Mohon tunggu...
Alya Karina Putri Wahyu
Alya Karina Putri Wahyu Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ilmu Gizi di Universitas Indonesia, angkatan 2022.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kebiasaan Makan Remaja, Bom Waktu Kesehatan yang Harus Diubah!

20 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 20 Desember 2024   10:17 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makanan Berlemak (Sumber: Freepik)

Kebiasaan Buruk, Risiko Tinggi: Mengapa Pola Makan Remaja Perlu Perhatian Serius? 

Saat ini, kebiasaan makan remaja menjadi salah satu tantangan besar di Indonesia. Sebab 9 dari 10 anak usia 15 hingga 19 tahun kurang mengkonsumsi buah dan sayur. Persepsi mereka tentang buah dan sayur sangat beragam, mulai dari rasanya yang pahit, tidak enak, tidak suka, tidak biasa, bosan atau malas, tidak ada manfaat yang dirasakan bahkan sebagian besar dari mereka mengaku tidak suka terhadap sayur dan alasan tidak mengkonsumsi buah karena tidak adanya buah. Mereka cenderung lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi atau digoreng karena menciptakan sensasi gurih yang dianggap lebih “lezat”. Hal itu disebabkan, ketika minyak trans dan minyak jenuh semakin sering digunakan untuk menggoreng, makanan yang digoreng tersebut akan menjadi lebih lezat dan gurih. Perilaku dan kebiasaan makan yang terbentuk tersebut berdampak pada peningkatan risiko untuk terjadinya penyakit obesitas pada remaja. Obesitas bukan sekadar hanya masalah body image, melainkan pintu gerbang menuju penyakit kronis lainnya, seperti diabetes, hipertensi, hingga penyakit jantung. 

Obesitas pada remaja tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga mengganggu kesehatan mental. Masa remaja yang sangat rentan terhadap kesehatan mental menjadi perhatian yang khusus apabila penyakit obesitas juga menyertai mereka. Sebab, stigma sosial, tekanan psikologis, hingga penurunan rasa percaya diri menjadi dampak yang sulit dihindari. Dengan semakin tingginya prevalensi obesitas di kalangan remaja, diperlukan langkah preventif yang melibatka n pola hidup sehat untuk mengatasi permasalahan ini. 

Konsumsi Sayur dan Buah (Sumber: Freepik)
Konsumsi Sayur dan Buah (Sumber: Freepik)

Tahukah kamu, konsumsi sayur dan buah lebih dari atau sama dengan dua kali dalam sehari dapat menurunkan risiko obesitas? 

Berdasarkan WHO, konsumsi sayur dan buah yang direkomendasikan adalah sebanyak 400-600 g/hari. Sedangkan di Indonesia anjuran tersebut juga sudah tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang yang mana sebaiknya mengonsumsi  sayur sebanyak 3-4 porsi (250 gram) dan buah sekitar 4 porsi (150 gram). Sayuran dan buah-buahan mengandung kaya akan vitamin, mineral, dan serat yang baik bagi tubuh jika dikonsumsi pada jumlah wajar atau tidak berlebihan.

Berikut ini manfaat yang diperoleh dari konsumsi sayur dan buah. 

  1. Meningkatkan daya ingat karena antioksidan yang terkandung pada buah dan sayur dapat melindungi sel-sel otak.

  2. Menjaga kesehatan saluran pencernaan, terutama terkait metabolisme dan buang air besar.

  3.  Menjaga berat badan lebih stabil.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun