Mohon tunggu...
Alya Naura Salsabila
Alya Naura Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Airlangga

Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Junk Food pada Kesehatan Remaja

18 Desember 2023   11:11 Diperbarui: 18 Desember 2023   11:34 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: blog.penulisehat.id

Makanan cepat saji telah menjadi bagian yang signifikan dalam pola makan remaja, yang berada pada usia kritis pertumbuhan dan perkembangan. Remaja, dengan definisi usia antara 10 hingga 19 tahun memiliki kebutuhan nutrisi khusus karena pertumbuhan pesat dan perubahan fisiologis selama masa pubertas. Pada masa remaja, asupan nutrisi yang seimbang sangat penting untuk mendukung perkembangan yang optimal. 

Remaja membutuhkan lebih banyak protein, vitamin, dan mineral dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Kebutuhan gizi harus seimbang dengan aktivitas fisik mereka. Namun, remaja cenderung tidak terlalu memerhatikan faktor kesehatan dalam pemilihan makanan, melainkan lebih memerhatikan faktor sosial dan lingkungan sekitar. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumsi makanan cepat saji pada remaja melibatkan pengetahuan, pengaruh teman sebaya, tempat yang nyaman untuk berkumpul, kecepatan dan praktisnya pelayanan, rasa yang enak, uang saku, dan brand makanan cepat saji yang terkenal. Semua ini menciptakan lingkungan yang mendukung kebiasaan konsumsi makanan cepat saji.

Konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko hipertensi, peningkatan risiko kanker, penyakit jantung, obesitas, dan stroke karena kandungan gula, lemak, garam dan kolesterolnya yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin, dan mineral, yang menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi. Berdasarkan dampak negatif yang telah disebutkan, penting bagi remaja dan orang tua mereka untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola makan seimbang dan membatasi konsumsi makanan cepat saji. 

Pendidikan nutrisi dan promosi gaya hidup sehat perlu diperkuat untuk mengurangi risiko dampak buruk tersebut pada generasi muda. Konsumsi makanan cepat saji juga dikaitkan dengan risiko fibroadenoma mammae (FAM), yaitu tumor jinak di payudara yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara di kemudian hari. Oleh karena itu, mengurangi konsumsi makanan cepat saji sangat disarankan untuk menjaga kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun