Mohon tunggu...
ALYA AZMINOVALIA
ALYA AZMINOVALIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi jurusan hukum keluarga dan sebagai seorang yang memiliki hobi memasak dan menari ehehh :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Riview Skripsi

30 Mei 2024   12:22 Diperbarui: 30 Mei 2024   12:35 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

RIVIEW SKRIPSI "TRADISI PERHITUNGAN WETON DALAM PERNIKAHAN JAWA DI DUSUN SIDOREJO, DESA SEDAH, KEC. JENANGAN,  KAB. PONOROGO"
Judul skripsi:TRADISI PERHITUNGAN WETON DALAM PERNIKAHAN JAWA DI DUSUN SIDOREJO, DESA SEDAH, KEC. JENANGAN,  KAB. PONOROGO
Instansi : IAIN PONOROGO
Penulis: Della Dwi Rahmawati
Tahun Skripsi: 2020
Tugas Akhir Semester
Nama : Alya Azmi Novalia
Nim : 22121232
Prodi: Hukum keluarga islam
Kelas: 4F
A.Pendahuluan
Perkawinan menjadi sebuah hal yang harus dilakukan oleh umat manusia namun,tak banyak pula yang tidak memilih untuk melangsungkan perkawinan, di Indonesia perkawinan menimbulkan banyak presepsi yakni menyatukan dua insan untuk saling membina dan menjalani kewajiban kewajiban yang ada setelah adanya ikatan perkawinan. Sebagaimana tujuan perkawinan adalah untuk melanjutkan keturunan untuk generasi yang sejahtera. Perkawinan tidak hanya menyangkut dua insan saja melainkan dua keluarga yang diharuskan untuk saling memahami. Di Indonesia terdapat banyak macam suku, budaya, agama, adat, ras, dan bahasa. Banyak pula didengar bahwa di Indonesia itu terdapat pantangan suku dan lainnya. Begitu dengan suku jawa ragamnya yang unik sudah tak jarang rang tak mengetahuinya, dalam suku jawa terdapat adat dimana bila akan melangsungkan perkawinan ada istilah weton, yakni perhitungan jawa dengan menggunakan tanggal lahir dan hari pasarannya. Penentuan ini dilakukan dengan panduan primbon jawa atau kitab yang berisi mengenai pengetahuan kejawen sebagai warisan leluhur.
Primbon jawa tidak hanya digunakan untuk menentukan hari pernikahan saja melainkan aktivitas lain seperti hari panen dan terdapat pula yang lainnya. hal ini sudah lama dipercayai oleh banyak kalangan masyarakat. Tetapi masyarakat tidak sepenuhnya percaya namun menghormati apa yang sudah menjadi tradisi di sekitar daerahnya. Kaitannya dengan islam hal ini bisa dianggap mempercayai yang dimana itu adalah ketetapan manusia saja, dan yang nyata itu adalah takdir yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Hubungan antara islam dan budaya jawa dikatakan ada hubungannya, ciri khas ini melahirkan budaya jawa yang sangat sacral. Uniknya penerapan weton masih banyak yang melakukan dan jika yakin akan hal itu maka akan terjadi secara nyata.
B. Alasan memilih judul ini
Alasan mengambil judul mengenai hal ini dikarenakan tradisi peerhitungan weton adalah warisan yang banyak anak muda saat ini belum banyak mengetahui dan belum mengetahui teknik cara perhitungannya, perhitungan ini perlu dikenalkan kebanyakan dari desa atau daerah yang masih menggunakan hitungan weton untuk melangsungkan pernikahan dan hal lainnya dilakukan oleh kalangan orang tua. Warisan budaya ini unik untuk dilestarikan terutama bagi yang memiliki keturunan jawa yang juga masih kental akan tradisi adatnya. Primbon jawa juga sebagai identitas dan kebanggan bangsa khususnya di daerah jawa. Dengan ini juga dapat memastikan terdapat nilai nilai tradisional yang terus hidup di era modern.

C. Hasil pembahasan riview jurnal
Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki laki dan perempuan sebagai pasangan suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga sakinah mawaddah dan rohmah. Pernikahan juga dilakukan untuk melanjutkan keturunan yang kelak akan meneruskan generasi. Pernikahan dianggap sebagai hal yang suci dan sakral dan monumental didalam hidup kedua insan yang saling terikat tersebut. Diharapkan bahwa pernikahan itu akan bertahan selama hidupnya. Dalam pernikahan terdapat ritual, simbol, ataupun syarat. Khususnya bagi orang yang masih kental akan kepercayaannya dengan tradisi turun temurunnya.
Pernikahan menjadi tradisional yang sudah diakui dalam kebudayaan dan masyarakat, masyarakat jawa secara geografis meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur. DI Yogyakarta dan Surakarta adalah pusat kebudayaan Jawa. Mayoritas penduduk jawa adalah beragama islam kemudian campuran agama islam dan jawa masih sangat kental sehingga saat acara pernikahan lebih di dominan adat jawa. Adapun istilah warisan yakni sesuatu yang telah menjadi turun temurun, warisan ini bisa norma sosial, pola kelakuan, dan adat kebiasaan yang mengarah kepada semua aspek kehidupan.
Masyarakat jawa memiliki arti sendiri mengenai pernikahan, selain melanjutkan keturunan, mempererat keluarga tetapi juga menjaga silsilah keluarga dengan cara yang baik. Dalam pernikahan adanya pertimbangan mengenai segi bibit, bebet, dan bobot oleh orang tua yang akan mempunyai mantu. Hal ini bertujuan agar keturunan yang akan lahir adalah yang baik. Seperti halnya diatas yakni bahwa solo dan jogja adalah pusat kebudaayan jawa karena mengandung citra keunikan dan kekayaan secara filosofis dan historis.
Weton adalah kelahiran. Dalam bahasa Jawa, Wetu mempunyai makna keluar atau lahir, kemudian mendapat akhiran --an yang membentuk menjadi kata benda dengan sebutan Weton adalah gabungan antara hari dan pasaran saat bayi yang dilahirkan ke dunia. Weton merupakan penggabungan, penyatuan, penghimpun atau penjumlahan hari lahir seseorang, yaitu meliputi hari Ahad, Senin, dan seterusnya dengan pasaran, yaitu Legi, Pahing, Pon, Dan Kliwon Dan Wage. Setiap orang Jawa mempunyai weton, karena weton memiliki arti dari hari kelahiran seseorang sesuai dengan hari pasarannya. Lima hari dari pasaran tersebut, menurut zaman kuno dapat meliputi Batara Pahing, Batara Legi, Batara Wage, Batara Kliwon, Batara Pon. Bagian tersebut merupakan bagian pokok dari jiwa manusia yang sudah menjadi pengetahuan masyarakat jawa sejak zaman dahulu hingga saat ini.
Perhitungan dalam primbon Jawa yang menggunakan kalender Jawa setiap hari pasaran, bulan dan tahun memiliki perhitungan tersendiri dan digunakan sebagai identifikasi kejadian yang bisa saja terjadi pada hari yang akan datang. Primbon hingga saat ini dijadikan sebagai kewaspadaan dalam kehidupan orang Jawa. Hari dan pasaran masing-masing memiliki angka. Gabungan dari hari dan pasaran yang disebut neptu atau weton yang kemudian menjadi acuan untuk mencari hari baik untuk melakukan ritual adat Jawa seperti pernikahan.
D. Rencana skripsi yang akan ditulis
TRADISI KEJAWEN TERHADAP PERHITUNGAN WETON MENURUT SESEPUH MASYARAKAT DAN PRESPEKTIF ISLAM
Argumen saya karena saya adalah keturunan Jawa yang tinggal di Sumatra sehingga tertarik akan hal itu dan ingin mengetahui bagaimana teknik cara penghitungannya, begitu pula seperti yang saya lihat di internet banyak hal yang sesuai dengan apa yang terjadi pada karakter diri saya, karena primbon jawa bukan hanya untuk menentukan hari pernikahan melainkan juga karakter seseorang. Kemudian saya ingin memberitahukan juga kepada adik adik atau pun anak anak usia kecil yang mungkin setelah mereka remaja sudah tidak ada atau mungkin sudah jarang yang membahas bahwa terdapat adat unik dari jawa yakni perhitungan hari hari baik menggunakan weton. Bisa jadi hal ini menjadi asing dikalangan orang orang generasi kedepan. Yang padahal perhitungan weton adalah budaya leluhur yang unik dan ketika waktu itu menjadi hal yang sacral.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun