Mohon tunggu...
Alya Nabila Shabihah
Alya Nabila Shabihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Masyarakat UPI

assignment

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lifelong Education (Pembelajaran Sepanjang Hayat)

21 Mei 2022   17:48 Diperbarui: 21 Mei 2022   17:51 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Lifelong Education is a development after formal education: the continuing development of knowledge and skills that people experience after formal education and throughout their lives" - Encarta (2008)

Pendidikan berkelanjutan/pendidikan sepanjang hayat adalah pendidikan yang tidak berhenti sampai individu menjadi dewasa, tetapi berlanjut sepanjang hayatnya. Dalam prosesnya, pendidikan ini harus menghadapi berbagai aspek. Ada beberapa aspek yang saya dapatkan dari 5 artikel.

Artikel yang pertama tentang E-Learning atau Pelatihan Online dari artikel yang berjudul E-learning as an alternative solution for sustainable lifelong education. Artikel ini dilakukan untuk menyatukan perspektif tentang apa arti kursus e-learning yang sukses, penelitian ini dihasilkan dari kedua siswa yang terdaftar dalam program online dan juga dari siswa yang mengikuti program reguler di kampus yang belum pernah mengikuti pelatihan online. Dalam artikel ini saya menemukan bahwa dalam proses pendidikan sepanjang hayat, dibuktikan oleh siswa yang mengikuti pelatihan online dapat menggunakan e-learning sebagai alat untuk mendukung pembelajaran karena dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja dan tampilan dari pelatihan terkait pun harus menarik serta memberikan kepuasan bagi pengguna juga.

Lalu artikel kedua yaitu tentang Learning Styles atau Gaya Belajar dari artikel yang berjudul Competing knowledges in lifelong education. Artikel ini menganalisis  tentang perbedaan beberapa negara tentang gaya belajar, sistem ini berhubungan dengan pandangan dunia yang berbeda tentang bagaimana pengetahuan diistimewakan dan disebarluaskan dalam masyarakat. Mengingat karakteristik masyarakat yang beragam, penggunaan bahasa tulis yang lebih interaktif juga harus diperhatikan dalam prosesnya karena dapat merangsang masyarakat dalam belajar.

Artikel ketiga tentang physical/mental damage dari artikel yang berjudul Lifelong Learning and Lifelong Education: a critique . Artikel ini menjelaskan bahwa dalam proses pendidikan sepanjang hayat tentunya harus mempertimbangkan banyak hal. Dimana didalamnya terdapat penjelasan tentang kritikan dalam menjalankan Pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat, dimana adanya ketidakmampuan individu dalam menjalaninya atau bahkan karna ada yang membantahnya saja. Pendidikan sepanjang hayat sebenarnya dilakukan dengan menyesuaikan diri seseorang dengan kondisinya saat ini. Sehingga kerusakan fisik pun bukan menjadi alasan seseorang untuk tidak melakukan pembelajaran

Artikel keempat itu tentang High Education atau orang yang mengemban pendidikan yang tinggi dari artikel yang berjudul The impact of higher education on lifelong learning. Hubungan antara tingginya Pendidikan dengan Pendidikan sepanjang hayat kemungkinan akan menjadi penting dalam waktu ke waktu karena Pendidikan sepanjang hayat dianggap sebagai upaya untuk mempertahankan kemampuan serta meluaskan wawasan Pendidikan bahkan untuk orang yang telah bekerja. karena biasanya para sarjana ingin mempelajari hal-hal yang tidak sesuai dengan jurusannya, ingin memperkuat kemampuan dan ilmunya, dan kebiasaan belajar di perguruan tinggi juga membuat mereka dapat belajar lebih mandiri dalam melaksanakan pendidikan sepanjang hayat.

            Artikel kelima tentang Self Actualization atau aktualisasi diri, dari artikel yang berjudul Self-actualization Levels of Participants in Lifelong Education Centers. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat aktualisasi diri peserta yang mengikuti program pendidikan di LEC dan mendiskusikan bagaimana program pendidikan tersebut mempengaruhi kebutuhan aktualisasi diri mereka. Kesimpulan yang saya peroleh adalah bahwa pelaksanaan pendidikan sepanjang hayat ini juga akan meningkatkan aktualisasi diri seseorang, karena dapat mengembangkan sifat dan potensi psikologis yang unik.

Sehingga saya dapat menyimpulkan bahwa Pendidikan Seumur Hidup atau Lifelong Education adalah cara bagi seseorang untuk belajar secara sadar atau tidak sadar untuk menjadi "segala yang Anda mampu". Walaupun selalu ada hambatan saat proses pembelajaran berlangsung, tetapi manusia akan cenderung lebih bisa menyesuaikan diri dengan kondisi terkininya untuk mencapai harapan yang mereka inginkan diawal memulai pembelajaran sepanjang hayat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun