Mohon tunggu...
Alya EdithPutri
Alya EdithPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello, i'm edid! thanks for visit!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN Tematik MDBPE-MBKM UPI 2021: Membangun Perekonomian Desa dengan Digitalisasi

19 Juli 2021   21:28 Diperbarui: 19 Juli 2021   21:30 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Tak terasa, sudah satu tahun lebih Covid-19 mewabah di Indonesia. Namun hingga saat ini Indonesia belum bisa terlepas dari jerat Covid-19. Bahkan, hingga saat ini peningkatan kasus dari hari ke hari justru semakin tidak terbendung. Untuk menanggulangi lonjakkan kasus yang semakin tinggi setiap harinya, pemerintah menerapkan kebijakan baru yaitu PPKM darurat (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat). Kegiatan ini dimulai pada tanggal 3 Juli selama 2 pekan dan ada kemungkinan akan diperpanjang hingga 6 pekan.

PPKM Darurat ini mencakup pembatasan-pembatasan aktivitas masyarakat yang sebelumnya namun lebih ketat aturannya dibandingkan dengan PPKM mikro. Terdapat 122 Kabupaten/kota di Jawa dan Bali yang menjadi sasaran dari PPKM ini karena hal tersebut sebagai upaya untuk memutus tali rantai penyebaran Covid-19, yang kasusnya kian meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Adapun aturan yang ditetapkan di PPKM Darurat ini adalah : Work From Home untuk sektor non essensial, kegiatan pembelajaran sepenuhnya daring, untuk faktor essensial diberlakukan 50% work from office dengan prokes yang ketat, restoran hanya diizinkan buka hingga pukul 20.00 dan hanya boleh melayani take away atau drive thru, dan masih banyak lagi kebijakan yang telah ditetapkan dalam PPKM Darurat ini.

Dengan adanya pembatasan-pembatasan yang telah ditetapkan, tentunya akan membawa dampak terhadap sektor perekonomian, salah satunya turunnya pertumbuhan ekonomi. Menurunnya pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang melemah karena pendapatannya menurun. Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun pengurungan gaji tentunya membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam mengelola pendapatannya.

Dalam suatu negara dikatakan ekonominya stabil jika terdapat keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Tentunya kestabilan tersebut harus didukung oleh para pelaku usaha yaitu produsen dan juga masyarakat sebagai konsumennya. Sebagai konsumen,  penurunan daya beli masyarakat yang terjadi pada saat PPKM Darurat ini akan memberikan dampak besar terhadap perekonomian sebuah daerah.

Dalam rangka melakukan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN-Tematik) yang dilaksanakan sebagai upaya melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu mengabdi kepada masyarakat. Program yang dicanangkan dalam KKN adalah "Membangun Desa Melalui Bidang Ekonomi" adapun program tersebut berisikan pendampiangan dan penguatan terhadap pelaku usaha seperti UMKM dan BUMDES, ataupun masyarakat sekitar yang terkena dampak COVID-19. Maka dengan itu , saya Alya Edith Putri salah satu mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kelompok 9, program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ikut turun langsung ke lapangan dengan  protokol kesehatan yang ketat membantu membangkitkan perekonomian khususnya di Bojong Kulur, Kabupaten Bogor. Program yang saya laksanakan adalah melakukan pendampingan dan penguatan terhadap Pasar Pocong yang  merupakan BUMDES (Badan Usaha Milik Desa)

BUMDES pun tak luput terkena dampak dari adanya pandemi ini, salah satu dampaknya adalah penurunan omzet para pedagang. Banyak penyebab dari penurunan omzet pedagang, salah satunya adalah komsumen takut untuk berbelanja secara langsung ke pasar di masa pandemi ini sehingga komsumen banyak yang beralih ke pasar onlen, penyebab tersebut disampaikan langsung oleh Manager dari BUMDES, Pak Asdi. Dalam upaya mencarikan solusi atas permasalahan yang terjadi, saya membuat rancangan website dari Pasar Pocong ini. Rancangan website ini nantinya dapat bermanfaat bagi pengelola untuk mendirikan website Pasar Pocong, agar nantinya Pasar Pocong ini selain memiliki pasar offline saja namun ada juga pasar onlinenya.

Website Pasar Pocong nanti diharapkan dapat membantu menaikkan omzet dari pedagang dan juga dapat memudahkan konsumen dalam berbelanja karena dengan bermodalkan smartphone saja, konsumen dapat membeli kebutuhannya dari rumah. Selain itu, dengan adanya website ini merupakan upaya branding dari Pasar Pocong agar lebih dikenal oleh masyarakat luas khususnya masyarakat Bojong Kulur dan sekitarnya.

DPL : Maya Purnama Sari, S.Pd., M.Ds.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun