Mohon tunggu...
alya faizah syahbana
alya faizah syahbana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa aktif S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Generasi Muda sebagai Pilar Persatuan dalam Mengatasi Masalah di Era Modern

23 Desember 2024   05:43 Diperbarui: 23 Desember 2024   05:43 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era globalisasi ini, pengamalan sila ketiga Pancasila, "Persatuan Indonesia," menghadapi berbagai tantangan yang signifikan. Masalah-masalah seperti polarisasi sosial, intoleransi, dan kurangnya rasa cinta tanah air menjadi fenomena yang memprihatinkan di kalangan generasi muda.Kemajuan teknologi membawa dampak besar bagi kehidupan generasi muda, termasuk dalam hal interaksi sosial. Media sosial sering kali menjadi tempat penyebaran ujaran kebencian, hoaks, dan konten provokatif yang berpotensi memecah belah masyarakat. Alih-alih menjadi alat pemersatu, media sosial malah sering dimanfaatkan untuk memperbesar perbedaan, baik dalam hal agama, suku, maupun pandangan politik. Banyak generasi muda yang kurang memahami dan menghargai keberagaman budaya di Indonesia. Hal ini terlihat dari rendahnya partisipasi mereka dalam kegiatan kebudayaan lokal atau sikap apatis terhadap isu-isu nasional. Kurangnya edukasi tentang pentingnya keberagaman sebagai kekuatan bangsa turut menjadi penyebabnya. 

Gaya hidup modern yang serba cepat dan kompetitif mendorong munculnya sikap individualisme di kalangan generasi muda. Mereka cenderung lebih fokus pada kepentingan pribadi dibandingkan dengan kepentingan bersama. Padahal, semangat gotong royong dan kebersamaan merupakan nilai inti dari sila ketiga. Globalisasi memungkinkan generasi muda untuk dengan mudah mengakses budaya asing. Sayangnya, tidak semua budaya asing sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pengaruh ini sering kali menyebabkan generasi muda kehilangan rasa cinta terhadap budaya lokal dan kurang menghargai identitas bangsa. 

Dampak dari masalah yang ditimbulkan harus ada solusi untuk mengatasinya dengan cara generasi muda perlu dibekali dengan literasi digital agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Pemerintah, sekolah, dan komunitas perlu memberikan edukasi tentang cara mengidentifikasi hoaks, menghindari ujaran kebencian, serta memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan pesan persatuan dan toleransi. Nilai-nilai Pancasila, khususnya sila ketiga, harus diajarkan secara intensif di sekolah dan lingkungan keluarga. Program pendidikan yang mengedepankan keberagaman, toleransi, dan semangat gotong royong dapat membantu generasi muda memahami pentingnya persatuan.

Pemerintah dan masyarakat perlu menggalakkan program pelestarian budaya lokal yang melibatkan generasi muda. Festival budaya, lomba seni tradisional, dan kegiatan lintas suku dapat menjadi sarana untuk memperkuat rasa kebanggaan terhadap budaya Indonesia. Generasi muda perlu diajak untuk aktif dalam kegiatan sosial yang memperkuat rasa kebersamaan, seperti kerja bakti, program komunitas, dan kegiatan sukarela. Melalui pengalaman langsung, mereka akan belajar pentingnya kolaborasi dan kontribusi terhadap masyarakat. 

Masalah yang dihadapi generasi muda dalam mengamalkan sila ketiga Pancasila membutuhkan perhatian serius dari seluruh elemen masyarakat. Dengan langkah-langkah yang tepat, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang menjaga persatuan Indonesia di tengah berbagai tantangan. Sebagai penerus bangsa, mereka memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan semangat kebersamaan dan keberagaman yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun