Mohon tunggu...
Alya Malika Fahdini
Alya Malika Fahdini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kondisi Pendidikan Indonesia dengan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

8 Desember 2021   21:05 Diperbarui: 11 Desember 2021   10:10 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.rhag.net

Pada dasarnya pendidikan sangat berpengaruh terhadap kemajuan individu, kemajuan suatu bangsa dan negara. Adapun pengertian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara " Pendidikan adalah suatu persyaratan di dalam pertumbuhan anak-anak". Maksud dari pernyataan tersebut ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada pesrta didik agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.

 Pendidikan secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu proses "memanusiakan manusia", agar manusia mampu menjadi makhluk sosial yang dapat dididik dan mampu mendidik. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Dimana pendidikan dapat menumbuhkan sikap yang baik, inovasi, kreativitas, serta mengembangkan potensi anak bangsa. 

Dalam kondisi pandemi ini segala aspek kehidupan ikut berguncang salah satunya dalam aspek pendidikan. Sebelum pandemi, Indonesia masih berkutat dengan pendidikan. Dengan adanya pandemi makin menyadarkan kita bahwa kesenjangan masih sangat besar dalam sektor pendidikan. Tak terasa sudah 75 tahun sejak Indonesia merdeka, namun sampai detik ini merdeka dalam belajar belum benar-benar terjadi. Saat ini pendidikan di Indonesia tengah menghadapi suatu tantangan besar yaitu dimana sistem pembelajaran harus dilaksanakan secara daring (online).

 Sejak adanya pandemi COVID-19, terhitung sejak Maret 2020, pemerintah mengeluarkan surat edaran tentang pembelajaran online dari rumah dan sistem Pembelajaran Jarak Jauh  (PJJ). Tujuannya untuk mencegah terjadinya penularan virus covid-19 dikalangan pelajar serta agar peserta didik bisa tetap belajar meskipun dalam kondisi seperti ini. Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini merupakan proses pembelajaran maupun pendidikan yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi, bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun, tanpa ada batas ruang dan waktu. Dalam pelaksanaannya, tenaga pendidik berada di tempat yang berbeda dengan siswanya ( tidak bertemu secara langsung ). Sedangkan dalam proses pembelajarannya, siswa dituntut untuk belajar secara mandiri, aktif, kreatif, dan belajar secara tuntas dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan atau teknologi lainnya. 

Model Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu ; 

  1.  Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring. Dimana pada sistem ini adanya penggabungan antara teknologi elektronik dengan teknologi berbasis internet. Biasanya menggunakan aplikasi atau media sosial. Seperti pembelajaran melalui zoom meeting, google meet, google clasroom, Whattsapp, dan lain-lain. 
  2. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara luring. Dimana dalam pelaksanaanya pembelajaran ini dilakukan dari jarak jauh atau secara jarak jauh, namun pembelajarannya dilakukan di luar jaringan (tanpa menggunakan internet). Adapun media pembelajarannya bisa melalui modul belajar, buku paket, lembar kerja, radio, siaran televisi, alat peraga atau bisa juga dengan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar kita. 
  3.  Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara terpadu/blended. Dimana dalam pelaksanaannya menngabungkan sistem daring dan luring. Adapun karakteristiknya yaitu ; dalam pembelajaran menerapkan sistem sinkron dan asinkron, sistem pembelajaran sinkron adalah proses pembelajaran dimana siswa secara serentak melakukan interaksi dengan guru melalui media elektronik berbasis internet atau aplikasi dalam waktu yang telah ditentukan dan disepakati bersama. Sementara sistem pembelajaran asinkron adalah proses pembelajaran dimana siswa belajar / mengerjakan tugas secara mandiri dengan waktu yang fleksibel. Kemudian karakteristik PJJ terpadu yang selanjutnya yaitu menggunakan aplikasi, dan adanya interaksi dengan guru baik secara daring ataupun secara luring.

Adanya pandemi Covid-19, sehingga diberlakukannya sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini cukup menjadi solusi bagi pendidikan di Indonesia di kala pandemi seperti ini. Salah satunya untuk mencegah kebodohan dan ketertinggalan anak bangsa. Namun disisi lain sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini cukup menimbulkan berbagai keresahan di kalangan pelajar, guru dan orang tua. Beberapa siswa merasa mudah bosan dan suntuk karena pembelajaran dirasa kurang menarik. Mereka juga keberatan dan merasa terbebani dengan tugas yang sangat banyak namun dalam pemahaman materi sangat kurang, dan belum menguasai nya. Sehingga membuat mereka stress dalam mengerjakan tugas, yang akhirnya membuat siswa menjadi malas dalam belajar. Belum lagi penyalahgunaan funsi gadget bagi siswa. Dalam kondisi pandemi covid seperti ini, pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat menurunkan minat dan motivasi anak dalam belajar. Karena dirasa kurang menyenangkan dan menjadikan anak menjadi bosan. Selai itu, pembelajaran daring saat ini dirasa kurang efektif, karena kurangnya sarana teknologi yang mendukung. Banyak sekali kendala jaringan, seperti jaringan internet yang kurang stabil di beberapa wilayah sehingga dirasa menyulitkan para siswa dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh ini. 

Di samping itu, ketika pembelajaran di rumah anak menjadi tidak fokus dalam belajar bahkan stress karena banyaknya tuntutan dan perintah ini itu ketika pembelajaran sedang berlangsung. Namun di sisi lain bukan hanya menjadi beban bagi siswa saja, sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan di rumah, juga menjadi beban bagi para orang tua siswa. Karena dalam proses pembelajarannya orang tua juga ikut andil, mereka para orang tua harus ikut mengawasi dan menuntun anaknya belajar. Mau tidak mau mereka terpaksa harus mengambil peran sebagai guru dan orang tua. Para orang tua menjadi kesulitan karena harus membagi waktu mengurus rumah tangga dan mereka juga tidak terbiasa mengajarkan materi kepada anak. Mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) anak, di samping memikirkan perekonomian keluarga yang menyusut, terpaksa harus ada pengeluaran tambahan untuk membeli kuota yang tentu saja tidak murah. Belum lagi ketika belajar di rumah, anak menjadi rewel, sulit diajak belajar, banyak drama nya, sehingga membuat orang tua merasa stress dan jengkel.  

Jika sudah seperti ini maka sangat berpotensi meningkatnya kasus kekerasan pada anak. Selain menimbulkan keresahan bagi siswa dan orang tua, sistem Pembelajaran Jarak Jauh juga menimbulkan keresahan bagi guru, yaitu guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi, sehingga banyak materi-materi yang tidak tersampaikan dan akhirnya target pembelajaran tidak tercapai. Maka terjadilah penurunan capaian pembelajaran. 

Adapun dampak lain terhadap psikologi, siswa menjadi malas berinteraksi secara langsung, kurang mampu untuk mengeluarkan ekspresi secara langsung, sehingga lambat laun hilangnya rasa percaya diri pada siswa. Meski menyebabkan krisis di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan, namun nyatanya adanya pandemi ini berpeluang memajukan pendidikan Indonesia berbasis teknologi. Karena menggunakan sistem PJJ, maka mau tidak mau kita dipaksa untuk bertransformasi dengan belajar dan menguasai teknologi. Sebab saat ini segalanya sudah serba teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun