Mohon tunggu...
Alya Fauzira Raynadel
Alya Fauzira Raynadel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Alya Fauzira Raynadel -11220511000039 Penulis sebagai pelukis, Menciptakan lukisan dengan kata.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maqamat dan Ahwal dalam Tasawuf

21 Desember 2023   14:03 Diperbarui: 21 Desember 2023   14:42 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks tasawuf, maqamat dan ahwal adalah dua konsep yang berkaitan erat, meskipun memiliki perbedaan mendasar. Maqamat, yang berasal dari kata Arab "qama" yang berarti berdiri, mengacu pada tingkatan atau tahapan dalam perjalanan rohani seorang sufi menuju Allah. 

Proses maqamat melibatkan upaya, perjuangan, dan pelatihan yang dilakukan oleh seorang sufi untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan. Sebaliknya, ahwal mengacu pada keadaan atau suasana batiniah yang dialami oleh seorang sufi, bersifat abstrak, dan sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Dalam konteks maqamat, perjalanan rohani sufi tergambar melalui tahapan-tahapan seperti taubat, sabar, tawakal, zuhud, rida, mahabah, dan makrifat. Penjelasan mengenai jumlah dan urutan maqamat bervariasi menurut para sufi seperti al-Sarraj, al-Kalabadzi, al-Ghazali, dan al-Qusyairi. Di sisi lain, ahwal mencakup kondisi batiniah yang tiba-tiba muncul pada seorang sufi dan berakhir dengan cara yang sama, seperti waspada dan mawas diri, cinta, dan rindu.

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa maqamat dan ahwal adalah konsep-konsep dalam tasawuf yang memvisualisasikan perjalanan spiritual dan keadaan batiniah seorang sufi. Meskipun saling terkait, maqamat melibatkan usaha dan perjuangan, sedangkan ahwal bersifat lebih abstrak dan dialami tanpa upaya yang disengaja. Kedua konsep ini membentuk kerangka konseptual dalam usaha mencapai kedekatan dengan Allah dalam tradisi tasawuf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun