliki cara penyelesaiannya sendiri. 

Mungkin ada beberapa pasangan yang gengsi antara satu sama lain tidak mau kalah dan tidak mau mengakui kesalahannya lebih dulu. Tetapi ada juga yang di mana salah satunya menjadi seseorang yang mudah memaafkan kesalahan pasangannya dengan demikian pasangannya akan mengakui kesalahan tersebut.

Secara umum Trust Issue adalah keadaan dimana seseorang tidak mempercayai orang yang selalu mengulangi kesalahan yang sama. Kondisi ini dapat ditunjukan dalam bentuk sikap maupun perilaku. Tidak hanya dalam lingkup hubungan percintaan, Trust Issue juga dapat terjadi dikalangan pertemanan, keluarga hingga lingkungan pekerjaan. 

Seseorang yang memiliki Trust Issue tidak dapat mudah percaya pada perkataan orang lain dan bahkan selalu merasa curiga bahwa orang lain yang mendekatinya memiliki maksud tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun