Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Bencana Alam Akibat Kerusakan Lingkungan

10 Desember 2017   19:29 Diperbarui: 10 Desember 2017   19:37 9010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bencana Banjir (suumber: https://www.rjdm.com/)

                   Bencana alam memang sering terjadi di Indonesia, mulai dari yang berskala besar maupun yang kecil. Dan bencana alam kadang sering kali menimbulkan korban jiwa yang jumlahnya tidak sedikit. Salah satu penyebabnya adalah kerusakan lingkungan. Ya, lingkungan dan bencana merupakan dua aspek  yang saling berhubungan satu sama lain dan merupakan masalah yang serius bagi negara kita, Indonesia maupun negara-negara berkembang di Indonesia.

                   Kerusakan lingkungan dapat meningkat risiko bencana alam di berbagai negara termasuk Indonesia. Tingkat kerusakan alam juga penentu tinggi rendahnya risiko bencana di suatu wilayah, terutama di negara kepulauan seperti Indonesia. Hubungan antara tingkat kerusakan lingkungan dan risiko bencana ini terungkap dari World Risk Report (Laporan Risiko Dunia) 2012 yang diluncurkan oleh German Alliance for Development Works (Alliance), United Nations University Institute for Environment and Human Security (UNU-EHS) dan The Nature Conservancy (TNC) di Brussels, Belgia, awal Oktober ini. Berikut sepuluh negara dengan peringkat tertinggi atas resiko bencana akibat kerusakan alam adalah: Vanuatu (63,66%), Tonga (55,27%), Filipina (52,46%), Jepang (45,91%), Costa Rica (42,61%), Brunei Darussalam (41,10%), Mauritius (37,35%), Guatemala (36,30%), El Salvador (32.60%), dan Bangladesh (31.70%). 

Sedangkan negara dengan risiko bencana terendah adalah Malta dan Qatar. Indonesia sendiri, berdasarkan Indeks Risiko Dunia ini berada di peringkat ke-33 dengan nilai 10,74%. Meskipun begitu Indonesia masih termasuk negara berisiko tinggi terhadap berbagai bencana alam seperti banjir, gempa bumi, erosi, kenaikan air laut, abrasi pantai, dan badai.

                   Menurut laporan ini juga, alam mempunyai kemampuan untuk mengurangi risiko bencana alam tersebut. Salah satunya adalah terumbu karang dan pohon mangrove. Terumbu karang dapat menyelamatkan penduduk di pesisir pantai. Rusaknya terumbu karang dapat meningkatkan risiko bencana alam terhadap para penduduk tersebut.

Terumbu Karang (Sumber: http://news.kkp.go.id/)
Terumbu Karang (Sumber: http://news.kkp.go.id/)
                   Kerusakan alam dapat menyebabkan bencana alam seperti tanah longsor, banjir, kekeringan, dan lain sebagainya. Kerusakan hutan dapat menyebabkan tanah longsor. Tanah longsor adalah peristiwa geologi yang diakibatkan oleh pergerakan masa berbagai batuan atau tanah seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan tanah yang besar. Tanah longsor ini juga dapat diakibatkan karena kerusakan alam seperti penebangan pohon dengan skala besar yang dapat menyebabkan berkurangnya pepohonan terutama pada tebing-tebing curam sehingga tidak dapat menahan tanah yang berada di kawasan tersebut. Tanah longsor ini dapat menyebabkan kerusakan bangunan hingga dapat memakan korban.

                   Selain tanah longsor, kerusakan alam juga dapat menyebabkan banjir. Banjir adalah peristiwa terendamnya daratan  oleh air yang berlebih. Beberapa penyebab banjir yang diakibatkan dari kerusakan lingkungan yaitu pendangkalan sungai akibat sampah, perusakan lahan, kerusakan hutan, dan lain-lain. Pendangkalan sungai diakibatkan karena sampah-sampah yang dibuang oleh beberapa manusia yang tidak bertanggung jawab sehingga menumpuk di sungai tersebut. Kalau sungai tidak terdapat sampah, sungai masih dapat berfungsi sesuai dengan semestinya. 

Sungai yang dangkal dapat menyebabkan meluapnya air sungai pada saat terjadi curah hujan yang tinggi disuatu kawasan. Kedua, penebangan hutan juga dapat menyebabkan banjir. Hutan memliliki fungsi yang penting bagi daerah resapan air, menyimpan air hujan kemudian mengalirkan air hujan tersebut kepada manusia dalam bentuk air tanah. Apabila hutan ditebangin terus-menerus secara liar akan menimbulkan banjir terhadap kawasan tersebut, dan apabila terjadi banjir yang terus-menerus dalam skala yang sangat besar akan menyebabkan tanah longsor di kawasan tersebut.

Penebangan Hutan Liar (Sumber: https://www.northeasttoday.in/)
Penebangan Hutan Liar (Sumber: https://www.northeasttoday.in/)
                   Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bencana alam bukan hanya diakibatkan dari alam itu sendiri, tetapi juga diakibatkan oleh kerusakan lingkungan yang disebabkan manusia. Padahal alam itu sendiri pun, secara tidak langsung, beberapa ada yang sudah melindungi kita terhadap risiko bencana alam seperti hutan, terumbu karang serta mangrove. Oleh karena itu, kita sebagai makhluk Tuhan yang diberi akal sehat harus terus melestarikan alam sekitar serta harus sadar bahwa alam kita ini juga melindungi kita dan mengurangi bahaya dari risiko bencana alam. Jadi, berhentilah merusaki alam dan mulai menjaga alam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun