Mohon tunggu...
Alya Farika
Alya Farika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Prodi Perbankan Syariah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Prodi Perbankan Syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hukum

5 Oktober 2023   20:17 Diperbarui: 5 Oktober 2023   20:20 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu 1 Oktober 2023 ini genap satu tahun  tragedi yang memakan ratusan korban jiwa dalam satu malam itu. Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022 usai laga Arema FC melawan Persebaya, 2-3 untuk keunggulan Persebaya.  135 orang tewas dan  lebih dari 500 orang terluka dalam tragedi tersebut. Kerabat korban tragedi Kanjuruhan bersama Aremenia memperingati 135 tahun peristiwa yang merenggut  nyawa manusia itu melalui kegiatan doa bersama. Menurut mereka, peradilan yang benar tidak dilakukan. Sore itu, sekitar 30 keluarga korban tragedi Kanjuruhan berkumpul bersama ratusan Aremania untuk berdoa bersama setahun setelah tragedi tersebut. Mereka melakukan long march menggunakan sepeda motor dari Stadion Gajayana  Kota Malang ke Stadion Kanjuruhan yang berjarak 25 kilometer dan sesampainya disana, mereka membuka poster di pagar  renovasi stadion dan kusen teras pintu utama stadion. Berbagai poster yang menuntut penyelesaian kasus tersebut pun turut menambah warna. Kemudian, mereka bergantian membacakan posisi bersama dengan Jaringan Solidaritas Keadilan Korban Kanjuruhan. "Tidak ada keadilan di Indonesia. Genap satu tahun sudah 135 anak-anak rakyat yang mencintai sepak bola Indonesia dibunuh di rumah kami sendiri, Stadion Kanjuruhan. Kematian 135 jiwa akibat tembakan gas air mata aparat kepolisian dalam pertandingan sepak bola Arema FC-Persebaya," kata Rini yang mendapat kesempatan pertama membacakan pernyataan sikap.
Pengadilan Negeri Surabaya menggelar sidang perdana tragedi Kanjuruhan pada Senin, 16 Januari 2023. Namun Pengadilan Negeri Surabaya melarang sidang  disiarkan langsung sehingga ditutup. Jaringan Solidaritas Keadilan Korban Kanjuruhan atau JSKK menilai negara belum maksimal dalam menyelesaikan tragedi Kanjuruhan.

Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan membentuk Tim Gabungan  Pencari Fakta Independen (TGIPF) untuk menyelidiki akar permasalahan insiden tersebut. TGIPF menyatakan gas air mata menjadi penyebab tragedi Kanjuruhani.
 Di sisi lain, polisi menetapkan enam tersangka dalam tragedi tersebut. Rinciannya adalah CEO PT LIB Akhmad Hadian Lukita, Presiden Arema FC Panpel Abdul Haris, Kasat Suko Sutrisno, Direktur Operasional Polresta Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Danki III Brimob Polda Jatim AKP Hasdarman dan Direktur AKP Samapta Polres Malang  Bambang Sidik Ahmadi .
 Proses hukum sedang berjalan. Kursi Akhmad Hadian Lukita saat ini masih kosong. Sementara Arema divonis penjara dan anggota Polri dinyatakan bersalah.
 Kabar tragedi Kanjuruhan pun menarik perhatian dunia. Tak heran, jumlah korban kejadian serupa menduduki peringkat kedua tertinggi di dunia.
 Presiden FIFA Gianni Infantino mengunjungi Indonesia tak lama setelah tragedi Kanjuruhan. FIFA ingin sepakbola berubah di Indonesia.  
 Kompetisi sepak bola Indonesia, dalam hal ini Liga 1 dan Liga 2 pun terhenti total pasca tragedi tersebut. Ligue 1 bahkan sudah menyingkirkan sistem degradasi. Kini Ligue 1 dan Ligue 2 menerapkan larangan penonton tandang untuk menerapkan perubahan sepak bola yang direkomendasikan oleh FIFA.
  Kini persaingan berlanjut dari liga 1 hingga liga 2. Meski demikian, ingatan masyarakat terhadap tragedi Kanjuruhan masih membekas jelas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun